Sukses

Diabetes Umumnya Bukan Disebabkan Oleh Faktor Genetik

Sempat ada anggapan bahwa diabetes adalah penyakit turunan.

Liputan6.com, Jakarta Diabetes merupakan penyakit kronis yang harus ditangani dengan serius. Diabetes menurunkan kemampuan tubuh untuk mencerna gula dan menimbulkan risiko penyakit lainnya.

"Pada orang diabetes, kemampuan tubuh untuk memasukkan gula ke dalam sel itu menurun. Akibatnya gulanya hanya beredar dalam darah, tidak masuk ke dalam sel," kata Dokter Spesialis Gizi Klinik Dr. dr. Fiastuti Witjaksono.

Sempat ada anggapan di masyarakat bahwa diabetes adalah penyakit turunan. Namun hal itu disangkal oleh Fiastuti. Menurutnya, kebanyakan kasus diabetes diakibatkan oleh gaya hidup dan pola makan yang buruk.

Makanan dan minuman berkadar gula tinggi, khususnya yang dalam kemasan merupakan kontributor terbesar terhadap perkembangan penyakit diabetes di Indonesia.

Dokter spesialis gizi itu mengungkapkan bahwa kebanyakan makanan dan minuman hanya memiliki kalori besar tanpa adanya gizi dan tinggi gula.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Semua orang memiliki risiko diabetes

Konsultan metabolik endokrin Dr. dr. Fatimah Eliana, SpPD, KEMD, FINASIM menjelaskan bahwa semua orang memiliki risiko diabetes yang sama karena gaya hidup, baik itu laki-laki maupun perempuan.

“Jadi lebih banyak karena faktor gaya hidup, nomor satu. Genetik juga berperan tapi itu hanya sekian persen (berjumlah sedikit). Biasanya sih pasien diabetes di Indonesia itu 90 persen karena gaya hidup. Hanya 10 persen yang bukan karena gaya hidup,” kata Fatimah.

Dampak dari meningkatnya kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi juga tampak dari semakin luasnya usia pasien diabetes. Menurut Fatimah, di masa lampau, pasien diabetes cenderung berusia di atas 40 tahun. Namun kini, tidak sedikit pula pasien diabetes yang masih berusia 30 tahun.

Kemasan dan rasa pangan yang lezat menyebabkan orang cenderung lupa menghitung dan membatasi jumlah gula yang dikonsumsi. Padahal, menurut Fiastuti, batas maksimal mengonsumsi gula adalah 4 sendok makan per hari. 

Batas maksimal itu tidak hanya berlaku untuk gula yang ditambahkan ke dalam minuman seperti teh manis. Namun gula yang ada dalam makanan sehari-hari, seperti nasi, sayuran dan kue-kue.

 

Penulis : Selma Vandika

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.