Sukses

Satu Produk Biologi Masa Depan Akan Dirilis 2018

PT Kalbe Farma Tbk akan merilis produk obat biologi pada 2018.

Liputan6.com, Cikarang, Bekasi Satu produk biologi yang dibuat PT Kalbe Farma Tbk, melalui PT Kalbio Global Medika akan dirilis pada 2018 mendatang. Obat biologi hasil dari bioteknologi, yang dikenal sebagai obat biosimiliar ini benar-benar hasil produksi buatan Indonesia.

Selama ini pemenuhan obat biologi, yang dikhususkan untuk merawat pasien yang menjalani cuci darah dan pengobatan kronis, seperti kanker masih 100 persen impor. Untuk itu, obat biologi yang dikembangkan melalui sel hidup diharapkan lebih menyasar ke khalayak publik.

Produk biologi yang akan dirilis pada 2018 bernama erythropoetin (EPO) ini berfungsi merangsang pembentukan sel darah merah.

Menurut Direktur Pengembangan Bisnis PT Kalbe Farma Tbk, Sie Djohan, obat biosimiliar sekarang sudah ada yang dipasarkan, tapi produk EPO yang dirilis 2018 termasuk pengembangan EPO untuk generasi masa depan berupa obat long acting.

Obat long acting merupakan obat yang efek kerjanya memakan waktu sampai empat jam untuk masuk ke aliran darah.

"Obat ini cukup disuntikkan sebulan sekali. Proses pembuatan produk bukan hanya melibatkan transfer teknologi saja, tapi kami juga terlibat dalam penelitian dan pengembangan produk itu sendiri," kata Djohan tatkala diwawancarai Health Liputan6.com di pabrik biosimiliar PT Kalbio Global Medika, Cikarang, Bekasi pada Rabu, 18 Januari kemarin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Butuh waktu lama

Butuh waktu lama

Djohan memaparkan pengembangkan obat biosimiliar yang akan dirilis 2018 membutuhkan waktu lama. PT Kalbe Farma Tbk sedang menunggu sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atas perizinan pembuatan produk.

"Sebenarnya sertifikasi yang dikeluarkan tidak harus menunggu satu tahun. Misalnya, sertifikasi akan turun pertengahan tahun ini. Setelah sertifikasi turun, kami bisa saja memproduksi tapi tidak boleh langsung jualan atau dikomersialkan," jelasnya.

Hal ini karena produk yang dihasilkan harus dilihat selama kurun waktu 6 bulan sampai 2 tahun. Bila evaluasi kinerja obat tersebut stabil, obat dapat dipasarkan. Untuk ke depannya, obat biologi juga akan diekspor.

"Saya rasa rilisnya sekitar pertengahan 2018. Tapi pada 2018 belum  bisa diekspor dulu, karena terkait perubahan tempat manufaktur yang memakan waktu lama," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.