Sukses

Antisipasi Kasus COVID-19 di Libur Panjang Akhir Oktober, Ini Strategi Dinkes Jateng dan Jatim

Dinkes di Jawa Tengah dan Jawa Timur mempersiapkan beberapa antisipasi untuk menjaga agar tidak terjadi lonjakan kasus COVID-19 sebagai dampak dari libur panjang di penghujung Oktober

Liputan6.com, Jakarta Untuk mengantisipasi kenaikan kasus COVID-19 sebagai dampak libur panjang di penghujung Oktober, Dinas Kesehatan di Jawa Tengah dan Jawa Timur mengatakan bahwa   mereka telah memiliki strategi untuk mengantisipasi lonjakan kasus.

Yulianto Prabowo, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah mengatakan bahwa dalam libur panjang, provinsinya kerap dikunjungi oleh masyarakat khususnya dari DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Maka dari itu, Yulianto mengatakan bahwa mereka telah mempersiapkan Satgas Jogo Tonggo di tingkat RW dan kelurahan untuk melakukan identifikasi terhadap para pendatang yang baru datang ke wilayah tersebut dan harus menjalani prosedur pemeriksaan.

"Lalu juga nanti kalau diperlukan harus dilakukan karantina, semacam itu. Ini yang kita siapkan," kata Yulianto dalam temu media virtual dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Rabu (21/10/2020).

"Tentunya juga di sektor lain di Dinas Perhubungan dan sebagainya itu ada checkpoint-checkpoint, jadi kalau di Jawa Tengah itu ada 9 checkpoint. Itu pintu-pintu di masuk dari provinsi Jawa Barat maupun Jawa Timur dan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta)."

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Antisipasi di Jawa Timur

Sementara Herlin Ferliana, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur mengatakan mereka terus mengimbau masyarakat untuk tidak keluar rumah apabila benar-benar tidak ada keperluan di masa libur panjang.

"Proteksi yang pertama ini adalah mengingatkan masyarakat untuk bisa mengurangi berkerumunan dengan banyak orang, kalau bisa tidak keluar, itu selalu kita sampaikan," kata Herlin.

Selain itu, Dinkes Jatim juga akan memastikan penerapan protokol kesehatan di tempat-tempat berkumpulnya banyak orang seperti di stasiun dan bandara.

"Yang ketiga, apakah perlu menambah fasilitas? Masih belum perlu. Karena kita lihat data sekarang, tingkat huniannya masih sekitar 40 persen, sudah longgar," tambahnya.

"Yang ada kita mengingatkan kembali kepada teman-teman di fasyankes supaya bersiap-siap tanpa harus menambah sarana dan prasarana yang ada."

3 dari 4 halaman

Pemerintah Ingatkan Potensi Lonjakan Kasus

Sebelumnya, pemerintah telah mengingatkan agar libur panjang di akhir bulan Oktober 2020 tidak berdampak pada lonjakan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia.

"Mari kita belajar dan berkaca pada pengalaman sebelumnya. Libur panjang telah terbukti berdampak pada kenaikan kasus positif COVID-19 di tingkat nasional," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (20/10/2020).

"Hal ini dipicu karena terjadinya kerumunan di berbagai lokasi yang dikunjungi masyarakat selama masa liburan serta ketidakpatuhan masyarakat pada protokol kesehatan."

Wiku mengatakan, pada periode libur panjang Idul Fitri dari 22 sampai 25 Mei 2020, terjadi kenaikan jumlah kasus COVID-19 harian dan kumulatif mingguan sekitar 69 sampai 93 persen.

"Angka itu dilihat sejak hari libur Idul Fitri dengan rentang waktu 10 hingga 14 hari. Jadi, selama 10 hingga 14 hari kemudian, kita melihat dampaknya (kenaikan kasus)." 

4 dari 4 halaman

Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.