Sukses

28 Januari 2006: Petaka Pameran Merpati Balap di Polandia, Atap Bangunan Bersalju Runtuh Tewaskan 66 Orang

Sebuah tragedi terjadi hari ini 18 tahun yang lalu. Sebuah ruang pameran di Polandia selatan yang runtuh saat pertunjukan merpati balap pada Sabtu 28 Januari 2006, menewaskan sedikitnya 66 orang dan melukai 160 lainnya.

Liputan6.com, Katowice - Sebuah tragedi terjadi hari ini 18 tahun yang lalu. Sebuah ruang pameran di Polandia selatan yang runtuh saat pertunjukan merpati balap pada Sabtu 28 Januari 2006, menewaskan sedikitnya 66 orang dan melukai 160 lainnya.

Tim penyelamat menggunakan perkakas tangan selama 20 jam dalam suhu yang sangat dingin untuk mengikis lembaran logam dan melubangi tiang-tiang bangunan yang runtuh agar tidak mengambil risiko melukai korban yang selamat.

Namun kepala pemadam kebakaran Katowice Kazimierz Krzowski mengatakan pada Minggu 29 Januari bahwa mesin-mesin besar dikerahkan untuk merobohkan sisa bangunan runtuh.

"Kemungkinan kecil masih ada orang yang terjebak di bawah sana," kata Krzowski setelah mengamati lokasi tersebut seperti dikutip dari NBC News. "Bagian bangunan yang tidak tergeletak di tanah merupakan ancaman."

Sekitar 1.300 petugas pemadam kebakaran, petugas polisi dan pekerja penyelamat ranjau dari seluruh wilayah dikerahkan untuk membantu upaya tersebut.

Adapun atap yang tertutup salju runtuh pada Sabtu (28/1) sore ketika sekitar 500 orang berada di aula. Orang-orang yang terperangkap di reruntuhan menggunakan telepon seluler untuk menelepon kerabat atau layanan darurat dan memberi tahu di mana mereka berada.

Seorang yang selamat, Tadeusz Dlugosz, keluar dari puing-puing dan mengetahui putranya yang berusia 26 tahun tewas. Anak laki-lakinya juga tertimbun salju karena mengunjungi pameran lain ketika atapnya bangunan runtuh.

Dia masih berada di lokasi pada Minggu (29/1) pagi, mencoba mencari tahu di mana jenazah putranya.

"Itu adalah idenya untuk datang ke pameran tersebut… dan dia menemukan kuburannya di sana," kata Dlugosz. "Saya tidak tahu di kamar mayat mana dia berada. Saya ingin menemuinya dan membawanya secepat mungkin."

Sedikitnya 66 orang tewas, kata Janusz Skulich, kepala pemadam kebakaran wilayah Silesia.

Para korban termasuk seorang petugas polisi yang menjaga keamanan pameran tersebut, kata juru bicara polisi Janusz Jonczyk, sambil menambahkan bahwa sedikitnya 160 orang terluka.

Jonczyk mengatakan 51 korban telah diidentifikasi pada Minggu (29/1) sore, termasuk tujuh orang asing – dari Belanda, Belgia, Slovakia, Republik Ceko dan Jerman.​

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Orang-Orang Pecahkan Kaca untuk Jalan Keluar

Perdana Menteri Polandia Kazimierz Marcinkiewicz bergabung dengan beberapa ribu orang di Cathedral of Christ the King (Katedral Kristus Raja) untuk menghadiri Misa bagi para korban yang dipimpin oleh Uskup Agung Damian Zimon.

Menurut keterangan dari orang-orang yang selamat dari bencana, dua pintu keluar darurat terbuka namun pintu keluar lainnya terkunci, sehingga banyak orang terjebak.

Saksi bernama Franciszek Kowal, yang melompat ke tempat aman dari teras setinggi 13 kaki atau sekitar 3,9 meter, melihat orang-orang berjuang memecahkan jendela untuk melarikan diri.

"Saya melihat pemandangan yang mengerikan ketika orang-orang mencoba memecahkan jendela agar bisa keluar," kata Kowal kepada The Associated Press. "Orang-orang memukul kaca jendela dengan kursi, namun jendelanya tidak bisa dipecahkan. Salah satu kaca akhirnya pecah, dan mereka mulai keluar melalui jendela."

Pengacara Grzegorz Slyszyk, yang mewakili perusahaan pemilik gedung tersebut, mengatakan dia tidak memiliki informasi mengenai laporan tersebut, namun dia berjanji akan menyelidiki apakah pintu keluar dikunci.

 

3 dari 4 halaman

Keadaan Berkabung Diumumkan

Presiden Polandia Lech Kaczynski kemudian mengumumkan keadaan berkabung nasional yang berlangsung hingga Rabu 2 Desember.

"Ini adalah tragedi terbesar di Republik Polandia ketiga," kata Kaczynski.

Pameran "Pigeon 2006" dihadiri lebih dari 120 peserta pameran, termasuk kelompok dari Belgia, Belanda, Jerman, Ukraina dan Polandia, menurut situs web pameran tersebut. Pertemuan tersebut dikhususkan untuk balap merpati, sebuah olahraga di mana merpati pos dilepaskan dan berlomba pulang dengan menggunakan indra penunjuk arah yang tajam.

Pameran di aula seluas 110.000 kaki persegi di distrik kota Bytkow dibuka sehari sebelum petaka terjadi yakni pada Jumat 27 Januari 2006.

Sangkar burung yang ringsek terlihat berserakan di dalam gedung dekat pintu masuk, dan puluhan merpati putih dan coklat bertengger di langit-langit bangunan yang sudah bengkok.

 

4 dari 4 halaman

Penyebab Bangunan Runtuh karena Salju?

Polisi mengatakan salju membuat atap runtuh, namun pengacara Grzegorz Slyszyk, yang mewakili perusahaan pemilik gedung ambruk tersebut, membantahnya. Dia mengatakan salju telah dibersihkan secara rutin dan masih terlalu dini untuk berspekulasi mengenai penyebabnya.

Katowice, sekitar 200 mil selatan Warsawa di kawasan pertambangan, dilanda salju tebal yang sama pada musim dingin yang melanda sebagian besar Eropa timur dan tengah.

Sebelumnya pada Jumat 27 Januari 2006, salju menyebabkan atap balai kota runtuh di Kota Mariazell, Austria selatan, meskipun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

Pada 2 Januari 2006, atap arena seluncur es yang tertutup salju runtuh di kota spa Alpen Jerman, Bad Reichenhall, dan menewaskan 15 orang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini