Sukses

Bahaya Jika Terlalu Panik Tanggapi Berita Pengeboman Sarinah

Berita pengeboman dan baku tembak di Sarinah berisiko membuat penderita penyakit tertentu alami kekambuhan

Liputan6.com, Jakarta Siapa saja boleh kaget atas peristiwa baku tembak dan pengeboman di wilayah Sarinah, Thamrin, pada Kamis (14/1/2016) pukul 10:45 WIB. Bukan berarti kita menjadi paranoid dan malas mengerjakan apa-apa. Kita harus tenang, lakukan semua aktivitas seperti biasanya. Jika tidak hanya akan menjadi sumber stres yang menyebabkan tubuh kita mudah sakit.

"Dunia wajib kaget atas pengeboman ini tapi jangan lebai-lah. Tetap saja beraktivitas," kata Ketua PAPDI JAYA dan Wakil Ketua PB PAPDI (Persatuan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia), Dr Ari Fahrial Syam dalam keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com, Kamis (14/1/2016)

Menurutnya, kejadian ini hanya terjadi di satu tempat di Jakarta, tidak di bagian kota yang lain. Jadi, tidak perlu takut dan cemas berlebihan. "Semakin kita takut, teroris semakin senang dan akan mengulangi dan menebarkan terornya," kata Ari menambahkan.

Selain itu, jangan mudah menyebarkan sesuatu yang belum pasti kebenarannya. Tindakan ceroboh itu hanya membantu menyebarkan ketakutan, dan ditakutkan membuat pasien dengan penyakit kronis akan mengalami kekambuhan. "Karena rasa cemasnya meningkat akibat kejadian teror di Thamrin pagi ini," kata Ari.

Ditakutkan yang mengalami kepanikan ini adalah orang-orang dengan asam lambung, asma, dan hipertensi yang memang rentan kambuh setiap kali mendengarkan sesuatu yang membuat mereka jadi cemas berlebihan.

"Pasien asma akan kambuh asmanya karena stres. Pasien hipertensi TD-nya bisa naik. Pasien diabetes, gula darahnya menjadi tidak terkontrol," kata Ari. Bahkan, pasien yang punya riwayat penyakit jantung akan mengalami serangan jantung akibat rasa takut berlebihan.

Sebab, orang yang cemas, napsu makan menurun, tidurnya susah, dan malas beraktivitas.

"Saya mengimbau untuk tidak men-share peristiwa bom Jakarta siang ini. Karena ini hanya menyebarkan ketakutan," kata Ari menekankan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.