Sukses

Lansia Alergi Usai Terima Vaksin COVID-19 Dosis Pertama, Bolehkah Lanjut Suntikan Kedua?

Lansia alami alergi usai terima vaksin COVID-19 dosis pertama, bolehkah lanjut suntikan kedua?

Liputan6.com, Jakarta - Bagi lansia yang mengalami reaksi alergi usai terima vaksin COVID-19 dosis pertama, Ketua Tim Vaksinasi COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Iris Rengganis menegaskan, perlu pertimbangan matang dalam pemberian dosis suntikan kedua.

Butuh pemeriksaan alergi lebih lanjut bila ingin mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 kedua. Hal ini tergantung dari kategori alergi yang dialami, apakah berat atau tidak.

"Tergantung jenis alerginya. Kalau alerginya termasuk berat atau anafilaksis (syok yang disebabkan oleh reaksi alergi yang berat), tentu mengancam nyawa. Jelas hal ini tidak boleh diberikan lagi (vaksin COVID-19) untuk kedua kalinya," tegas Iris saat dialog Kupas Tuntas Nutrisi dan Vaksin COVID-19 untuk Lansia, Minggu, 7 Maret 2021.

"Tapi kalau alerginya bentol-bentol, itu memang kita pertimbangkan. Kita enggak bisa memaksakan seseorang buat suntik vaksin COVID-19 dosis kedua bila dia dinyatakan alergi setelah divaksin dosis pertama."

Jika memaksakan tetap memberikan dosis suntikan vaksin COVID-19, maka bisa saja kekhawatiran terhadap reaksi alergi yang lebih parah.

"Yang ditakuti adalah paparan pertama (reaksi alergi penyuntikan vaksin pertama) saja timbul. Paparan kedua (penyuntikan kedua) bisa saja alerginya lebih parah dibanding reaksi awal," jelas Iris.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Reaksi Alergi dari Vaksin COVID-19 Bisa Mengancam Nyawa

Iris Rengganis menambahkan, reaksi alergi setelah divaksin COVID-19 berasal dari bahan pembuat vaksin. Munculnya reaksi alergi menandakan bahwa bahan pembuat vaksin memiliki kontraindikasi kuat bagi individu tertentu.

"Nanti akan dilihat dulu jenis alerginya bagaimana. Kalau alergi berat pasti tidak boleh karena kontraindikasi mutlak. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah menyatakan, alergi yang dialami individu dari satu bahan vaksin, maka kondisi tersebut kontraindikasi mutlak," tambahnya.

"Jadi, memang faktor alergi mutlak ini membuat kita harus hati-hati. Karena bisa mengancam nyawa. Kalau betul-betul individu yang bersangkutan dinyatakan alergi usa divaksin COVID10, maka memang tidak boleh lagi diberikan vaksin (yang sama) untuk kedua kalinya."

Di sisi lain, para lansia yang ikut vaksinasi COVID-19 harus menerima vaksin COVID-19 suntikan kedua rentang jarak nol sampai 28 hari. Periode tersebut diteliti, respons imun dari vaksin COVID-19 terhadap lansia terbilang bagus.

"Kenapa respons vaksin dewasa (penyuntikan kedua) nol sampai 14 hari, sedangkan lansia nol sampai 28 hari? Karena dalam penelitian dibandingkan antara 0-14 dengan 0-28 dalam pembentukan antibodi lansia," papar Iris yang juga dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi.

"Ternyata pembentukan antibodi lansia lebih bagus pada 0-28 hari. Ini sangat sesuai, terlebih lagi lansia mengalami degenerasi dan sistem imun pun mulai banyak menurun. Karena itu pada lansia suntikan kedua diberikan 0-28 hari."

3 dari 3 halaman

Infografis Benarkah Sudah Divaksin Masih Bisa Kena Covid-19?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.