Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Kelebihan dan Kekurangan Memiliki Penis yang Sudah Disunat

Beragam studi ilmiah pun mencari tahu efek bila pria di sunat.

Liputan6.com, New York Dalam beberapa agama, sunat pada pria merupakan perintah. Pada beberapa suku juga menyarankan kaum Adam melakukan sunat. Beragam studi ilmiah pun mencari tahu efek bila pria disunat.

Berikut empat dampak pria yang disunat seperti mengutip laman Men's Health, Rabu (23/11/2016).

1. Lebih lama bertahan saat bercinta

Siapa sangka, sunat bisa membuat pria lebih lama bercinta. Dalam studi di Turki, peneliti menganalisis kehidupan seksual pada pria sebelum sunat dan sesudah sunat. Rupanya, sesudah disunat rata-rata pria mengalami orgasme lebih lama 20 detik.

Beberapa peneliti lain berspekulasi, sunat membuat penis jadi kurang sensitif sehingga lebih butuh waktu agak lama menuju orgasme.

2. Pasangan wanita kesusahan orgasme

Salah satu studi yang dilakukan di Denmark mengungkap fakta bahwa wanita yang menikahi pria dengan penis sudah disunat  cenderung kesulitan capai orgasme. Menanggapi studi ini Profesor Debby Herbenick memaparkan alasan ilmiah terkait kesulitan orgasme pada wanita yang pasangan seks-nya sudah disunat.

"Pada pria tidak sunat, ada kelebihan kulit yang merangsang dinding vagina saat bercinta. Itu memberikan sensasi pada wanita," kata Debby.

Namun bukan berarti pengalaman yang sama dirasakan semua wanita seperti ini.

Potensi terkena kanker berkurang

3. Potensi terkena kanker berkurang drastis

Pria yang sunat, risiko terkena kanker prostat dan pensi berkurang seperti diungkap dalam aneka riset.

4. Risiko terkena penyakit menular seksual kecil

Tindakan menyunat pada pria memangkas risiko terkena HIV dan penyakit menular seksual lainnya menurut CDC. Peneliti mencari tahu penyebab hal tersebut. Salah satu prediksinya karena kehadiran kulup lebih rentan terhadap infeksi penyakit menular, HIV.

Faktor lainnya, kehadiran kulup rentan menggesek bagian vagina. Sehingga memungkinkan virus masuk dalam tubuh. Selain itu, adanya kulup bisa menjadi tempat berkembang biak virus dan bakteri.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.