Sukses

Tertimbun Dua Hari Pascagempa, Ida Diamputasi di Bawah Reruntuhan

Tim kesehatan terpaksa melakukan amputasi untuk menyelamatkan nyawa Ida yang tertimbun setelah dua hari pascagempa

Liputan6.com, Jakarta Afrida (17) terpaksa diamputasi setelah dirinya tertimbun reruntuhan di sebuah rumah makan di Donggala, Sulawesi Tengah. Beruntung, dia selamat setelah tertimbun selama dua hari pascagempa di Palu dan Donggala.

Berdasarkan rilis di sehatnegeriku.kemkes.go.id pada Selasa (2/10/2018), tim kesehatan diberikan informasi oleh tim Basarnas mengenai korban gempa yang tertimpa reruntuhan. Korban tersebut tidak lain adalah Ida.

Tim kesehatan yang saat itu terdiri dari tim 119, seorang dokter spesialis ortopedi, dua orang dokter anestesi, dan Basarnas, segera menyelamatkan Ida dari reruntuhan Rumah Makan Dunia Baru tersebut.

Proses amputasi sendiri dilakukan di bawah reruntuhan. Menurut Dokter Spesialis Anestesi bernama Pandi, tim 119 gabungan berkoordinasi dengan dokter spesialis ortopedi dan Persatuan Dokter Anestesi dan Terapi Intensif (Perdatin) sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, mengenai pembiusan dan amputasi di bawah puing-puing bangunan.

“Akhirnya diputuskan melakukan amputasi dan langsung segera dibawa ke RS Undata untuk operasi lebih lanjut,” jelas dr. Pandi.

Tindakan tersebut menurut Pandi memang berisiko. Namun, demi keselamatan nyawa pasien, hal tersebut harus dilakukan dan sebatas amputasi. Ida kemudian segera dievakuasi ke rumah sakit.

“Berkat doa bersama dan koordinasi skenario yang harus dilakukan, alhamdulillah korban bisa dievakuasi. Tadi pagi (1/10) sebelum kami turun menyisir desa-desa, kami sempat mampir dan melihat pasien (Ida) sudah sadar penuh dan dalam perawatan," kata dokter Pandi.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kemenkes Upayakan Kamar Operasi

Adapun Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menyatakan bahwa Kementerian Kesehatan berupaya agar kamar operasi bisa berfungsi, sekalipun terjadi kerusakan infrastruktur, termasuk aliran listrik.

“Tindakan-tindakan seperti untuk kasus trauma musculoskeletal agak sulit dilakukan selama kamar operasi tidak optimal, maka kami upayakan betul," kata Menkes

"Dokter sudah datang dan sebagian membawa peralatan, seperti dokter ortopedi, karena kita tahu dampak gempa itu patah tulang (fracture) pasti banyak,” ungkap Menkes setelah pelaksanaan Apel siaga Persiapan Asian Para Games di Jakarta, pada Senin (1/10/2018).

Selain itu, Menkes juga meminta agar bantuan obat-obatan serta alat kesehatan lain, penjernih air, dan makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita, bisa sampai di fasilitas kesehatan di wilayah terdampak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.