Sukses

Sikap Profesional Awak Kabin Saat Pesawat Terbakar Dipuji Penumpang Japan Airlies

Penumpang pesawat JAL Airbus A350 menceritakan profesionalitas para awak kabin.

Liputan6.com, Tokyo - Penumpang dari pesawat JAL Airbus A350 memberikan pujian kepada kru kabin saat pesawat yang mereka tumpangi tabrakan dan terbakar hebat. Sikap tenang, tegas, dan koordinasi dari awak kabin mendapatkan pujian.

Tak ada penumpang dari pesawat tersebut yang menjadi korban jiwa.

Diakui bahwa sempat ada kepanikan di dalam pesawat. Ada penumpang yang sudah ingin buru-buru turun, tetapi sikap tegas kru kabin berhasil mengendalikan suasana.

Dilaporkan Kyodo News, Jumat (5/1/2024), seorang profesor berusia 67 tahun dari Kawasaki, Hiroshi Kaneko, mengaku sempat berteriak agar evakuasi dilakukan saat ia melihat pesawat terbakar. Tetapi awak kabin meminta agar para penumpang tetap tenang.

Penumpang lain juga melihat tindakan sigap dari para kru kabin yang berdiskusi pintu mana yang harus dibuka ketika api mulai menjalar.

Seorang petugas medis berkata ada momen konfrontasi ketika ada penumpang yang ingin cepat-cepat melarikan diri. Namun, para kru kabin menginstruksikan mereka agar tetap duduk.

Kru kabin juga menginstruksikan semua penumpang untuk tetap tenang dan menunduk, kemudian mereka memandu penumpang keluar lewat tiga pintu darurat.

Seorang dokter berusia 52 tahun berkata penumpang sebenarnya panik dan ada yang jatuh ketika turun dari perosotan untuk evakuasi. Meski demikian, dokter itu memuji para kru kabin karena berhasil melakukan koordinasi dengan tenang.

"Mereka tampaknya amat terlatih," ujar dokter dari Prefektur Gunma tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Japan Airlines Rugi Rp 1,6 Triliun

Japan Airlines (JAL) memperkirakan kerugian yang harus ditanggung mencapai lebih dari USD 100 juta dari kecelakaan pesawat yang terbakar di Bandara Haneda, pada Selasa (2/1/2024).

Tepatnya, Japan Airlines memperkirakan bahwa tabrakan penerbangan JL516 dengan pesawat Penjaga Pantai mengakibatkan kerugian operasional sekitar 15 miliar yen atau USD 104,81 juta. Jika dikonversi ke Rupiah, nilai kerugian itu mencapai Rp 1,6 triliun.

Mengutip Channel News Asia, Kamis (4/1/2024), kerusakan pesawat milik maskapai akan ditanggung asuransi. Namun hingga kini, perusahaan masih menilai dampaknya terhadap perkiraan pendapatan untuk tahun keuangan yang berakhir pada 31 Maret 2024.

Sumber-sumber industri asuransi mengatakan perusahaan asuransi AS, AIG, adalah perusahaan asuransi utama yang memberikan polis "semua-risiko" senilai USD 130 juta untuk pesawat berusia dua tahun yang hancur akibat kebakaran tersebut.

Menurut Aviation Safety Network, ini merupakan kerugian pertama secara global pada pesawat model A350. Jenis ini, sebagian besar terbuat dari komposit karbon, yangbmulai digunakan secara komersial pada tahun 2015.

Saham JAL naik 0,4 persen karena perdagangan dilanjutkan setelah liburan Tahun Baru. Mereka awalnya turun sebanyak 2,4 persen sebelum pulih dari penurunan tersebut.

Seperti diketahui, pesawat Japan Airlines hancur total ketika bertabrakan dengan pesawat lain saat mendarat di bandara Haneda Tokyo awal pekan ini.

Seluruh penumpang pesawat dalam penerbangan JAL Airbus A350 sebanyak 379 orang berhasil selamat sebelum pesawat tersebut benar-benar dilalap api yang membutuhkan waktu lebih dari enam jam untuk dipadamkan.

Namun lima dari enam awak pesawat Penjaga Pantai tewas, dan pilot yang selamat terluka parah.

3 dari 3 halaman

Japan Airlines dalam Penyelidikan Pihak Berwenang

Otoritas transportasi sedang menyelidiki keadaan yang menyebabkan pesawat Penjaga Pantai memasuki landasan tempat jet penumpang mendarat, sementara polisi juga menyelidiki kemungkinan kelalaian profesional dalam kasus tersebut, menurut laporan media lokal Jepang.

Transkrip yang dikeluarkan oleh pihak berwenang menunjukkan pengendali lalu lintas udara memerintahkan pesawat Penjaga Pantai untuk melanjutkan ke titik tunggu di dekat landasan pacu beberapa menit sebelum kecelakaan, instruksi yang tampaknya telah dibacakan kembali oleh pilot sebagai pengakuannya.

Di sisi lain, pihak berwenang Jepang juga mengatakan bahwa pesawat Japan Airlines telah diberi izin untuk mendarat, namun pesawat yang lebih kecil belum diizinkan untuk lepas landas, berdasarkan transkrip.

Pilot Penjaga Pantai mengatakan setelah kecelakaan itu bahwa dia telah diberi izin untuk memasuki landasan pacu, menurut keterangan pejabat penjaga pantai.

Pihak berwenang baru saja memulai penyelidikan dan pakar penerbangan mengatakan biasanya kegagalan beberapa pagar pengaman menyebabkan kecelakaan pesawat bisa terjadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.