Sukses

4 Misi Antariksa China Paling Ambisius, Siap Patahkan Rekor NASA

Misi antariksa China yang ambisius disebut-sebut akan memgalahkan rekor Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Liputan6.com, Jakarta - China memiliki sederet misi antariksa yang akan diluncurkan pada 2024 hingga 2030 mendatang. Melalui Akademi Sains China (CAS), negara tirai bambu ini berencana mendirikan pangkalan di bulan pada 20230.

China memiliki rancangan 13 misi antariksa yang sebagian di antaranya akan masuk ke proyek terbaru mereka. Dilansir dari Space pada Senin (06/05/2024), sekitar lima hingga tujuh misi akan masuk ke dalam proyek tersebut.

Proyek antariksa terbaru China diberi nama Program Prioritas Strategis III (SPP III) CAS yang juga dikenal sebagai Program New Horizons. Program Prioritas Strategis tentang Ilmu Luar Angkasa (SPP) sendiri berada di bawah pengawasan Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS) yang telah membentuk seri satelit sains luar angkasa China sejak awal.

Program Tahap I (SPP I) tekah menorehkan sejumlah capaian ilmiah besar, sementara SPP II tengah dilaksanakan saat ini. Program-program yang menjadi calon misi di proyek SPP III terbagi menjadi beberapa bidang, di antaranya heliofisika, astronomi dan astrofisika, penelitian planet yang dapat dihuni, serta penelitian bumi dan anggota tata surya.

Misi antariksa China yang ambisius disebut-sebut akan memgalahkan rekor Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Berikut daftar misi antariksa China.

1. Misi Pencarian Planet yang Dapat Dihuni

China memiliki beberapa misi untuk menemukan planet ekstrasurya yang layak dihuni manusia. Misi tersebut adalah Closeby Habitable Exoplanet Survey (CHES) dan Misi Earth 2.0 (ET).

Closeby Habitable Exoplanet Survey (CHES) akan menggunakan teknik astrometri relatif mikro-arcsecond. Misi ini akan mempelajari 100 bintang mirip matahari dalam jarak 33 tahun cahaya dari bumi.

Misi Earth 2.0 (ET) secara khusus akan mencari planet ekstrasurya seukuran bumi. Planet yang akan menjadi tujuan harus memiliki orbit serupa di sekitar bintang mirip matahari.

ET akan menggunakan instrumen tujuh teleskop yang mengorbit di bumi-matahari L2.

2. Misi Mempelajari Matahari

China akan mengirimkan misi penjelajah Menengah Antarbintang Heliosfer Cina (CHIME). Tak hanya itu, Misi Solar Ring (SOR) mengusulkan penggunaan trio pesawat ruang angkasa yang mengorbit pada satu unit astronomi untuk mengumpulkan data tentang matahari dan heliosfer bagian dalam.

Solar Polar-orbit Observatory (SPO) akan mempelajari kutub matahari saat berada di orbit dengan kemiringan tinggi. Sementara, Earth-occulted Solar Eclipse Observatory (ESEO) dirancang untuk mengorbit di Titik Lagrange bumi-matahari 2 untuk mempelajari korona bagian dalam matahari.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Misi Mencari Materi Gelap

3. Misi Mencari Materi Gelap

Misi The Dark Matter Particle Explorer-2 (DAMPE-2) adalah misi luar angkasa yang direncanakan oleh China untuk mencari bukti keberadaan materi gelap. Misi ini merupakan kelanjutan dari misi DAMPE-1 yang diluncurkan pada 2015.

Misi sebelumnya telah menghasilkan data penting tentang partikel energi tinggi di alam semesta. DAMPE-2 akan mencari tanda-tanda tidak langsung dari materi gelap, seperti sinar gamma dan sinar kosmik yang dihasilkan oleh anihilasi atau interaksi lain dari partikel materi gelap.

Data dari DAMPE-2 akan membantu para ilmuwan untuk memahami lebih baik tentang struktur dan evolusi alam semesta.

4. Misi Mencari Sinyal Paling Tua di Alam Semesta

Misi Discovering the Sky at the Longest Wavelength (DSL) akan menempatkan konstelasi kecil satelit ke orbit bulan. Satelit dapat terlindung dari gangguan terestrial dan mempelajari area spektrum elektromagnetik yang belum ditemukan yang dapat mengungkapkan sinyal paling tua di alam semesta.

Misi ini bertujuan untuk membuka jendela baru dalam astronomi dengan mengamati langit pada panjang gelombang terpanjang, yaitu gelombang radio dekameter dan lebih panjang.

Misi DSL akan terdiri dari konstelasi satelit kecil yang saling terhubung satu sama lain untuk membentuk interferometer. Interferometer memungkinkan para ilmuwan untuk mencapai resolusi spasial yang jauh lebih tinggi daripada yang mungkin dengan satu teleskop.

(Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini