Sukses

Malaysia Gelar Pemilu 5 Mei, Ujian Berat Bagi PM Najib

Pemilu kali ini sejatinya sebuah ujian besar bagi koalisi pemerintah yang dipimpin Perdana Menteri Najib Razak. Yang telah berkuasa selama 56 tahun.

Pada 5 Mei 2013 mendatang, sebuah hajatan besar demokrasi akan digelar di Malaysia: pemilu. Demikian diumumkan Komisi Pemilihan Umum negeri jiran.

Komisi Pemilu Malaysia mengumumkan, masa kampanye akan dimulai 20 April mendatang. Diawali dengan penentuan kandidat.

Seperti dimuat BBC, Rabu (10/4/2013), pemilu kali ini sejatinya sebuah ujian besar bagi koalisi pemerintah yang dipimpin Perdana Menteri Najib Razak.

Partai pemerintah telah menguasai politik Malaysia selama periode panjang, 56 tahun. Sebaliknya, pihak oposisi mendapat dukungan makin besar dengan janjinya untuk memberantas korupsi.

Pada tahun 2008 lalu, koalisi berkuasa, Barisan Nasional bahkan tak mencapai target dua pertiga mayoritas kursi parlemen untuk kali pertamanya.

PM Najib telah membubarkan parlemen pekan lalu dan akan menjalankan fungsi sebagai perdana menteri sementara sampai pemilihan umum. Tak lupa ia berpesan, "Jangan berjudi dengan masa depan anak-anak Anda dan Malaysia," kata dia, seperti dimuat New York Times. ""Berpikir dan merenung sebanyak yang mungkin Anda lakukan sebelum membuat keputusan. Karena itu akan menentukan arah negara dan juga masa depan anak cucu Anda."

Dalam beberapa pekan terakhir, Sang Perdana Menteri rajin  menyoroti keberhasilan ekonomi Malaysia di bawah kepemimpinannya, serta memberikan bantuan tunai.

Sabtu lalu, ia meluncurkan manifesto untuk memberikan bantuan bagi kaum miskin, juga menargetkan biaya hidup yang lebih terjangkau.

Jajak pendapat menunjukkan kemenangan tipis untuk Barisan Nasional. Apapun, PM Najib tetap menghadapi tekanan untuk mengembalikan dua-pertiga kursi parlemen ke pihaknya.

Lawan terkuat PM Najib tak lain tak bukan adalah Mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim. Dengan kendaraan Aliansi Rakyat, pada Pemilu 2008 lalui ia  mendapatkan lima dari 13 negara bagian di Malaysia. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini