Sukses

Menkes dan Kepala BKKBN, Teman Karib Saat Kuliah yang Kini Punya PR Turunkan Stunting

Menkes Terawan dan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, yang merupakan teman semasa kuliah, kini bersinergi turunkan angka stunting.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo SpOG(K) tak menyangka bahwa sahabat karibnya semasa kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Gadja Mada (FK UGM) Yogyakarta menjadi Menteri Kesehatan Republik Indonesia di Kabinet Indonesia Maju.

Hal ini diungkap Kepala BKKBN saat menyambut Menteri Kesehatan, dr Terawan Agus Putranto, SpRad, yang berkunjung ke Gedung BKKBN Pusat di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Senin, 28 Oktober 2019 pagi. 

"Waktu dokter Terawan terpilih, banyak wartawan yang menghubungi saya bertanya soal beliau. (Saya menjawab bahwa) Pak Terawan itu sangat kreatif. Dulu, ada lomba karya inovasi tingkat nasional, dan Pak Terawan ini menang. Kalau zaman sekarang, karyanyanya beliau itu keren sekali. Beliau (menciptakan) inkubator," kata Hasto.

Inkubator yang diciptakan Terawan, ucap Hasto, berbeda dari yang lain. Mantan Kepala RSPAD Gatot Soebroto itu menggunakan lampu teplok sebagai pemanasnya.

"Beliau ini memang kreatif sekali," ujarnya.

Mendengar pengakuan Hasto, Terawan pun jadi teringat masa-masa itu. Menurut pria asal Sitisewu, Yogyakarta, itu kondisi tersebut ketika dia dan Hasto sama-sama menjadi mahasiswa di Universitas Gadjah Mada sekitar tahun 1986.

"Saat saya masih kuliah, memang kebetulan dapat juara 1 nasional. Itu kebetulan lho, ya. Saya membuat inkubator dari lampu teplok. Pemanasnya itu lampu teplok. Jadi, dulu terkenal dengan bayi berkumis, karena kalau teploknya bocor, jadi langis. Bayinya jadi berkumis," Terawan menjelaskan.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berantas Stunting dengan Teman Kuliah

Senada dengan Hasto, Terawan pun mengaku bersyukur bahwa "rekan" dalam memberantas stunting di Indonesia merupakan teman dekat di semasa kuliah dulu.

"Saya sangat bersyukurnya itu, teman saya ngerumpi, teman saya diskusi, teman dulu belajar, ada di samping saya kembali setelah beberapa tahun tidak ketemu," kata Menkes.

"Kita pun sama-sama ngutang soto berjemaah," Terawan melanjutkan.

Mendengar cerita tersebut, aparatur sipil negara (ASN) di BKKBN yang hadir memberikan tepuk tangan gemuruh.

 

3 dari 3 halaman

Persahabatan Jadi Awal Baik untuk Atasi Stunting

Oleh sebab itu, Terawan mengatakan bahwa keakraban yang sudah terjalin cukup lama itu bisa membawa keduanya sama-sama menyelesaikan permasalahan yang menjadi pekerjaan rumah (PR) mereka.

"Tidak usah khawatir, keakraban kami bisa bisa membantu menyelesaikan masalah nasional. Rasa syukur itu akan kami wujudkan dengan kerja keras, di mana sesuai dengan visi dan misi Bapak Presiden menyangkut amanah untuk menghadapi stunting," kata Terawan.

"Khususnya keterlibatan BKKBN sungguh sangat diharapkan untuk all out," katanya.

Menurut Terawan, nuansa persahabatan antara dirinya dengan Hasto membuatnya yakin mampu untuk bisa memenuhi target.

"Untuk stunting kita ini bisa diturunkan mencapai standar WHO. Kalau bisa lebih turun lagi," tutur Terawan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.