Sukses

Keringat Saat Stres Berbau Tidak Sedap, Kok Bisa?

Stres seringkali membuat kita menjadi memproduksi keringat yang lebih bau. Apa penyebabnya?

Liputan6.com, Jakarta Seringkali, keadaan yang membuat kita merasa gugup, panik, atau stres membuat tubuh jadi mengeluarkan keringat yang banyak. Tidak jarang, dalam kondisi tersebut membuat badan menjadi lebih bau.

Hal ini seringkali membuat kita menjadi bertanya-tanya. Mengapa saat stres keringat yang dikeluarkan menjadi lebih berbau?

Melansir Men's Health pada Rabu (13/3/2019), ahli kimia organik di Monell Chemical Senses Center, Amerika Serikat, George Preti mengatakan bahwa ada dua jenis kelenjar keringat di tubuh Anda. Keduanya adalah kelenjar ekrin dan apokrin.

Kelenjar ekrin menghasilkan keringat berair yang menutupi tubuh setelah seseorang berlari. Keringat jenis ini berkembang di seluruh kulit dan mendinginkan tubuh saat menguap, baik karena olahraga atau panas. Sementara kelenjar apokrin hanya ditemukan di daerah ketiak dan aktif saat seseorang berada dalam tekanan psikologis. Keringat ini menghasilkan bau yang sangat kuat, terkadang saat Anda cemas atau takut.

Profesor dermatologi di Baylor College of Medicine, Ramsey Markus, mengatakan, keringat yang dihasilkan dari kelenjar apokrin memiliki konsentrasi lemak, lipid, dan protein yang lebih tinggi. Campuran ini sangat disukai oleh bakteri yang menghasilkan asam lemak dan amonia. Kondisi tersebut menciptakan bau yang sangat kuat.

Markus juga menambahkan, stres mengaktifkan sistem saraf simpatik tubuh Anda. Ini juga membuat jantung berdetak lebih cepat, telapak tangan berkeringat, dan mulut menjadi kering.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mencegah bau keringat

Sekalipun berbau, Markus mengatakan bahwa keringat akibat stres tidak benar-benar membuat ketiak basah. Yang jadi perhatian mungkin hanya masalah baunya saja. Sementara, jika seseorang mengalami hiperhidrosis atau keringat berlebih, hal ini jelas membuatnya dua kali lipat lebih tidak nyaman.

Para ilmuwan sendiri tidak yakin mengapa kelenjar apokrin menimbulkan bau. Namun, ada kemungkinan alasan evolusi di baliknya. Preti mengatakan, hewan cenderung mengeluarkan bau saat mereka stres. Aroma ini menjadi sinyal kepada rekan-rekannya bahwa ada sesuatu yang berbahaya atau menakutkan sedang terjadi.

Untuk mengatasi kondisi yang bisa membuat Anda dijauhi orang lain semacam ini, cobalah untuk mengendalikan stres. Selain itu, Markus juga memberikan saran untuk merawat ketiak. Rambut ketiak berlebih misalnya, bisa menjebak minyak dan mengandung bakteri lebih banyak di area permukaan. Mencukurnya dengan benar dan bersih bisa mengurangi itu.

Markus juga mengatakan, Anda bisa menggunakan parfum yang mengandung antiperspiran untuk menyumbat kelenjar keringat baik apokrin atau ekrin, serta mencegah uap air mencapai kulit. Tentu saja, ada beberapa kondisi kulit yang membutuhkan bantuan medis jika dibutuhkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.