Sukses

OTG COVID-19 sebagai Silent Killer, Perlu Terapkan Protokol Kesehatan di Rumah

OTG COVID-19 sebagai silent killer, perlu penerapan protokol kesehatan di rumah.

Liputan6.com, Jakarta Langkah antisipasi penularan COVID-19 dari Orang Tanpa Gejala (OTG), Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyampaikan, protokol kesehatan juga perlu diterapkan di rumah. Artinya, protokol kesehatan tidak hanya diterapkan setiap kali kita keluar rumah saja.

"Mereka yang OTG ini carrier (pembawa) bisa kita kategorikan sebagai silent killer, pembunuh potensial yang diam-diam tidak sadar kalau sudah terpapar COVID-19," ujar Doni dalam dialog Sosialisasi Perubahan Perilaku, ditulis Senin (5/10/2020).

"Orang-orang yang punya penyakit komorbid dan lansia termasuk kelompok rentan jika terpapar COVID-19 dan bisa meninggal. Oleh karena itu, protokol kesehatan ini tidak hanya dilakukan di luar rumah, melainkan di dalam rumah."

Apalagi OTG yang bisa saja dari kelompok muda (produktif) usia 18-59 tahun dengan tingkat mobilitas tinggi. Apabila mereka tidak menerapkan protokol kesehatan di luar rumah dengan baik, berpotensi menularkan virus Corona kepada anggota keluarganya di rumah.

"Saya minta untuk disampaikan kepada seluruh masyarakat. Berhati-hati kepada kelompok usia muda yang mobilitasnya tinggi, yang mereka tidak sadar mungkin sudah menjadi carrier," lanjut Doni.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penularan COVID-19 dari Orang Terdekat

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, 7 persen penderita COVID-19 di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran Jakarta adalah mereka yang tidak pernah keluar rumah. Data ini menunjukkan para penderita COVID-19 tertular dari orang-orang yang berada di dekatnya.

“Tujuh persen responder yang dirawat di Rumah Sakit Wisma Atlet itu adalah kelompok yang tidak pernah beraktivitas di luar rumah,” jelas Doni.

"Artinya, masyarakat yang tidak beraktivitas (di luar rumah) pun berpotensi terpapar COVID-19. Lantas dari siapa mereka terpapar COVID-19? Tidak lain dan tidak bukan tentunya dari orang yang terdekat,"

"Siapa orang terdekat? Itu adalah mereka yang beraktivitas di luar rumah, lantas pulang ke rumah sudah sebagai carrier--pembawa virus Corona."

3 dari 4 halaman

Merasa Tidak Akan Terpapar COVID-19

Doni juga menyentil soal 17 dari 10 responden penduduk di Indonesia merasa tidak akan terpapar dan tidak percaya adanya penyakit yang disebabkan oleh virus jenis SARS-CoV-2. Data ini dari hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS).

"Ini menjadi tantangan kita semua, bagaimana harus menjelaskan kepada masyarakat bahwa COVID-19 adalah nyata, bukan rekayasa. COVID-19 ini bukan konspirasi," tambahnya.

"Kita melihat data korban jiwa di tingkat global telah mencapai lebih dari 1 juta orang yang terpapar. Di Tanah Air sendiri, sudah lebih dari 280.000 orang positif dan meninggal telah mencapai lebih dari 10.000 orang, suatu angka yang sangat besar."

Adapun persepsi masyarakat terhadap risiko penularan COVID-19 dari data BPS, sebagai berikut:

1. Mungkin 29,4 persen

2. Cukup mungkin 34,3 persen

3. Sangat mungkin 19,3 persen

4. Tidak mungkin 12,5 persen

5. Sangat tidak mungkin 4,5 persen

4 dari 4 halaman

Infografis Hindari Penularan Covid-19, Ayo Jaga Jarak!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.