Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Dianggap Sering Unggah Foto Seksi, Izin Dokter Myanmar Ini Dicabut

Nang Mwe San mengaku bahwa meski dirinya lebih suka bekerja sebagai model, namun suatu saat nanti ingin menjadi dokter lagi.

Liputan6.com, Jakarta Seorang dokter di Myanmar harus mengalami pencabutan lisensi dokter setelah dirinya mengunggah foto-foto yang dianggap seksi oleh Dewan Medis setempat.

Dewan Medis di negara itu mencabut lisensi Nang Mwe San pada 3 Juni lalu. Mereka merasa bahwa pakaian yang digunakan dalam foto-foto wanita 29 tahun itu tidaklah tepat.

Mengutip Channel News Asia pada Kamis (20/6/2019), Mwe San sering membagikan foto dengan pakaian renang, gaun ketat, dan pakaian tradisional Burma di media sosial Facebook. Hal ini dikarenakan dirinya juga seorang model.

"Saya sangat terkejut dan sedih. Untuk menjadi seorang dokter, itu adalah perjuangan yang panjang," kata Mwe San pada Thomson Reuters Foundation.

"Apakah saya mengenakan pakaian seksi saat bertemu pasien? Tidak pernah," tegasnya.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Keputusan yang Dianggap Seksis

Mwe San sendiri sudah menjadi seorang dokter umum selama empat tahun. Namun, dia juga sempat berhenti praktik selama dua tahun lalu untuk mengejar kariernya sebagai model. Hal itu yang membuat lisensinya dicabut.

Dewan Medis sempat memberinya peringatan untuk berhenti mengunggah gambar-gambar tersebut dan dihapus dari halaman media sosialnya. Namun, mengutip dari New York Times, Mwe San mengabaikannya.

"Di sini ada begitu banyak seksisme," kata Mwe San.

"Mereka tidak ingin wanita memiliki posisi yang lebih tinggi. Dan mereka menilai wanita dari apa yang kami kenakan. Mereka bahkan tidak ingin kami memakai celana panjang," ujar warga Yangon itu.

3 dari 3 halaman

Suatu Saat Ingin Bekerja Sebagai Dokter Lagi

Kasus ini mendapatkan perhatian dari beberapa pakar. David Mathieson, analis politik independen di Yangon bahkan membandingkannya dengan pembersihan etnis terhadap penduduk Muslim Rohingya di Rakhine.

"Tidak ada yang berbicara tentang apa yang terjadi di Rakhine, tetapi mereka semua bicara tentang kemarahan moral publik, edisi baju renang," kata Mathieson.

Mwe San mengakui bahwa pendapatannya sebagai model memang lebih banyak daripada pekerjaannya sebagai dokter.

"Saya merasa lebih nyaman dan senang bekerja sebagai model," katanya.

Meski begitu, dia tetap berencana mengajukan banding atas putusan tersebut. Dia menginginkan penangguhan lisensi agar suatu saat bisa bekerja sebagai dokter atau sukarelawan setelah karir modelnya berakhir.

"Saya akan mencoba yang terbaik untuk menyimpannya karena saya menghabiskan banyak waktu dan bekerja keras untuk mendapatkannya."

Ketika dihubungi oleh beberapa media, dewan medis Myanmar menolak untuk berkomentar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.