Sukses

Keselamatan dan Keamanan, Curhat Paling Banyak Dokter yang Akan Bertugas ke Pelosok

Keselamatan dan keamanan jadi pertimbangan utama bagi dokter yang akan ditugaskan ke pelosok.

Liputan6.com, Jakarta Curahan hati paling banyak bagi dokter yang ditugaskan ke pelosok, yaitu soal keselamatan dan keamanan. Faktor tersebut juga pertimbangan utama saat para tenaga kesehatan hendak diberangkatkan menuju lokasi penugasan.

"Kalau curhat paling banyak terkait penugasan dokter ke pelosok ya masalah keselamatan dan keamanan," ungkap Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih saat diwawancarai Health Liputan6.com di Kantor PB IDI, Jakarta pada Senin (4/11/2019).

"Apalagi urusan keselamatan dan keamanan harus dipenuhi pemerintah. Tidak ada rasa aman dari bahaya-bahaya yang ada, dokter juga akan takut nanti."

Keselamatan dokter pun penting. Ketika didera sakit parah selama mengabdi di daerah, para dokter juga butuh layanan kesehatan yang memadai. 

"Misalnya, ada dokter atau tenaga kesehatan sakit dan butuh layanan intensif, harus rujukan. Tapi karena di daerah itu tidak ada transportasi, jadi tidak bisa dirujuk ke fasilitas kesehatan yang memadai. Akhirnya, dokter bisa meninggal. Jangan sampai kejadiannya seperti ini," lanjut Daeng.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanggung Jawab Pemerintah Daerah

Menurut Daeng, urusan keselamatan dan keamanan adalah tanggung jawab pemerintah daerah. Dokter dan tenaga kesehatan di sana harus dijamin rasa aman dan keselamatannya.

"Keselamatan dan keamanan itu jaminan pemerintah daerah. Makanya, pas kejadian (kerusuhan) di Wamena beberapa waktu lalu, kami minta keamanan untuk dokter-dokter yang bertugas," ucapnya.

"Karena masih banyak kawan-kawan yang di sana itu bertahan. Tolonglah, dijaga dokter, didampingi dengan aparat agar keamanannya terjaga. Ini sangat vital bagi dokter yang bertugas di daerah-daerah terpencil dan rawan kerusuhan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.