Sukses

Keranjingan Minum Bubble Tea, Remaja Tiongkok Masuk RS

Gara-gara kebanyakan minum bubble tea, remaja ini tidak bisa BAB selama lima hari. Sampai-sampai dilarikan ke rumah sakit karena rasakan perut melilit.

Liputan6.com, Tiongkok Bagi Anda yang menyukai minuman bubble tea, semoga tidak mengalami kondisi seperti remaja asal Tiongkok ini. Gara-gara keranjingan bubble tea, ia tidak bisa buang air besar (BAB) selama lima hari.

Kondisi sembelitnya karena perut dan usus Zhu Li penuh dengan bubble atau bola-bola yang terbuat dari tepung kanji atau tapioka. Zhu Li yang berusia 14 tahun harus dirawat di Zhuji People's Hospital, Provinsi Zhejiang, Tiongkok Timur.

Minuman bubble tea yang juga dikenal sebagai teh susu mutiara (pearl milk tea) atau teh 'boba' (boba tea) berasal dari Taiwan. Minuman ini biasanya mengandung lusinan bola tapioka layaknya mutiara.

Teksturnya yang kenyal memang nikmat saat digigit. Namun, bola-bola tapioka terkenal sulit dicerna. Alhasil, Li yang keseringan minum bubble tea langsung dibawa ke rumah sakit kerena mengeluh sakit perut parah seperti melansir lama The Sun, Jumat (14/6/2019).

Dokter Zhang Louwei yang menangani Li melakukan pemindaian perut gadis itu. Hasil pun tampak mengerikan, bubble tea yang berupa bola-bola tapioka yang tidak tercerna memenuhi seluruh sistem pencernaannya.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ratusan Bola Tapioka

Tenaga medis memperkirakan, ada ratusan bola-bola tapioka, yang merupakan unsur utama dalam minuman bubble tea kesukaan Li.

Li mengaku hanya minum satu cup bubble tea baru-baru ini akhirnya diresepkan obat pencahar untuk membantu mengeluarkan bubble tea dari perutnya.

Obat pencahar adalah golongan obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi sembelit atau konstipasi. Obat ini juga digunakan sebelum tindakan medis, misal operasi usus atau kolonoskopi, yang bertujuan membersihkan kotoran atau tinja di dalam usus.

"Dia pasti menyembunyikan jumlah minuman bubble tea yang sebenarnya dia minum. Begitu banyak bola-bola tapioka yang tidak tercerna. Semestinya bukan dikatakan hanya minum satu cup saja. Dia pasti sering minum bubble tea dalam jeda waktu yang singkat," tegas Zhang.

3 dari 3 halaman

Mengandung Lebih Banyak Kalori

Selain sulit dicerna, bola-bola tapioka pada bubble tea juga mengandung kalori dan gula lebih banyak. Bola-bola tapioka yang kenyal ini menambah lebih dari 200 kalori per setengah cup minuman.

Dalam seporsi minuman bubble tea bisa menghasilkan lebih dari 500 kalori. Ahli diet Sally Kuzemchak menyebutkan, ada rumor bubble mengandung bahan kimia yang berpotensi berbahaya.

Beberapa tahun yang lalu, para peneliti dari Jerman mengidentifikasi bahan kimia dalam bola-bola tapioka yang ternyata keliru dilabeli sebagai PCB.

PCB adalah suatu zat senyawa yang mungkin menyebabkan kanker. Tetapi peneliti University of California Berkeley, Amerika Serikat menjelaskan, hal itu terbukti tidak benar. Senyawa dalam tapioka sebenarnya adalah bahan kimia yang digunakan dalam perasa makanan dan disetujui oleh FDA.

Jika ingin minum bubble tea, pilihlah minuman tehnya dengan kadar gula yang lebih rendah.

"Anda bisa minta susu biasa, bukan krim manis atau susu kental manis. Anda juga bisa tidak minta memasukkan bola-bola tapioka demi menghemat 100-200 kalori. Periksa menu untuk menghitung kalori," tulis Sally dari laman WebMD.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.