Sukses

Marak Kopi Decaf atau Tanpa Kafein, Seberapa Sehat dan Aman?

Ada lagi yang menawarkan kopi decaf (Decaffein) atau tanpa kafein. Mungkin banyak dari Anda berpikir untuk apa minum kopi jika tanpa kafein?

Liputan6.com, Jakarta Semakin banyak tempat "ngopi" yang dapat kita nikmati, dari jenis cafe sampai kedai di sekitar kita. Ada lagi yang menawarkan kopi decaf (Decaffein) atau tanpa kafein. Mungkin banyak dari Anda berpikir untuk apa minum kopi jika tanpa kafein? Karena kebanyakan orang minum kopi karena kafeinnya yang membuat tetap segar untuk bekerja atau belajar semalaman.

Namun, rupanya kopi tanpa kafein ini juga banyak diminati bagi ibu hamil, menyusui atau penderita kecemasan. Lantas, apakah kopi tanpa kafein ini menawarkan manfaat yang sama dengan secangkir kopi biasa? 

Samantha Cassetty, RD, seorang ahli nutrisi diet dan rekan penulis Sugar Shock, mengatakan "Kopi biasa dan kopi tanpa kafein sebenarnya tak berbeda. Keduanya merupakan nabati alami yang mengandung polifenol. Antioksidan ini memiliki sifat anti-inflamasi, dan dapat membantu Anda menurunkan risiko sejumlah penyakit, termasuk diabetes tipe 2 dan kanker."

Selain itu, "senyawa ini juga berfungsi sebagai bahan bakar bagi bakteri baik dalam usus kita, jadi mengonsumsi polifenol dalam kopi, teh, dan buah-buahan, serta sayuran dapat meningkatkan kesehatan jiwa dan raga dengan menciptakan usus yang sehat," tambahnya, seperti dikutip Womenshealthmag.

Lebih spesifiknya, Jessica Cording, RD, ahli diet dan penulis The Little Book of Game-Changers: 50 Healthy Habits For Managing Stress & Anxiety mengatakan, "kopi tanpa kafein sama dengan kopi biasa, namun kafeinnya telah dihilangkan sampai kadar tertentu."

Sama seperti dengan kopi biasa, kadar kafein dalam secangkir kopi tanpa kafein dapat bervariasi, katanya. Ini artinya kebanyakan kopi tanpa kafein masih mengandung kafein.

Misalnya, kopi tanpa kafein Starbucks Pike Place seberat 8 ons mengandung 15 miligram kafein, sedangkan 6 ons kopi tanpa kafein Maxwell House berkisar antara satu hingga lima miligram.

Sonya Angelone, RD, juru bicara Akademi Nutrisi dan Diet mengatakan, meskipun namanya kopi tanpa kafein, namun sebenarnya masih mengandung kafein sekitar 3-4 miligram kafein per cangkir.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara pembuatan kopi tanpa kafein

Jika membuat kopi biasa dengan memanggang dan menggiling biji kopi, namun proses pembuatan kopi tanpa kafein memiliki cara lain.

Menurut Angelone, ada tiga cara dasar untuk membuat kopi tanpa kafein:

1. Swiss Water Process, yaitu menggunakan filter arang untuk menghilangkan kafein

2. Menambahkan karbon dioksida cair, yang melarutkan kafein

3. Menambahkan metil klorida (bahan kimia yang sering digunakan untuk menghapus cat) atau etil asetat (bahan kimia yang digunakan untuk melepas lem dan cat kuku), yang juga melarutkan kafein.

Dua bahan terakhir dari bahan kimia, amankah? Menurut Food and Drug Administration (BPOM Amerika), mereka aman digunakan — dan tampaknya tidak meninggalkan residu pada biji kopi, kata Angelone.

Apakah Kopi Tanpa Kafein Sehat?

"Bahkan tanpa kafein, kopi tanpa kafein masih mengandung antioksidan penambah kesehatan yang Anda dapatkan dari kopi biasa, kata Angelone. Faktanya, kedua bentuk kopi telah terbukti mengurangi risiko Anda terkena diabetes tipe 2, penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, kanker payudara, kanker prostat, dan kanker hati," kata Angelone.

Jika Anda sedang hamil, menyusui atau memiliki kondisi kesehatan yang mengharuskan Anda membatasi konsumsi kafein maka jawabannya, dibolehkan selama mereka tidak memiliki indikasi kesehatan lain, seperti misalnya jantung.

"Beberapa orang juga menemukan bahwa kafein membuat mereka cemas atau gelisah, jadi jika Anda pernah mengalami ini, Anda mungkin bisa beralih ke kopi tanpa kafein," kata Cassetty. Hal yang sama berlaku saat Anda minum kopi di sore hari cenderung membuat Anda terjaga di malam hari.

Selain itu yang perlu Anda pertimbangkan adalah kondisi perut Anda. Menurut Cassetty, kopi biasa dan kopi tanpa kafein dapat menyebabkan gejala pencernaan pada orang yang sensitif.

Namun, kopi berkafein cenderung menyebabkan lebih banyak masalah, seperti sakit perut dan refluks asam. Namun, jika itu tidak mengganggu perut Anda, itu sebenarnya dapat membantu Anda, tambah Cassetty.

Intinya, mana yang lebih baik tergantung preferensi pribadi. "Ketika Anda mempertimbangkan kopi tanpa kafein dibandingkan kopi biasa, pasti karena kafeinnya," kata Cording.

Jika Anda mengkhawatirkan bahan kimia dari cara pembuatannya maka pilih kopi yang organik, saran Cording.

Kopi organik bebas dari bahan kimia dan pestisida, dan itu dapat membuat perbedaan dalam kesehatan Anda secara keseluruhan, terutama jika Anda minum setiap hari.

Cara Menjaga Kesehatan Dengan Kebiasaan Minum Kopi

Pastikan kopi yang Anda minum merupakan kopi berkualitas, dan jangan menambahkan sirup, gula, dan krim terlalu banyak. "Gula dan kalori dapat menambah berat badan Anda dengan cepat dan meminimalkan manfaat kesehatan dari kopi," kata Angelone.

Jika Anda tidak bisa minum kopi hitam (tanpa gula, susu dan krim), Cassetty merekomendasikan tambahan kayu manis ke dalamnya. "Bumbu ini menambahkan sedikit rasa manis tanpa tambahan gula", katanya. Atau, hindari minum kopi berkafein setelah jam 3 sore agar tidak mengganggu tidur Anda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.