Sukses

Minat Baca Masyarakat Indonesia Terlihat Rendah, Apa Penyebabnya?

MInat baca masyarakat Indonesia, terutama anak-anak sesungguhnya tinggi. Hanya saja, kesenjangan sosial membuatnya terlihat lebih rendah

Liputan6.com, Jakarta Sekalipun banyak data yang menunjukkan rendahnya kegemaran dan minat baca masyarakat Indonesia, Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Muhammad Syarif Bando tidak serta merta mempercayai hal itu. Ini karena Syarif percaya bahwa sesungguhnya masyarakat memiliki minat yang tinggi dalam membaca.

"Tidak ada kata kegemaran baca, minat membaca itu rendah tidak ada. Kalau ada angka-angka yang dirilis itu, saya tidak percaya," ujar Syarif dalam konferensi pers Gerakan Ibu Bangsa Membaca di Perpustakaan Nasional, Jakarta. Ditulis Jumat (14/12/2018).

"Di Indonesia, motor pustaka yang butut dibawa ke mana-mana itu habis (bukunya). Anak-anak kalau yang namanya kuda pustaka itu pulang mereka nangis. Karena mereka tahu kapan datang lagi," kata Syarif menceritakan.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perpustakaan Nasional Luncurkan iPUSNAS

Syarif mengatakan, masalah yang membuat minat baca terlihat rendah sesungguhnya adalah kesenjangan. Jika membandingkan dengan kota, persebaran buku-buku di wilayah-wilayah pedalaman sangatlah berbeda.

"Jadi jangan menjustifikasi budaya baca rendah kalau orang itu tidak memegang bacaan. Jadi saya berani mengatakan kalau rasio antara buku dan jumlah penduduk sangat timpang. IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) mengeluarkan, dan kami Perpustakaan Nasional merilis ISBN tidak cukup 70 ribu buku tahun 2017 kemarin," ungkap Syarif.

Salah satu cara Perpustakaan Nasional dalam mengatasi kesenjangan tersebut adalah dengan iPUSNAS. Sebuah aplikasi digital untuk koleksi buku-buku bacaan yang disediakan di Perpustakaan Nasional.

"Harapannya, dengan iPUSNAS, jangkauan keterbacaan buku-buku koleksi kami menjadi lebih luas. Bisa melampaui batas wilayah serta waktu," kata Syarif.

 

3 dari 3 halaman

Gerakan Ibu Bangsa Membaca

Selain itu, Gerakan Ibu Bangsa Membaca juga diluncurkan untuk mengajak para ibu dan perempuan di Indonesia lebih berepran aktif dalam kegiatan literasi. Selain itu, hal ini juga untuk meningkatkan kebiasaan membaca dan menularkannya pada anak-anak dan keluarga.

Gerakan Ibu Bangsa Membaca dirangkai dalam pagelaran literasi yang juga memperingati Hari Ibu ke-90. 26 tokoh perempuan dari berbagai profesi, kalangan, generasi, dan komunitas, tampil membacakan kutipan dari berbagai buku karya perempuan Indonesia.

Beberapa di antaranya adalah Istri Wakil Presiden RI Mufidah Jusuf Kalla, filantropis Lia Candrasari, aktris Prilly Latuconsina hingga atlet angkat besi Acchedya Jagaddhita dan penyanyi Astrid.

Selain itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan juga ikut menampilkan dedikasi untuk penulis yang baru saja meninggal dunia, Nh Dini dengan membacakan kutipan dari "Sebuah Lorong di Kotaku."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.