Sukses

Kisah Nenek Sempel Hidup Sebatang Kara di Perbatasan Indonesia-Malaysia

Katarak yang menyerang kedua mata membatasi gerak Nenek Sempel yang tinggal di perbatasan Indonesia-Malaysia itu.

Liputan6.com, Sanggau Bayangan menjalani hari tua dengan dikelilingi sanak keluarga dalam rumah yang hangat dan penuh cinta jauh dari keseharian Nenek Sempel.

Sebaliknya, warga lansia Dusun Sungai Ima, Desa Sotok, Kecamatan Sekayam, Kabupatan Sanggau Kalimantan Barat itu hidup sebatang kara dalam gubuk kayu ukuran 3 x 3 meter.

Katarak yang menyerang kedua mata membatasi gerak wanita usia 75 tahun yang tinggal di perbatasan Indonesia-Malaysia itu.

Kondisi Nenek Sempel memprihatinkan. Gubuknya terhitung tak layak huni. Sementara ia menderita katarak sejak 2004. Badannya pun mengalami pembengkakan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengandalkan uluran tangan tetangga

Nenek Sempel mengandalkan uluran tangan tetangga untuk makan sehari-hari. Ia terbiasa minum air mentah dan mandi di kubangan dekat rumahnya karena tak mampu pergi ke sungai.

"Untuk makan sehari-hari hanya mengandalkan dari uluran tangan tetangganya. Sedangkan untuk minum hanya minum air mentah. Mandinya pun hanya di kubangan dekat rumahnya, tidak bisa ke sungai karena tidak bisa melihat," jelas Letnan Kolonel Infanteri Kukuh Suharwiyono, Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Pengamanan Perbatasan Indonesia-Malaysia Yonif R 641/Beruang yang mengevakuasi Nenek Sempel.

3 dari 3 halaman

Evakuasi Nenek Sempel

Atas laporan warga, Kukuh dan enam personel satuan tugas pengamanan perbatasan yang dipimpinnya serta Kasi Ekbang Desa Sotok Kerbinus Budi mengevakuasi Nenek Sempel pada Jumat (29/11/2019). 

'Evakuasi Nenek Sempel dilakukan Satgas Pamtas atas adanya laporan dari warga bahwa ada seorang nenek yang sakit,” ujarnya.

Setelah evakuasi, Nenek Sempel dibawa ke Pontianak guna mendapat penanganan medis. "Kita bawa Nenek Sempel ke Pontianak Eye Center untuk mendapat pengobatan penyakit kataran yang dideritanya," tutup Kukuh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini