Sukses

Sering Diabaikan, Ini 7 Tips Merawat Gigi Anak Agar Tidak Menyesal Nantinya

Gigi memang harus dirawat sejak anak usia dini

Liputan6.com, Jakarta Kesehatan gigi kerap diabaikan banyak orang dengan pemikiran bahwa gigi tak hanya satu. Namun, jika nasi telah menjadi bubur, satu-satunya hal yang umum terjadi hanyalah penyesalan.

Penelitian yang dilakukan seorang profesor biomaterials dari Universitas Oslo Norwegia membuktikan, gigi adalah satu-satunya organ tubuh yang tidak bisa regenerasi atau tumbuh kembali.

Sel pada gigi yang berperan penting dalam proses penyembuhan rupanya sangatlah sedikit sehingga menjadi penyebab sulitnya gigi untuk beregenerasi.

Oleh karena itu, gigi yang rusak tidak akan bisa diperbaiki. Meskipun bisa dilakukan implan, biaya yang dibutuhkan akan merogoh kocek yang tidak sedikit.

Untuk itu, gigi implan sebagai salah satu alternatif perbaikan gigi tidak seharusnya dijadikan alasan untuk menyia-nyiakan kesehatan gigi.

Seperti yang disebutkan Dr. Bill So, dilansir dari chron.com, Minggu (27/1/2019) kendati tingkat kesuksesan implan yang mencapai 95 persen, tetap ada kemungkinan resiko komplikasi atau infeksi seperti cedera syaraf, sinus, atau pada rongga hidung.

Hal ini kemudian membuat alternatif regenerasi gigi masih menjadi misteri di dunia kesehatan, karena sampai sekarang, masih belum ditemukan cara untuk memperbaiki gigi yang rusak selain dengan gigi implan yang terbilang sangat mahal.

Dengan demikian, penting bagi para orangtua untuk memperhatikan tumbuh kembang anak, khususnya terkait kesehatan gigi, agar tidak menyesal nantinya.

Untuk itu, daripada menghabiskan banyak uang nantinya, sebaiknya para orangtua mulai memperhatikan kesehatan gigi anak dengan cara merawatnya sejak dini.

Berikut ini Minggu (27/1/2019) Liputan6.com paparkan 7 tips merawat gigi anak yang bisa mulai dipraktikkan para orangtua di rumah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Pegangan sikat gigi besar

Untuk menunjang kemauan anak agar rajin menyikat gigi, usahakan untuk membeli sikat gigi dengan pegangan yang besar sehingga mudah untuk digenggam anak Anda. Kepala sikat juga diusahakan tidak lebih besar dari 2 cm dengan disertai bulu sikat yang lembut.

3 dari 8 halaman

2. Pasta gigi seukuran biji kacang polong untuk gigi susu anak

Anak-anak di bawah usia 6 tahun tentu belum bisa menyikat gigi sendiri. Untuk itu, peran orangtua sangat penting untuk mengajari cara menyikat gigi yang benar.

Selain itu, pastikan untuk mengaplikasikan pasta gigi atau odol cukup seukuran biji kacang polong pada sikat gigi anak Anda.

4 dari 8 halaman

3. Ganti sikat gigi tiap 3 bulan sekali

Banyak orang sering mengabaikan peraturan mengganti sikat gigi tiap 3 bulan sekali. Padahal, sikat gigi yang jarang diganti menyebabkan bersarangnya kuman pada sela-sela bulu sikat gigi.

5 dari 8 halaman

4. Menggunakan sikat gigi elektrik

Tips ke-empat ini bisa dijadikan alternatif untuk membuat anak Anda termotivasi untuk menyikat gigi. Sikat gigi elektrik dapat ditemukan dengan mudah di toko maupun dengan belanja online di perusahaan e-commerce.

6 dari 8 halaman

5. Periksa gigi anak secara rutin ke dokter gigi anak

Membawa anak ke dokter gigi sebaiknya dilakukan sedini mungkin, misalnya sejak tumbuhnya gigi pertama anak Anda atau enam bulan setelahnya. Setelah itu, Anda bisa secara rutin periksa gigi anak setiap enam bulan sekali.

Dengan membawa anak ke dokter gigi, Anda akan mengetahui perkembangan gigi anak berupa bentuk rahang dan arah atau posisi gigi yang akan tumbuh. Sehingga, jika ditemukan keanehan dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Anda dapat memilih dokter gigi yang sudah memiliki izin praktek. Selain itu, Anda juga dapat membawa anak Anda ke koas dokter gigi yang dapat ditemukan dengan mudah di rumah sakit gigi dan mulut di kota Anda.

Jangan khawatir, setiap prosedur yang dilakukan koas kepada pasien wajib dilaporkan kepada pembimbing sehingga sudah pasti sesuai dengan peraturan yang berlaku.

7 dari 8 halaman

6. Berkumur setelah makan

Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi, Bambang Nursasongko, mengingatkan untuk tidak sering- sering sikat gigi. Menurutnya, sikat gigi cukup dilakukan dua kali yakni setengah jam sesudah sarapan dan sebelum tidur.

Namun, jika mulut tidak dibersihkan setelah makan, kuman akan muncul dalam 72 jam dan akan menempel. Untuk itu, biasakan mengajari anak Anda berkumur untuk mencegah kuman perusak gigi berkembang biak dan menyingkirkan makanan yang lengket di gigi.

8 dari 8 halaman

7. Kurangi konsumsi makanan manis dan jus buah kemasan

Permen adalah salah satu penyebab gigi berlubang pada anak maupun dewasa. Selain itu, jus buah kemasan yang bersifat asam dan sering mengandung gula tambahan rupanya juga menyumbang kerusakan gigi.

Oleh karena itu, para orangtua disarankan untuk membuat jus sendiri di rumah untuk menghindari kerusakan gigi pada anak.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini