Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Perubahan Organ Intim yang Dialami Wanita Hamil, Apa Saja?

Perubahan hormon yang terjadi di tubuh selama kehamilan menyebabkan perubahan di organ intim Anda juga.

Liputan6.com, Jakarta Selama ini, sebagian wanita hanya menyadari rambut yang semakin berkilau, perut membesar, perubahan suasana hati yang seringkali tak menentu dan kenaikan berat badan ekstrem selama hamil. Namun, tahukah jika ada perubahan lain yang patut Anda ketahui? Ada organ lain yang turut berubah, tapi tak semua orang tahu, yaitu organ intim atau vagina.

Mungkin sulit untuk melihat segala jenis perubahan vagina terutama selama tahap awal kehamilan. Faktanya, tidak ada perubahan yang terlihat setidaknya selama trimester pertama. Namun, banyak hal mulai berubah ketika Anda mendekati trimester kedua dan ketiga. Perubahan hormon yang terjadi di tubuh selama kehamilan menyebabkan perubahan di organ intim Anda juga.

Berikut adalah beberapa perubahan organ intim atau vagina yang terjadi pada wanita hamil, melansir Boldsky, Rabu (9/1/2019).

1. Varises Vagina

Vena dapat terjebak di dalam vagina selama kehamilan. Ini terjadi karena aliran darah meningkat drastis di daerah genital. Varises ditandai dengan pembengkakan, pembesaran, dan pembengkokan. Mereka cenderung tampak kebiru-biruan atau ungu gelap. Varises di vagina terjadi selama kehamilan karena dinding vena menghadapi tekanan luar biasa ketika banyak darah mengalir melaluinya.

2. Bau

Aliran darah yang meningkat di area vagina, secara otomatis akan membuat aliran darah pada rahim juga meningkat. Peningkatan pasokan darah menyebabkan pergantian keseimbangan pH tingkat bahan kimia yang ada di sekitar area vagina. Ini menyebabkan perubahan bau di sekitar daerah genital Anda.

Bukan hanya baunya, rasa vagina dipercaya juga berubah. Sekali lagi ini disebabkan oleh peningkatan aliran darah. Rasa di organ intim dianggap lebih asin dan seperti logam selama kehamilan. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berubah jadi warna ungu atau biru

3. Berubah jadi warna ungu atau biru

Peningkatan aliran darah bersama dengan perubahan hormon menyebabkan vagina berubah warna. Pigmentasi cukup umum terjadi pada ibu hamil. Pigmentasi tidak hanya mempengaruhi kulit yang terlihat ke luar tetapi juga dapat mempengaruhi labia dan vulva juga membuatnya tampak gelap dalam nuansa biru atau ungu.

Vagina Anda akan kembali ke warna normal pasca melahirkan. Dipercayai bahwa perubahan warna labia, leher rahim, dan vagina bisa mulai terjadi paling cepat empat minggu. Aspek ini juga dianggap sebagai salah satu tanda pertama kehamilan.

4. Cairan dari vagina

Peningkatan hormon dalam tubuh ibu hamil menyebabkan perubahan labia. Dinding vagina menjadi terstimulasi yang pada gilirannya menghasilkan cairan yang tampak seperti susu. Debit ini secara teknis disebut keputihan. Pengeluaran cairan ini sebenarnya bermanfaat karena membantu dalam pencegahan infeksi yang mempengaruhi bagian pribadi Anda.

Warna debit biasanya putih keabu-abuan atau putih kekuningan. Namun, jika cairan berbau busuk atau terlihat tebal dan berwarna kuning tua atau hijau, maka itu mungkin mengindikasikan infeksi dan akan membutuhkan antibiotik untuk sembuh.

3 dari 3 halaman

Pembengkakan

5. Pembengkakan

Peningkatan aliran darah bisa membuat vagina Anda tampak bengkak. Kebersihan yang tidak benar selama kehamilan juga dapat menyebabkan infeksi jamur membuat vagina Anda membengkak. Tidak merawat kebersihan vagina dapat menyebabkan perkembangbiakan mikroba di wilayah itu yang menyebabkan peradangan pada vagina.

6. Gatal

Peningkatan keputihan selama kehamilan dapat membuat kulit di sekitar vulva meradang dan teriritasi dan karenanya gatal. Alasan umum di balik gatal vagina adalah keputihan. Meskipun demikian, rasa gatal yang parah mungkin merupakan tanda infeksi yang mulai menular yang bisa berupa infeksi bakteri atau infeksi jamur.

7. Flek

Bercak atau pendarahan vagina ringan dipahami sebagai kejadian umum dan dalam kebanyakan kasus tidak perlu dikhawatirkan, kecuali perdarahan terlalu parah atau disertai dengan kram perut yang luar biasa.

Pendarahan atau bercak vagina dapat terjadi kapan saja selama kehamilan. Kadang-kadang itu terjadi selama pembuahan atau ketika sel telur dibuahi, sementara dalam beberapa kasus, itu terjadi ketika seseorang hampir mencapai akhir masa kehamilan. Pendarahan ringan selama trimester pertama seharusnya tidak menjadi penyebab kekhawatiran. Kadang-kadang, seseorang mungkin mengalami pendarahan setelah melakukan hubungan seksual, alasannya karena daerah genital berubah menjadi sangat sensitif selama kehamilan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.