Sukses

Daftar 9 Alergi Tak Biasa, Salah Satunya Bisa Menyebabkan Kematian

Ini 9 alergi aneh yang pernah ditemukan pada manusia.

Liputan6.com, Jakarta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menyebutkan delapan jenis makanan yang dapat menyebabkan lebih dari 90 persen reaksi alergi pada individu yang terkena. Alergen tersebut adalah susu, telur, kacang tanah, kacang pohon, ikan, kerang, kedelai dan gandum.

Alergi muncul ketika sistem kekebalan bertindak seolah-olah zat asing lebih berbahaya daripada yang sebenarnya. Selain delapan makanan di atas, ditemukan juga alergi pada sebagian kecil orang yang disebabkan alergen yang terbilang aneh.

Melansir Live Science, setidaknya ada 9 alergen aneh yang pernah ditemukan pada manusia. Apa saja? Mulai dari daging sapi hingga air mani. 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 11 halaman

Daging Sapi

Alergi terhadap daging sapi jarang terjadi, terutama pada orang dewasa. Tetapi menurut studi kasus yang dilaporkan dalam Journal of Investigational Allergology and Clinical Immunology pada 2001, seorang pria yang tidak memiliki riwayat alergi menderita dua reaksi alergi terhadap daging sapi.

Reaksi pertama datang tak lama setelah makan steak sirloin, dan yang lainnya, beberapa hari kemudian, terjadi setelah makan hamburger yang dibuat dengan daging sapi.

Tes tusuk kulit menunjukkan dia alergi terhadap daging sapi, babi, domba dan kelinci, tetapi tidak alergi terhadap kucing, kuda, tungau, kedelai atau susu sapi, kata penelitian tersebut.

Karena pasien dapat menolerir susu dan produk unggas, dokter menganjurkan agar ia makan makanan tanpa daging, kecuali unggas. Namun, dia kesulitan mempertahankan diet barunya. Empat bulan kemudian dia mengalami dua reaksi baru, masing-masing setelah makan sosis domba dan babi.

3 dari 11 halaman

Air

Orang dengan alergi air dikenal sebagai urtikaria aquagenik sering mengalami gatal-gatal parah dan gatal-gatal dalam waktu lima menit setelah bersentuhan dengan air, terlepas dari sumbernya baik air laut maupun air keran.

Lesi pada kulit berlangsung sekitar 30 menit. Diagnosis ditegakkan dengan mengoleskan kompres basah ke kulit pada suhu tubuh.

Sekitar 30 kasus urtikaria aquagenik telah dipublikasikan dalam literatur medis dan mekanisme dari kondisi langka ini masih belum diketahui.

Menurut studi kasus pada 1998 di Annals of Allergy, Asthma and Immunology, kadar histamin (zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel di dalam tubuh ketika mengalami reaksi alergi atau infeksi) yang biasanya menjadi penyebab alergi sebenarnya tidak berubah selama reaksi alergi ini. Itu membuat reaksi sulit untuk diobati atau dicegah dengan obat antihistamin.

4 dari 11 halaman

Udara Dingin

Alergi dingin atau dikenal juga sebagai urtikaria dingin ini adalah gangguan inflamasi yang disebabkan oleh penurunan suhu secara tiba-tiba. Mirip dengan reaksi alergi lain yang lebih umum, pasien sering mengalami kemerahan, gatal, bengkak dan gatal-gatal saat bersentuhan dengan udara dingin, air dingin atau bahkan minuman dingin, menurut Mayo Clinic.

Mereka yang mengalami kondisi tersebut mungkin telah belajar untuk menghindari suhu dingin, dan mungkin menggunakan antihistamin sebelum paparan dingin sebagai tindakan pencegahan. Berenang di air dingin adalah penyebab paling umum dari reaksi seluruh tubuh yang parah.

Suhu dingin memicu pelepasan besar-besaran histamin dan bahan kimia sistem kekebalan lainnya, menyebabkan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba yang dapat menyebabkan pingsan, syok, dan, dalam kasus yang jarang terjadi, kematian.

5 dari 11 halaman

Larutan Garam

Larutan garam dianggap sebagai zat yang jinak, dan sering diberikan melalui pembuluh darah kepada mereka yang berisiko dehidrasi.

Namun, dalam kasus yang dilaporkan dalam American Journal of Emergency Medicine pada tahun 2009, seorang wanita Turki berusia 37 tahun mengembangkan reaksi anafilaksis terhadap infus garam normal saat dia dievaluasi untuk nyeri perut akut.

6 dari 11 halaman

Umpan Ikan

Ada beberapa kasus reaksi alergi akibat umpan ikan yang dilaporkan di kalangan nelayan.

