Sukses

Joe Biden: Satu-satunya Jaminan Jangka Panjang bagi Israel-Palestina Adalah Solusi Dua Negara

Biden kembali menggarisbawahi urgensi solusi dua negara untuk menjamin keamanan jangka panjang bagi rakyat Israel dan Palestina.

Liputan6.com, Washington - Joe Biden pada Minggu (26/11/2023) menyambut pembebasan belasan sandera lain oleh Hamas, yang merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas yang dimediasi Amerika Serikat dan Mesir.

Berbicara di Nantucket, Massachusetts, Biden kembali menggarisbawahi urgensi solusi dua negara untuk menjamin keamanan jangka panjang bagi rakyat Israel dan Palestina.

"Saya akan terus melanjutkan kerja sama dengan mitra-mitra kita untuk mengambil langkah yang berat tapi perlu untuk membangun masa depan yang lebih terintegrasi, lebih makmur dan lebih damai di kawasan itu. Solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk menjamin keamanan jangka panjang bagi rakyat Israel dan Palestina. Untuk memastikan bahwa warga Israel dan Palestina dapat hidup bermartabat dan bebas. Kami tidak akan menyerah untuk mencapai tujuan ini," ujar Biden, seperti dikutip VOA Indonesia, Senin (27/11). 

Pernyataan ini juga dikicaukannya di X, yang dulu dikenal sebagai Twitter.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bocah AS 4 Tahun Dibebaskan Hamas

Dalam kesempatan yang sama, Biden mengonfirmasi bahwa seorang anak AS berusia empat tahun yang disandera Hamas setelah kedua orang tuanya tewas, telah dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dan kini aman berada di Israel.

"Puji Tuhan, dia (Abigail) sudah dibebaskan," ujar Biden tentang Abigail Edan.

Kelompok militan Hamas menyerbu Kibbutz Kfar Azza pada 7 Oktober dan membunuh kedua orang tua Abigail. Anak perempuan itu lari menyelamatkan diri ke rumah tetangganya. Keluarga Brodutch, yaitu sang ibu Hagar dan tiga anaknya, menyelamatkan Abigail ketika Hamas menyerang kawasan itu. Namun kelimanya sempat tidak diketahui keberadaannya selama berhari-hari, hingga kemudian dipastikan telah disandera Hamas bersama lebih dari 200 orang lainnya.

Biden menyebutkan Abigail merayakan ulang tahun keempatnya di lokasi penyanderaan.

Keluarga Brodutch termasuk di antara kelompok sandera ketiga yang dibebaskan pada Minggu sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hamas. Usia sandera yang dibebaskan antara 4 hingga 84 tahun.

Biden mengungkapkan belum mengetahui kondisi Abigail, warga AS pertama yang dibebaskan Hamas. Diyakini ada sembilan warga AS yang disandera, termasuk dua perempuan. Namun, belum jelas apakah mereka semua masih hidup.

Biden menyatakan dia berharap sandera-sandera lainnya akan dibebaskan.

Wakil-wakil Palang Merah Internasional membawa para sandera yang dibebaskan ini keluar dari Gaza. Sebagian langsung diserahkan ke pihak Israel, lainnya meninggalkan wilayah itu melalui Mesir.

Tentara Israel mengatakan salah seorang sandera langsung diterbangkan ke sebuah rumah sakit.

Biden menggambarkan perundingan itu sebagai proses dari hari-ke-hari, dari jam-ke-jam, yang serba tidak pasti, dan menggarisbawahi dia akan melanjutkan hal itu hingga seluruh sandera dibebaskan.

Dalam pidatonya, dia menggambarkan kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas itu sebagai (kesepakatan) yang memberikan hasil yang menyelamatkan nyawa.

Sebagai bagian dari kesepakatan dengan Hamas, Israel membebaskan 39 tahanan Palestina dari penjara-penjaranya Minggu sore.

3 dari 3 halaman

Situasi di Gaza

Biden, yang sejak pertempuran berkobar pada 7 Oktober telah berkali-kali berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kembali menghubunginya Minggu siang. Pernyataan tertulis Gedung Putih menyatakan kedua pemimpin membahas situasi di Gaza, termasuk jeda pertempuran dan lonjakan kebutuhan bantuan kemanusiaan tambahan yang sangat dibutuhkan di Gaza.

Netanyahu menyampaikan terima kasih kepada Biden atas upaya tanpa kenal lelah untuk membantu memediasi dan benar-benar mewujudkan kesepakatan (gencatan senjata) ini.

Kedua pemimpin sepakat bahwa pekerjaan masih belum selesai dan akan melanjutkan upaya memastikan pembebasan seluruh sandera. Keduanya juga sepakat untuk kembali menjalin kontak dekat dalam beberapa hari mendatang.

Perang Israel-Hamas telah menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel, yang tewas dalam serangan awal Hamas pada 7 Oktober.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikelola Hamas, mengatakan serangkaian serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 13.300 orang di mana dua per tiga di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.