Sukses

Anak-Anak Gaza Kelaparan, Tentara Israel Pamer Konten Masak Steak

Tentara Israel asyik pamer masak steak saat anak-anak Gaza kelaparan.

Liputan6.com, Gaza - Seorang tentara Israel pamer konten memasak steak di Jalur Gaza. Media Timur Tengah menyebut aksi tersebut adalah ejekan. 

Seperti diketahui, WHO dan UNICEF melaporkan bahwa rakyat Gaza mengalami masalah pangan karena invasi yang dilancarkan Israel

Pada akhir Desember 2023, UNICEF turut melaporkan bahwa 335 ribu anak-anak di Gaza menghadapi risiko malnutrisi parah.

Konten memasak steak itu diposting oleh akun @matanya_yanai di TikTok. Akun itu memang suka melakukan aktivitas memasaknya. 

Middle East Monitor, Rabu (3/1/2023), menyebut tindakan tentara itu merupakan aksi ejekan. Ia juga mengajak orang-orang lain untuk ikut memasak di Jalur Gaza. 

"Mari buat steak pertama di Gaza," ujar akun @Matanya_Yanai. Ia membuat steaknya di tengah serangan. Setelah itu, ia membagikan masakannya ke tentara-tentara lain.

Hingga kini, ada lebih 22 ribu orang di Jalur Gaza yang tewas akibat serangan. Puluhan ribu orang terluka dan anak-anak pun menderita penyakit dan kekurangan nutrisi karena serangan dan blokade Israel.

<p>Tentara Israel pamer masak steak di Jalur Gaza. TikTok @matanya_yanai</p>

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sekjen WHO Prihatin Ancaman Penyakit Menular di Gaza Makin Nyata

Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Jumat (29/12), mengatakan “sangat prihatin” dengan meningkatnya ancaman penyakit menular di Jalur Gaza.

“Ketika orang-orang terus mengungsi secara besar-besaran di wilayah selatan Gaza, dengan beberapa keluarga terpaksa mengungsi berkali-kali dan banyak yang berlindung di fasilitas kesehatan yang penuh sesak, saya dan rekan-rekan WHO saya tetap sangat khawatir dengan meningkatnya ancaman penyakit menular,” kata Tedros di platform X yang sebelumnya disebut Twitter.

 Israel bertekad untuk menghancurkan Hamas sebagai pembalasan atas serangan 7 Oktober. Serangan tersebut menyebabkan sekitar 1.140 orang tewas, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan data Israel. Hamas dianggap sebagai kelompok “teroris” oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.

Sekitar 250 sandera juga disandera selama serangan itu, lebih dari separuhnya masih disandera, dikutip dari VOA Indonesia, Senin (1/1/2024).

Pengeboman udara dan invasi darat Israel yang tiada henti di Gaza merenggut sedikitnya 21.320 nyawa, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.

Tedros mengatakan, sejak pertengahan Oktober hingga pertengahan Desember, masyarakat yang tinggal di pengungsian terus jatuh sakit.

Dia mengatakan bahwa hampir 180.000 orang menderita infeksi saluran pernapasan atas, sementara 136.400 kasus diare tercatat, yang mana setengah dari kasus tersebut terjadi pada anak-anak berusia di bawah lima tahun.

Tedros mengatakan terdapat 55.400 kasus kutu dan kudis; 5.330 kasus cacar air; dan 42.700 kasus ruam kulit, termasuk 4.722 kasus impetigo, di Gaza.

“WHO dan mitranya bekerja tanpa kenal lelah untuk mendukung otoritas kesehatan dalam meningkatkan pengawasan dan pengendalian penyakit dengan menyediakan obat-obatan, alat tes untuk mendukung deteksi dini dan respons terhadap penyakit menular seperti hepatitis, dan berupaya meningkatkan akses terhadap air bersih, makanan, kebersihan dan layanan sanitasi kesehatan,” papar Tedros.

