Sukses

Badai Otis Terjang Meksiko, 52 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Badai Otis dilaporkan telah menewaskan 52 orang dan 32 orang lainnya hilang dan belum ditemukan di Meksiko, kata Gubernur negara bagian Guerrero, Evelyn Salgado.

Liputan6.com, Chilpancingo - Badai Otis dilaporkan telah menewaskan 52 orang dan 32 orang lainnya hilang dan belum ditemukan di Meksiko, kata Gubernur negara bagian Guerrero, Evelyn Salgado.

Badai kategori lima ini melanda pantai Pasifik selatan Meksiko pada 25 Oktober, dikutip dari laman Xinhua, Kamis (21/12/2023).

Bencana ini lantas menimbulkan kerusakan parah pada hotel dan infrastruktur perumahan di Acapulco dan Coyuca de Benitez.

Salgado mengatakan dalam konferensi pers dari Acapulco bahwa pengaktifan kembali resor tepi laut yang terkenal itu merupakan hal yang mendasar setelah hampir dua bulan.

Presiden Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan pada konferensi pers bahwa ia mengharapkan pemulihan kembali di wilayah tersebut.

Sebelumnya, pada Oktober 2023 Badai Otis juga memakan korban.

Setidaknya 27 orang tewas dan Kota Acapulco, Meksiko, hancur lebur setelah Badai Otis menghantam pada Rabu (25/10/2023) sebagai badai Kategori 5.

Menteri Keamanan Meksiko Rosa Icela Rodriguez dalam konferensi pers pada Kamis (26/10) pagi waktu setempat mengumumkan bahwa empat orang hilang.

Para pejabat dan bantuan militer akhirnya tiba di Acapulco pada Rabu malam setelah perjalanan mereka terhambat oleh kerusakan dan apa yang mereka temukan sungguh menghancurkan.

"Di seluruh Acapulco tidak ada tiang (listrik) yang berdiri," kata Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador pada Kamis (26/10), seperti dilansir CNN.

Obrador menuturkan ada lebih dari 1.000 pekerja yang bekerja untuk membangun kembali jaringan listrik, sehingga layanan air dapat dipulihkan di wilayah tersebut.

Perusahaan listrik CFE menyatakan bahwa lebih dari 500.000 rumah dan tempat usaha kehilangan aliran listrik di seluruh Negara Bagian Guerrero. Layanan telah dipulihkan kepada 40 persen dari mereka yang terdampak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ancaman Awal yang Meremehkan

Gubernur Guerrero Evelyn Salgado mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen hotel di Acapulco terdampak Badai Otis. Kota itu merupakan tujuan wisata populer.

Lebih lanjut Salgado menjelaskan bahwa pihaknya menyediakan 30 hingga 40 truk untuk mengevakuasi wisatawan ke daerah lain secara gratis.

Para pejabat dan warga hanya punya sedikit waktu untuk bersiap menghadapi parahnya badai tersebut karena prakiraan awal terlalu meremehkan ancaman tersebut. Otis dengan cepat meningkat dari badai tropis menjadi badai Kategori 5 yang sangat berbahaya – badai terkuat yang pernah tercatat di kawasan ini – hanya dalam 12 jam.

3 dari 3 halaman

Banjir Bandang dan Tanah Longsor Menghantui

Otis melemah dengan cepat setelah bergerak ke daratan. Pusat Badai Nasional menyebutkan bahwa hujan lebat akibat badai tersebut diperkirakan akan terus berdampak hingga Kamis dan diperkirakan dapat memicu banjir bandang dan tanah longsor.

Meskipun ancaman langsung telah mereda, kawasan ini baru saja memulai proses pemulihan. Sekitar 10.000 anggota militer dikerahkan ke wilayah Acapulco untuk membantu upaya tersebut.

Personel Garda Nasional Meksiko telah berupaya membersihkan kendaraan yang terdampar, pohon tumbang, dan puing-puing lain yang berserakan akibat badai.

Sekretaris Infrastruktur, Komunikasi, dan Transportasi Meksiko dalam rilisnya mengatakan bahwa Bandara Internasional Acapulco menangguhkan operasinya menyusul upaya pemulihan dari badai. Badan tersebut membagikan gambar tumpukan besar puing yang dibuang di sekitar bandara.

Intensifikasi yang cepat dari Otis, kata para ilmuwan, adalah gejala krisis iklim yang disebabkan oleh manusia – sebuah skenario yang semakin sering terjadi.

Para ilmuwan telah mendefinisikan intensifikasi cepat sebagai peningkatan kecepatan angin setidaknya 35 mph dalam 24 jam atau kurang, yang umumnya memerlukan panas laut yang signifikan.

National Oceanic and Atmospheric Administration menyatakan bahwa lebih dari 90 persen pemanasan di seluruh dunia selama 50 tahun terakhir terjadi di lautan. Selain itu, suhu panas diperparah oleh fenomena El Nino di Pasifik pada tahun ini, sehingga menyebabkan suhu laut menjadi lebih tinggi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.