Sukses

Tips Dokter dalam Mengurangi Efek Samping Vaksin COVID-19

Efek samping vaksin yang umum adalah nyeri dan bengkak di lengan yang menerima suntikan serta demam, menggigil, kelelahan dan sakit kepala. Lantas, bagaimana cara mengelola efek samping vaksin COVID-19?

Liputan6.com, Jakarta - Kabar efek samping vaksin COVID-19 mungkin membuat Anda khawatir. Namun tenang, meskipun Anda ragu akan gejala yang muncul, seperti demam, namun sebenarnya itu merupakan pertanda bahwa Anda baik-baik saja.

Seperti disampaikan dokter penyakit dalam di Stony Brook, New York Dr. Sunitha Posina, demam justru menandakan bahwa tubuh Anda sedang mengajarkan sistem kekebalan Anda untuk mengenali dan menyerang virus.

"Dan meskipun Anda tidak demam, itu juga berarti Anda baik-baik saja. Vaksin masih berhasil," katanya, seperti dikutip Livestrong.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), efek samping vaksin yang umum adalah nyeri dan bengkak di lengan yang menerima suntikan serta demam, menggigil, kelelahan dan sakit kepala. Namun itu semua adalah efek samping normal.

Sementara gejala mirip flu bukan berarti Anda sakit karena vaksinasi atau tertular COVID-19, sebab vaksin yang disetujui tidak mengandung virus hidup, yang berarti vaksin tidak membuat Anda sakit. Lalu, meskipun teman Anda setelah divaksin mengalami demam dan gejala mirip flu, belum tentu Anda harus mengalami hal yang sama pula. Tiap orang memberi respon yang berbeda-beda.

Atau Anda mungkin juga pernah mendengar orang-orang ynag mengalami reaksi yang lebih parah setelah dosis kedua. Nah, untuk Anda yang ingin mengurangi efek sampingnya baik setelah doosis pertama maupun kedua, berikut ini tips dari para dokter, dilansir dari Livestrong:

Sebelum disuntik

Jangan minum obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen (Advil) atau acetaminophen (Tylenol) sebelum Anda divaksin (mungkin demi mencegah kemungkinan efek samping). Itu karena pengembang vaksinnya atau penelitinya juga tidak tahu bagaimana pengaruhnya terhadap sistem kekebalan dan karena mereka tidak memasukkan variabel ini ke dalam penelitian uji coba, kata Dr. Posina.

Selain itu, tidak semua orang mengalami efek samping sehingga tidak ada alasan untuk mengonsumsi obat yang meskipun obat bebas jika tidak diperlukan. Karena jika Anda melakukannya, justru berpotensi membuka diri pada potensi efek samping dari obat itu sendiri.

Adapun satu pengecualian, yaitu jika Anda memiliki kondisi harus secara teratur menggunakan NSAID untuk kondisi yang sudah ada sebelumnya (misalnya arthritis atau sedang menderita migrain hari itu) untuk menghilangkan nyeri maka tidak apa-apa meminumnya, kata Dr. Posina. Tidak ada aturan yang ditetapkan, tetapi itu tergantung pada apa yang terbaik untuk Anda dan manfaat risiko Anda sendiri. Info lebih lanjut, hubungi dokter.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Setelah disuntik

1. Gerakkan lengan

Dengan melakukan ini akan meningkatkan aliran darah dan melatih otot, kata Dr. Posina. Menurut UPMC HealthBeat, menggerakkan anggota tubuh dapat mengurangi rasa sakit dan bengkak di tempat suntikan.

2. Gunakan kompres

Basahi waslap dengan air dingin dan letakkan di lengan tempat Anda mendapatkan suntikan. Suhu dingin juga dapat membantu mengurangi pembengkakan, kata Dr. Posina.

3. Obati gejala mirip flu dengan istirahat dan tylenol

Jika Anda demam atau kedinginan, minum acetaminophen (Tylenol). "Tidak ada data yang menunjukkan bahwa mengonsumsi acetaminophen setelah vaksin akan mengganggu respons kekebalan," kata Dr. Posina. Ia menunjukkan bahwa dalam uji coba vaksin COVID-19 tidak membatasi responden untuk minum obat setelah disuntik. Berbaring dan istirahatlah jika perlu, tetap terhidrasi dan turuti tubuh Anda dan jaga diri.

Jika efek samping bertahan atau memburuk

Menurut CDC, efek samping ini akan hilang dalam beberapa hari. Namun jika kemerahan dan nyeri di lengan Anda memburuk setelah 24 jam atau efek samping tidak membaik meupun hilang setelah beberapa hari, hubungi dokter. Termasuk jika Anda mengalami demam tinggi (lebih dari 40 derajat celcius) selama tiga hari berturut-turut atau mengalami masalah pernapasan, nyeri dada, dan mengi. Karena efek sampping tersebut tidak diharapkan terjadi, terlebih membutuhkan perhatian medis.

3 dari 3 halaman

Infografis Orang Tak Divaksin 3 Kali Lebih Berisiko Terpapar Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.