Sukses

3 Kalimat yang Bikin Kuping Pecandu Narkoba dan Alkohol Terasa Panas

Jangan ucapkan kalimat ini pada mereka

Liputan6.com, Jakarta - Bila kekasih atau orang yang dicintai kecanduan alkohol atau obat-obatan terlarang memang menjadi hal yang dapat membuat Anda merasakan kesedihan yang mendalam. Tak hanya itu, emosi Anda mungkin juga akan berubah-ubah.

Menurut National Survey on Drug Use and Health, pada 2017 sebanyak 19,7 juta orang Amerika berumur lebih dari 12 tahun memenuhi kriteria diagnostik untuk ketergantungan terhadap alkohol dan obat-obatan terlarang.

Menentukan bagaimana harus bereaksi saat mendapati orang-orang terdekat berada pada posisi kecanduan dan ketergantungan alkohol dan obat-obatan adalah hal paling sulit. Dan berikut adalah tiga hal yang harus Anda hindari untuk dikatakan kepada teman atau anggota keluarga dengan ketergantungan yang kembali kambuh seperti dilansir dari Self pada Sabtu, 30 November 2019.

1. “Mengapa kamu mengacaukan sifat baikmu?”

Pertanyaan atau komentar seperti “Bagaimana kamu bisa membiarkan ini terjadi?” dan “Saya tidak percaya kamu mulai minum atau menggunakan narkoba lagi” hanya akan menyiratkan bahwa orang yang Anda cintai bersalah.

Banyak yang masih belum bisa memahami sifat sebenarnya dari gangguan penggunaan narkoba. Kecanduan sendiri adalah penyakit, tapi stigma negatif yang datang terus-menerus tentang kecanduan dapat mengubah cara orang yang ingin berniat untuk tidak kambuh lagi menjadi kambuh.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kalimat yang Bikin Panas Telinga Pecandu Narkoba

2. “Aku sangat marah padamu sekarang”

Sangat wajar untuk merasa marah ketika seseorang yang Anda cintai kembali melakukan kesalahan yang sama untuk kali kedua. Namun, jika anda bisa memahami sifat kecanduan maka itu bisa membantu Anda menyadari apakah kemarahan Anda salah tempat atau tidak.

Jika Anda mampu mengungkapkan tentang pengaruh yang diakibatkan karena perbuatan orang yang Anda cintai tersebut tanpa membuatnya malu, hal itu masih wajar dan tidak apa-apa. Kemarahan anda harus diredam sedemikian rupa karena mengekspresikan segala bentuk kemarahan belum tentu bermanfaat. Kemarahan anda hanya akan menambah rasa bersalah pada orang yang kecanduan yang dapat membuat mereka membenci diri sendiri.

“Menimbun kemungkinan tidak akan banyak manfaatnya karena kita tahu bahwa orang tidak termotivasi oleh kemarahan atau dendam,” kata Timothy Brennan, M.D., direktur the Addiction Institute di Mount Sinai West dan Mount Sinai St.

3. “Sudah saatnya untuk mencoba berbagai pengobatan”

Dr. Brennan menjelaskan bahwa saat memberikan jajak pendapat tentang pengobatan terbaik, orang dengan kecanduan atau ketergantungan tidaklah sama dengan orang yang menderita penyakit jenis lainnya seperti ginjal kronis karena mereka akan memberikan jawaban dan reaksi yang berbeda. Orang dengan ketergantungan cenderung menawarkan diri tentang pengobatan seperti apa yang ingin dijalani.

“Seringkali, seorang anggota keluarga akan memutuskan ‘Saya tahu apa yang dia butuhkan. Dia perlu perlu pergi ke rehabilitasi.’ Dan pasien tidak tertarik dengan rehabilitasi,” kata Dr. Brennan.

Hal ini salah karena pasien mungkin sudah mempunyai rencana pengobatan lain yang ingin dilakukan. Sehingga sebagai orang terdekat sangat penting untuk menanyai pendapat mereka terlebih dahulu.

“Tapi mungkin pasien akan tertarik untuk pergi ke klinik rawat jalan dua kali seminggu,” ucap Dr. Brennan.

Penulis: Winda Nelfira

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.