Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Ancaman Risiko Berhubungan Seks dengan Binatang

Ada risiko yang mengancam dari perilaku menyimpang berhubungan seks dengan binatang.

Liputan6.com, Jakarta Ada risiko yang mengancam dari perilaku seks menyimpang dengan binatang. Bagi para aktivis hak-hak binatang, mereka sering kali menentang perilaku seks menyimpang tersebut.

Mereka mengklaim, penyimpangan seksual semacam itu bukan hanya dinilai sebagai kejahatan seksual terhadap binatang, melainkan sering berakhir dengan menyakiti anak-anak dan perempuan, menurut Psikiater Era Dutta asal India, dikutip dari Latestly, Senin, 25 Februari 2019.

Dalam bahasa psikologis, seks menyimpang dengan binatang dikenal dengan dua istilah, yaitu zoophilia dan bestiality. Kedua istilah ini saling berkaitan.

Zoophilia adalah ketertarikan seksual terhadap binatang, sedangkan bestiality terlibat dalam hubungan seksual dengan binatang. Artinya, seseorang yang punya hasrat seksual bisa saja menyetubuhi binatang.

Dari jurnal berjudul Zoophilia dan Bestiality: Cross-Cultural Perspective, yang ditulis Richard Kahn dari Antioch University, Los Angeles Amerika Serikat tahun 2007 dan dicetak dalam Encyclopedia of Human-Animal Relationships, Publisher: Greenwood Press ada sebuah kasus tentang risiko menyetubuhi binatang.

Kasus ini terjadi pada tahun 2005. Seattle Times pada tahun 2005 menerbitkan artikel tentang seorang pria yang meninggal karena usus besar yang berlubang setelah berhubungan seks dengan kuda.

Kolumnis surat kabar, Danny Westneat mengungkap kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tak ayal, berita berhubungan seks dengan binatang banyak dicari dan diunduh pembaca. Artikel itu pun menjadi yang paling populer dibaca.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kontak seksual dengan binatang

Profesor dari Angelo State University, Amerika Serikat, Sangeeta Singg memaparkan, zoophilia dianggap sebagai hal yang tabu dalam masyarakat modern. Tingkat prevalensi yang dilaporkan berkisar antara 8,3 persen hingga 4,9 persen pada pria dan 3,6 persen hingga 1,9 persen untuk wanita dalam populasi.

Temuan prevalensi itu ditulis Singg dalam Journal of Biological and Medical Sciences berjudul Health Risks of Zoophilia/Bestiality, yang diterbitkan 15 Maret 2017.

Namun, dalam kasus pasien rawat inap psikiatri, tingkat prevalensi zoophilia sangat tinggi (55 persen). Prevalensi zoophilia di berbagai belahan dunia tidak diketahui karena implikasi hukum dan sifat tabu dari subjek. Di Amerika Serikat dan banyak negara lain, seks menyimpang juga dianggap pelecehan terhadap hewan.

Bestiality juga dapat menimbulkan risiko kesehatan. Kontak seksual dengan hewan dapat menyebabkan masalah kesehatan berupa penyakit zoonosis. Penyakit zoonosis adalah penyakit hewan yang bisaditularkan dari hewan ke manusia.

Singg menuliskan beberapa risiko penyakit akibat berhubungan seks dengan binatang.

Leptospirosis

Setiap kontak dengan organ seksual anjing, sapi, babi, kuda, dan domba dapat menularkan penyakit bakteri ini ke manusia. Leptospirosis dapat menyebabkan meningitis yang menyebabkan kematian pada sekitar 10 persen pasien.

3 dari 3 halaman

Penularan penyakit ke manusia

Echinococcosis

Cacing parasit dari kotoran anjing, kucing, dan domba dapat menyebabkan penyakit ini. Cacing menyebabkan munculnya kista di paru-paru, hati,otak, limpa, jantung, dan ginjal. Jika tidak diobati, penyakit ini bisa jadi fatal.

Rabies

Salah satu yang paling parah dari zoonosis, rabies ditularkan dari air liur kucing, anjing dan kuda. Ini adalah infeksi virus yang memengaruhi sistem saraf pusat dan hampir selalu berakibat fatal jika tidak dirawat.

Penyakit urologis

Ada juga faktor risiko penyakit urologis di antara manusia. Sebuah studi terhadap 118 pasien kanker penis, 44 persen pasien melaporkan, dirinya melakukan kontak seksual dengan binatang.

"Ini mengarah pada kesimpulan, seks dengan binatang adalah faktor risiko masalah kanker penis dan mungkin berhubungan dengan penyakit kelamin," jelas Singg.

Selain penyakit yang bisa ditularkan, ada juga risiko cedera yang bisa disebabkan oleh hewan besar seperti kuda selama hubungan seksual.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.