3 dari 4 halaman

Khawatir Organ Tubuh Diambil, Warga Gaza Minta Israel Segera Kembalikan Jenazah

Seorang warga Palestina menuntut Israel agar segera mengembalikan jenazahnya putranya. Wanita itu takut Israel melakukan panen organ.

Anak dari wanita itu tewas pada 7 Oktober lalu. Wanita bernama Rasmia Kodeih percaya bahwa jenazah anaknya kini masih berada di pihak Israel.

Dilaporkan Middle East Monitor, Sabtu (31/12/2023), wanita itu menegaskan bahwa ingin jenazah anaknya kembali dengan seutuh-utuhnya.

"Saya ingin tubuh putra saya kembali dengan semua organ-organnya," ujar Kodeih.

Tuduhan pencurian organ tubuh ini muncul pada Selasa lalu dari otoritas di Gaza. Pasalnya, ada jenazah-jenazah yang penampilannya menjadi berbeda karena pencurian organ vital dari mayat-mayat tersebut. Organisasi internasional pun diminta turun tangan.

Otoritas di Gaza juga menyebut tentara Israel tidak mengembalikan jenazah itu dengan nama-namanya, serta menolak menjelaskan di mana korban ditangkap.

"Ini adalah kejahatan besar yang memerlukan agar Israel disidang dan dihukum," ujar Kodeih. "Saya seorang ibu. Saya hanya ingin mereka mengembalikan tubuh putra saya sebagaimana aslinya."

Militer Israel enggan berkomentar mengenai tuduhan pencurian organ tubuh tersebut.

Hingga kini, 21 ribu orang di Gaza telah tewas akibat invasi Israel sejak 7 Oktober 2023. Israel berkata serangan itu adalah balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, serta karena Hamas menawan sejumlah orang.

4 dari 4 halaman

Konvoi Bantuan PBB untuk Gaza Diserang, Ditembaki Militer Israel

Sebelumnya dilaporkan, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina mengatakan pada Jumat, 29 Desember 2023 bahwa konvoi bantuan diserang oleh militer Israel di Jalur Gaza, beruntung tak menimbulkan korban jiwa.

"Tentara Israel menembaki konvoi bantuan ketika mereka kembali dari Gaza utara melalui rute yang ditentukan oleh tentara Israel. Pemimpin konvoi internasional kami dan timnya tidak terluka, tetapi satu kendaraan mengalami kerusakan," tulis direktur UNRWA di Gaza, Tom White, di X.

Menurut UNRWA, kejadian itu terjadi pada Kamis, 28 Desember sore.

Militer Israel menanggapi permintaan komentar dengan mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki laporan tentang insiden tersebut.

Sebelumnya pada hari Jumat, kepala kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, menulis sebuah unggahan di X menggambarkan apa yang disebutnya "situasi yang mustahil bagi masyarakat Gaza, dan bagi mereka yang mencoba membantu mereka".

Griffiths mengatakan konvoi bantuan telah ditembaki, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

"Anda pikir memasukkan bantuan ke Gaza itu mudah? Coba pikirkan lagi," kata Griffiths.

Sementara itu, sebelumnya anggota kabinet perang Israel Benny Gantz memperingatkan, pihaknya akan melakukan intervensi jika Hizbullah tidak berhenti menembaki Israel utara.

"Waktu untuk solusi diplomatik hampir habis," ujarnya, seperti dilansir BBC.

Di lain pihak, Panglima Angkatan Pertahanan Israel Herzi Halevi menuturkan pasukannya berada dalam kesiapan yang sangat tinggi untuk menghadapi lebih banyak pertempuran di wilayah utara.

"Tugas pertama kami adalah memulihkan keamanan dan rasa aman warga di Utara dan ini akan memakan waktu," kata Halevi, setelah melakukan penilaian situasi.

Baku tembak lintas batas Lebanon Vs Israel telah meningkat sejak perang Hamas Vs Israel terbaru dimulai pada 7 Oktober.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.