Sukses

Studi Ungkap Perilaku Konsumsi Saat COVID-19: Daging Berkurang, Rempah Meningkat

Perilaku konsumsi pangan selama COVID-19, masyarakat mengurangi daging sementara itu minat untuk mengonsumsi rempah meningkat.

Liputan6.com, Jakarta Ada perubahan perilaku konsumsi pangan selama COVID-19, masyarakat mengurangi daging dan minat yang tinggi untuk membeli rempah-rempah. Pergeseran ini dilatarbelakangi dampak COVID-19 terhadap penurunan atau kehilangan sumber pendapatan.

Kondisi berujung penurunan kuantitas dan kualitas pangan yang dikonsumsi di rumah tangga. Pembelian pangan pun disesuaikan dengan pendapatan yang ada.

Dalam paparan Ketua Majelis Profesor Riset Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian RI Tahlim Sudaryanto saat dialog virtual Ketahanan Pangan Masa Pandemi COVID-19, Senin (26/10/2020), ada dampak COVID-19 terhadap konsumsi pangan.

Dampak ini berdasarkan studi yang dilakukan Peneliti Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementerian Pertanian RI Mewa Ariani yang dipublikasikan Mei 2020.

"Masyarakat mengurangi konsumsi daging, diganti dengan ikan dan tahu atau tempe yang harganya lebih murah. Ada peningkatan konsumsi rempah 50 persen, seperti jahe, temulawak," demikian hasil studi.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Keragaman Konsumsi Pangan

Ariani menulis, struktur pengeluaran pangan selama COVID-19 berubah dengan konsumsi pangan pokok dengan harga murah, seperti dari daging menjadi tahu/tempe.

Untuk konsumsi rempah yang meningkat dipengaruhi kesadaran meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini supaya tidak mudah terkena penyakit, termasuk COVID-19.

Bagi keluarga dengan pendapatan menengah ke atas, mulai konsumsi makanan yang menyehatkan dan beragam. Sekitar 62,5 persen responden mengubah kebiasaan makan, 59 persen di antaranya menambah keragaman konsumsi pangan.

Hasil studi juga menunjukkan, sekitar 56 persen responden mengalami peningkatan pengeluaran (pembelian) pangan. Sebagian masyarakat juga ada yang membeli makanan jadi, misal kalengan, siap dimasak, siap dikonsumsi, dan tidak mementingkan merek.

Selain itu, masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan imbauan di rumah saja, pola pembelian secara daring, khususnya masyarakat menengah ke atas marak terjadi.

3 dari 3 halaman

Infografis Kiat Makan Sehat Kala Lebaran

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.