Sukses

Bom Meledak di Puncak Ramadan, 28 Orang Meninggal Dunia

Seorang pembom meledakkan dirinya sebelum upacara pemakaman dimulai.

Sebuah bom meledak di pemakaman seorang polisi di Pakistan barat pada Rabu 7 Agustus waktu setempat. Akibatnya 28 orang termasuk seorang perwira senior polisi meninggal dunia.

"Ledakan di Quetta, ibukota Balochistan, juga melukai sedikitnya 50 orang," kata Mir Zubair Mehmood, Kepala polisi Quetta, seperti dimuat USA Today, Kamis (8/8/2013).

Mir mengatakan, seorang pembom meledakkan dirinya sebelum upacara pemakaman dimulai.

Hingga berita kini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun kecurigaan mengarah kepada kelompok Taliban, yang sebelumnya memang banyak melakukan pemboman bunuh diri di Balochistan.

Provinsi Balochistan, memang disebut-sebut sebagai tempat bersembunyi pemberontak Taliban, tetapi juga oleh sektarian di pertempuran antara Sunni dan Syiah dan pemberontakan separatis Baloch.

Pemboman teranyar itu menandai puncak Ramadan berdarah di Pakistan, dengan lebih dari 90 orang tewas dalam setidaknya 11 serangan selama sebulan.

Ledakan Besar

Salah satu korban tewas itu diidentifikasi sebagai Deputi Inspektur Jenderal Polisi Fayaz Sumbal, salah satu petugas paling senior di Quetta. Ia disebut-sebut sempat melihat pembom bunuh diri itu sebelum meledakkan bomnya.

Wartawan BBC Charles Haviland di Islamabad mengatakan, keamanan berat di Quetta, diyakini sebagai tempat persembunyian pemimpin Taliban Afghanistan Mullah Omar, itu tidak cukup untuk mencegah pemboman.

Insiden itu ditangkap langsung oleh beberapa saluran televisi yang meliput pemakaman. Sebagian besar dari mereka yang tewas dan terluka adalah polisi.

Pemakaman itu untuk seorang polisi yang ditembak dan dibunuh, saat ia melakukan perjalanan melalui Quetta dengan anak-anaknya.

Menurut saksi mata, beberapa orang yang menghadiri acara pemakaman itu bersimbah darah darah dan potongan tubuh, mencari rekan-rekan atau duduk, terkejut dan dalam keheningan dan banyak benda-benda bergeletakkan.

Polisi lain, Mohammad Hafiz mengatakan, pembom itu mengenakan jaket dengan mengemas bantalan bola dan pecahan peluru yang diledakkan. "Aku berada di dalam masjid dan kami berbaris untuk doa pemakaman ketika ledakan besar terjadi," kata Mohammad.

"Saya keluar dan melihat tubuh terluka dan mati tergeletak di tanah. Saya tidak punya kata-kata untuk menjelaskan apa yang saya lihat. Itu mengerikan," pungkas Mohammad. (Tnt/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.