Sukses

Warga AS Disarankan Tidak Berkunjung ke Rusia karena Risiko Penahanan

Warga Amerika Serikat diingatkan untuk mempertimbangkan perjalanan ke Rusia atas alasan apa pun.

Liputan6.com, Washington, DC - Pasca ditangkapnya orang berkewarganegaraan ganda Amerika Serikat-Rusia di Rusia pada minggu ini, dan putusan pengadilan di Moskow untuk menahan reporter Wall Street Journal, Evan Gershkovich, sementara menunggu persidangan atas tuduhan spionase, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan kepada warga AS, “jika Anda sedang mempertimbangkan perjalanan ke Rusia untuk alasan apa pun, jangan lakukan itu."

"Kami telah berusaha menjelaskan sejelas-jelasnya supaya tidak ada warga negara Amerika yang mempertimbangkan pergi ke Rusia dengan alasan apa pun, karena mereka berisiko ditahan, dipenjara oleh rezim Rusia," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller.

Dinas Keamanan Federal (FSB), badan intelijen domestik utama Rusia, pada Selasa (20/2), melaporkan penangkapan seorang perempuan berusia 33 tahun berkewarganegaraan AS dan Rusia dengan tuduhan makar. FSB mengatakan perempuan yang tidak disebut namanya itu dituduh mengumpulkan uang untuk militer Ukraina.

Media berita independen Mediazona mengidentifikasi perempuan itu sebagai Ksenia Karelina dan mengatakan bahwa dia mendapatkan kewarganegaraan AS setelah menikah dengan orang Amerika, dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (23/2/2024).

Sebagian analis mencatat bahwa Rusia mungkin menggunakan orang Amerika yang dipenjara sebagai alat tawar seiring meningkatnya ketegangan AS-Rusia setelah Rusia menyerang Ukraina. Setidaknya dua warga AS yang ditangkap di Rusia dalam beberapa tahun ini, termasuk bintang WNBA Brittney Griner, ditukar dengan warga Rusia yang dipenjara di AS.

Pengadilan Kota Moskow, pada Selasa, menolak banding atas penahanan Gershkovich yang diajukan pengacaranya. Putusan itu menguatkan keputusan sebelumnya untuk menahannya di balik jeruji besi hingga akhir Maret.

Gershkovich, 32, ditangkap pada Maret 2023 sewaktu dalam perjalanan tugas ke Kota Yekaterinburg di Pegunungan Ural, Rusia. Gershkovich dan Wall Street Journal membantah tuduhan spionase, dan pemerintah AS menyatakan dia ditahan secara tidak sah.

Pada Jumat, pemerintahan Biden akan memberi rincian mengenai babak baru sanksi terhadap Rusia, sebagian sebagai tanggapan atas kematian pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Paket Sanksi Rusia

Negara-negara Uni Eropa, pada Rabu (21/2), menyetujui paket sanksi baru terhadap Rusia yang menarget individu dan bisnis yang dicurigai membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina, termasuk perusahaan-perusahaan China.

Keputusan tersebut bertepatan ulang tahun kedua invasi besar-besaran Rusia, yang dimulai pada 24 Februari 2022, dan terjadi beberapa hari setelah kematian Navalny.

Menurut beberapa diplomat, duta besar Uni Eropa dari seluruh negara anggota sepakat menjatuhkan sanksi terhadap sekitar 200 perusahaan dan individu. Para diplomat berbicara tanpa mau disebut namanya karena tidak berwenang membeberkan detail dari sanksi tersebut, yang belum diadopsi secara resmi.

 

3 dari 3 halaman

Dugaan China Beri Bantuan ke Rusia

Mereka mengatakan sejumlah perusahaan China, yang diyakini memberi bantuan kepada Rusia, telah dikenai sanksi. Detail mengenai entitas yang menjadi target sanksi akan diungkap ketika sanksi tersebut dipublikasikan di jurnal hukum Uni Eropa.

Uni Eropa telah menjatuhkan beberapa sanksi terhadap Rusia sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukannya menginvasi Ukraina. Langkah-langkah itu menarget sektor energi, bank-bank, perusahaan pertambangan berlian terbesar di dunia, dunia usaha dan pasar, serta membuat para pejabat Rusia dikenakan pembekuan aset dan larangan bepergian.

Sanksi baru tersebut akan semakin meningkatkan pembatasan perdagangan terhadap entitas yang terkait kompleks industri militer Rusia, kata para diplomat. Larangan tambahan atas ekspor ke Rusia untuk komponen yang sangat teknis bagi produksi drone, juga telah disetujui.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.