Sukses

Direktur LBM Eijkman: Berdamai dengan COVID-19 Bukan Berarti Menyerah pada Penyakit

Direktur LBM Eijkman menegaskan bahwa berdamai dengan virus corona COVID-19 bukan diartikan sebagai menyerah terhadap penyakit tersebut

Liputan6.com, Jakarta Peneliti yang juga Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan bahwa istilah berdamai dengan COVID-19 bukan berarti menyerah dan membiarkan diri tertular penyakit tersebut.

Amin mengatakan, World Health Organization telah menyampaikan bahwa virus corona penyebab COVID-19 akan sulit untuk benar-benar hilang karena mereka berasal dari alam.

"Yang bisa kita lakukan adalah bukan memusnahkan virusnya sama sekali, tetapi mencegah jangan sampai virus itu menyebabkan penyakit. Untuk itu tentu harus ada upaya untuk mencegah penularan, mencegah seseorang tidak tertular dan menularkan ke orang lain, dengan berbagai cara," kata Amin saat dihubungi oleh Health Liputan6.com pada Rabu (20/5/2020).

Amin mengatakan, upaya tersebut seperti apa yang telah dilakukan selama ini untuk mencegah virus influenza, HIV, atau penyakit lain yang bersifat luas seperti malaria.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bukan Berarti Menyerah

Amin mengatakan, yang dimaksud berdamai dengan COVID-19 bukan berarti menunggu herd immunity.

"Kalau kita sudah memiliki kekebalan juga tidak berarti bahwa kita bisa seenaknya. Artinya mungkin ada orang yang kebal tapi dia juga bisa menularkan kepada orang lain, orang lain ini yang mungkin akan menderita lebih berat," ujarnya.

"Jadi intinya adalah kita mesti menyesuaikan pola dan gaya hidup kita untuk mengantisipasi itu, misalnya secara umum dengan menjaga kesehatannya, lalu kalau vaksinnya sudah ada divaksinasi lebih baik, kalau ada gejala flu ya kita harus pakai masker."

Amin menegaskan bahwa yang dimaksud berdamai dengan COVID-19 bukan berarti menyerah terhadap virus tersebut dan membiarkan seseorang tertular. Hal ini bisa diartikan agar orang-orang tetap bisa menjaga dirinya dari penularan dengan segala upaya yang ada, meskipun virus tersebut sudah ada di dunia.

"Jadi memang berdamai, kemudian kita bisa hidup berdampingan dengan virus itu tanpa saling mengganggu."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.