Sukses

Inflasi Argentina Tembus 211 Persen, Tertinggi dalam 32 Tahun

Angka inflasi ini membawa Argentina melampaui negara tetangganya, Venezuela, yang sebelumnya merupakan negara dengan inflasi paling tinggi di Amerika Latin. Inflasi Venezuela mencapai 193 persen pada tahun 2023, setelah bertahun-tahun mengalami kenaikan harga yang tidak terkendali.

Liputan6.com, Buenos Aires - Tingkat inflasi tahunan Argentina mencapai 211,14 persen pada Desember 2023. Demikian data resmi yang dirilis badan statistik pemerintah INDEC menunjukkan pada Kamis (11/1/2024), mencatat tingkat tertinggi sejak awal tahun 1990-an.

Selain itu, tingkat inflasi bulanan Argentina juga mencapai 25,5 persen pada bulan yang sama, naik dari 12,8 persen dari November, setelah terjadi devaluasi tajam terhadap mata uang peso pasca pemerintahan Javier Milei berkuasa pada 10 Desember dan berjanji mengendalikan inflasi. Demikian seperti dikutip dari AP, Jumat (12/1).

Angka inflasi ini membawa Argentina melampaui negara tetangganya, Venezuela, yang sebelumnya merupakan negara dengan inflasi paling tinggi di Amerika Latin. Inflasi Venezuela mencapai 193 persen pada tahun 2023, setelah bertahun-tahun mengalami kenaikan harga yang tidak terkendali.

"Kami harus menghilangkan hal-hal yang membuat hidup lebih berwarna," kata pensiunan Susana Barrio (79) seraya menambahkan bahwa dia tidak mampu lagi mengundang teman-temannya untuk acara barbekyu asado, yang telah lama menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial Argentina, seperti dilansir Reuters.

"Kegembiraan yang saya dapatkan saat mengundang teman-teman saya untuk acara barbekyu, hal yang biasa terjadi di sini, sekarang itu tidak mungkin."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tertinggi dalam 32 Tahun

Meskipun inflasi tinggi telah melanda Argentina selama bertahun-tahun, namun tingkat kenaikan harga kini tercatat sebagai yang tertinggi dalam 32 tahun terakhir. Data INDEC tersebut dinilai mencerminkan dampak kuat dari serangkaian tindakan mengejutkan, termasuk devaluasi mata uang peso sebesar 50 persen, yang dilakukan oleh Presiden Milei yang berhaluan kanan dengan harapan pada akhirnya dapat mengendalikan inflasi yang melonjak.

Dalam pidato pelantikannya, Milei mengumumkan rencana penyesuaian yang bertujuan mencegah hiperinflasi pada awalnya akan memiliki "dampak negatif pada tingkat aktivitas, lapangan kerja, upah riil, dan jumlah orang miskin serta tidak mampu".

Diperkirakan sekitar 40 persen penduduk Argentina hidup dalam kemiskinan.

Milei dalam sebuah wawancara menuturkan bahwa setelah variabel makroekonomi stabil, dia kemudian akan melakukan dolarisasi perekonomian.

3 dari 3 halaman

Penataan Ulang Harga Relatif

Makanan dan minuman non-alkohol, yang merupakan kontributor terbesar terhadap tingkat inflasi tahunan, menurut INDEC mengalami peningkatan rata-rata sebesar 29,7 persen pada Desember. Produk massal lainnya meningkat sekitar 30 persen, sementara obat-obatan mengalami kenaikan rata-rata sebesar 40 persen.

Consultancy Eco Go memperingatkan akan adanya sedikit perlambatan harga pangan pada hari-hari pertama Januari dan memproyeksikan kenaikan biaya hidup bulanan kurang dari 23 persen pada Desember.

"Masih ada proses penataan ulang harga relatif," kata Milei pada Kamis, seperti dikutip dari AP. "Kita akan terus melihat periode inflasi dengan angka yang mengerikan, namun kemudian kita akan melihat bahwa langkah selanjutnya adalah penurunan inflasi."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.