Sukses

Patah Hati yang Terlalu Dalam Bisa Sebabkan Serangan Jantung?

Jangan terlalu sedih dan galau saat patah hati. Penyakit dengan gejala mirip sakit jantung ternyata bisa menyerang Anda.

Liputan6.com, Jakarta Saat merasa patah hati, pernahkah Anda terdiam dan kemudian merasa lelah? Hal ini karena patah hati ternyata berdampak pada tubuh Anda. Menurut Ronald A. Alexander, seorang psikoterapis, hal ini sering diabaikan.

"Patah hati meninggalkan perasaan seolah kita kehilangan kemudi dalam diri kita sendiri. Menangis sudah biasa. Perasaan melankolis juga sudah biasa. Namun, ada juga gejala fisik," kata Alexander.

Dikutip dari Huffington Post pada Selasa (20/2/2018), ketika patah hati, tahap awal yang terjadi adalah gangguan tidur. Gangguan tidur atau insomnia biasa terjadi setelah patah hati seperti saat putus cinta.

"Bila Anda menderita patah hati, sulit untuk menenangkan pikiran, diam, dan beristirahat," tambah psikoterapis yang bekerja di California dan Colorado itu.

Alexander menambahkan, kegelisahan dan perubahan detak jantung juga terjadi seiring berjalannya patah hati. Menurut Alexander, penting untuk diketahui bahwa kesedihan dan rasa dukacita bisa memicu perasaan hilang kendali.

 

Simak juga video berikut ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sindrom Patah Hati

Dalam beberapa kasus ekstrem, putus cinta bisa menyebabkan gejala mirip serangan jantung. Namanya adalah sindrom patah hati.

Sindrom patah hati, atau takotsubo cardiomyopahty, adalah kondisi jantung seperti terkena serangan jantung akibat situasi yang penuh tekanan. Beberapa di antaranya seperti kematian orang terdekat atau putus cinta. Namun, ini hanya terjadi sesaat.

Menurut Harmony Reynolds, ahli jantung di New York University Langone Medical Center, gejala sindrom patah hati mirip dengan serangan jantung biasa.

"Pasien dengan sindrom patah hati juga memiliki kelainan fungsi otot jantung yang meluas selama kejadian," kata Reynolds.

"Kerusakan otot jantung pulih sepenuhnya selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Sayangnya, pasien yang mengalaminya terus-menerus akan mengalami peningkatan risiko penyakit jantung atau stroke," ujar Reynolds.

 

3 dari 3 halaman

Move On dan Hindari Penyakit karena Patah Hati

Untuk bisa move on dan menghindari penyakit akibat patah hati, yang harus dilakukan adalah menenangkan pikiran.

"Teknik seperti makan atau minum lebih banyak malah membuat jantung tidak sehat. Cobalah beralih ke hal yang mampu meringankan stres," kata Jeanine Romanelli, ahli jantung di Lankenau Medical Center di Wynnewood, Pennsylvania.

"Meditasi, pernapasan, yoga, atau beristirahat dari media sosial untuk bergaul dengan teman-teman. Membaca buku pun bisa membantu," ucap Romanelli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.