Dalam satu kasus, seorang nelayan amatir berusia 58 tahun mengeluh bengkak dan gatal-gatal di wajah dan tubuhnya setiap kali dia pergi memancing di air tawar. Gejala tersebut akan muncul sekitar tiga jam setelah dia mulai memancing, tetapi terkadang tidak muncul selama enam atau delapan jam, setelah dia kembali ke rumah.

Tes tusuk kulit mengungkapkan bahwa pria itu alergi terhadap larva Galleria mellonella (ngengat lilin besar), yang dia gunakan sebagai umpan.

7 dari 11 halaman

Beanbag

Menurut studi kasus tahun 1996 yang dilaporkan dalam Annals of Allergy, Asthma & Immunology, seorang anak laki-laki berusia 6 tahun mengalami gangguan pernapasan ringan saat bermain dengan beanbag di sekolah. Reaksinya dipicu oleh debu dari kedelai kering di dalam beanbag.

Beanbag adalah kantung kecil berisi kacang kering dan digunakan untuk permainan anak-anak. Biasanya juga jadi tempat duduk.

8 dari 11 halaman

Adonan Pancake Basi

Bagi kebanyakan orang, adonan pancake kadaluwarsa alias basi tidak terlalu membuat masalah kesehatan. Namun, seorang pria berusia 19 tahun menderita syok anafilaksis dan meninggal setelah dia makan adonan pancake yang dibiarkan terbuka di lemari selama sekitar dua tahun.

Menurut studi kasus pada 2001 yang diterbitkan dalam American Journal of Forensic Medicine & Pathology, pria tersebut memiliki riwayat alergi ganda, termasuk jamur dan penisilin.

Menanggapi keluhan dari dua temannya, yang mengatakan pancake terasa seperti "alkohol gosok," dia makan dua pancake untuk sarapan dan tak lama kemudian mengalami sesak napas. Dia menjadi sianosis (membiru karena kekurangan oksigen) dalam perjalanan ke klinik dan pingsan dalam serangan kardiopulmoner pada saat tiba di klinik.

Sebuah tes laboratorium mengkonfirmasi bahwa adonan pancake yang dimakan banyak mengandung jamur. Reaksi alergi yang fatal mungkin dipicu oleh jamur dalam adonan pancake basi, kata para peneliti.

9 dari 11 halaman

Air Mani Sendiri

Ada perempuan yang alergi terhadap air mani pasangannya walau jumlahnya tidak banyak. Lebih jarang lagi, ada pria alergi terhadap air mani mereka sendiri.

Peneliti Belanda melaporkan dua kasus sindrom penyakit postorgasmic dalam Journal of Sexual Medicine edisi Januari. Dalam kedua kasus tersebut, para pria mengalami gejala alergi di sekitar mata dan hidung mereka, dan penyakit seperti flu sementara dalam hitungan detik, menit atau jam setelah berhubungan seks, masturbasi atau ejakulasi spontan.

Tes tusuk kulit memastikan bahwa mereka memang alergi terhadap air mani mereka sendiri.

Alergi mereka akhirnya diobati dengan terapi hiposensitisasi, di mana seseorang disuntik dengan sejumlah kecil alergennya yaitu air mani mereka sendiri. Suntikan ini dilakukan dari waktu ke waktu, dalam dosis yang meningkat secara bertahap. Para peneliti melaporkan bahwa para pria menunjukkan perbaikan yang signifikan pada gejala mereka setelah tiga tahun pengobatan.

10 dari 11 halaman

Hormon Perempuan

Selain alergi terhadap air mani sendiri, ada pula yang memiliki alergi terhadap hormon perempuan.

“Relatif umum untuk mendengar wanita mengeluh tentang jerawat yang memburuk dan retensi air pada titik-titik tertentu dari siklus menstruasi mereka. Namun, sejumlah kecil wanita menderita kondisi yang disebut dermatitis progesteron autoimun (APD), kelainan kulit yang diperburuk oleh hipersensitivitas progesteron selama fase luteal dari siklus menstruasi, yang terjadi setelah ovulasi,” dikutip dari Live Science.

APD biasanya terjadi pada kehidupan dewasa dan jarang terjadi di masa kehamilan atau periode pascamenopause.

Kasus serupa dilaporkan dalam European Journal of Dermatology pada 2002. Seorang wanita berusia 27 dirawat di klinik karena gatal-gatal di wajah berulang yang selalu dimulai sekitar tiga hari sebelum menstruasi dan menghilang dalam tujuh hari. Lesi kulitnya akan hilang secara spontan tanpa tanda sisa sampai siklus berikutnya.

Diagnosis dikonfirmasi ketika tes tusuk kulit menunjukkan bahwa progesteron menyebabkan kemerahan dan bengkak dalam waktu 30 menit. Setelah wanita itu didiagnosis, gejalanya diatasi dengan terapi berbasis hormon.

11 dari 11 halaman

Infografis COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.