Sukses

Penjara Diserang dan Banyak Napi Kabur, Sierra Leone Terapkan Jam Malam Nasional

Sierra Leone menerapkan jam malam karena tahanannya berkeliaran setelah kabur akibat serangan di penjara.

Liputan6.com, Freetown - Sierra Leone memberlakukan jam malam nasional setelah orang-orang bersenjata masuk ke penjara dan membebaskan narapidana (napi).

"Tahanan dari penjara Central Padema Road di ibu kota Freetown dibebaskan pada Minggu 26 November 2023 pagi," kata seorang pejabat di penjara tersebut kepada BBC News.

Sebelumnya, orang-orang bersenjata menyerang barak militer di kota tersebut.

Warga melaporkan mendengar suara tembakan di barak yang dekat dengan kediaman presiden.

Laporan Al Jazeera menyebut, pemerintah Sierra Leone pada hari Minggu mengatakan mereka telah menangkis serangan di barak utama militer Wilberforce dan mengendalikan situasi. Kendati demikian pemerintah menyarankan warga untuk berlindung di dalam rumah saat melakukan perburuan terhadap para napi.

"Sierra Leone telah mengumumkan jam malam nasional setelah orang-orang bersenjata menyerang barak militer di ibu kota, Freetown," demikian menurut pernyataan pemerintah.

Para saksi mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa mereka mendengar suara tembakan keras dan ledakan di ibu kota pada Minggu pagi, sementara video yang dibagikan di media sosial menunjukkan kepulan asap membubung dari jalan-jalan.

Saksi lain mengatakan mereka mendengar baku tembak di dekat barak di Distrik Murray Town, markas angkatan laut, serta di luar lokasi militer lainnya di Freetown, AFP melaporkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pemerintah Memiliki Kendali

Menteri Penerangan Chernor Bah meyakinkan publik dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu bahwa “pemerintah dan pasukan keamanan negara memegang kendali”. Kendati demikian Menteri Bah mendesak warga untuk "tinggal di dalam rumah" sementara pasukan keamanan "melanjutkan proses penangkapan para narapidana.

Presiden Sierra Leone Julius Maada Bio mengkonfirmasi pelanggaran keamanan tersebut dalam sebuah pernyataan di akun media sosial resmi X pada hari Minggu, menyalahkan kelompok atau "pemberontak" atas serangan tersebut.

Presiden Bio mengatakan ketenangan telah "dipulihkan" dan pasukan keamanan terus "menghilangkan sisa-sisa pemberontak yang melarikan diri". Ia mendesak seluruh warga negara untuk bersatu melindungi demokrasi di negara Afrika Barat tersebut.

"Perdamaian bangsa yang kita cintai tidak terhargai dan kami akan terus melindungi perdamaian dan keamanan Sierra Leone dari kekuatan yang ingin mengganggu stabilitas yang sangat kami hargai,” kata postingan tersebut.

 

 

3 dari 4 halaman

Mengutuk Upaya Ganggu Ketertiban Konstitusi

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Minggu, blok regional Afrika Barat, Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS), mengutuk upaya untuk "mengganggu ketertiban konstitusi" di Sierra Leone.

Sierra Leone telah dilanda kekerasan dan kerusuhan politik sejak terpilihnya kembali Presiden Julius Maada Bio pada bulan Juni.

Pemilu tersebut merupakan pemilu kelima sejak berakhirnya perang saudara yang brutal selama 11 tahun di Sierra Leone – lebih dari dua dekade lalu – yang menyebabkan puluhan ribu orang tewas dan menghancurkan perekonomian negara tersebut.

Pengamat internasional mengecam "kurangnya transparansi" dalam penghitungan suara dan partai oposisi Sierra Leone pada awalnya membantah hasil tersebut dan memboikot pemerintah.

Lima bulan sejak kemenangan Bio dalam pemilu, ia terus menghadapi kritik karena kondisi ekonomi yang melemahkan. Hampir 60% penduduk Sierra Leone yang berjumlah lebih dari tujuh juta jiwa berada dalam kemiskinan, dan pengangguran kaum muda termasuk yang tertinggi di Afrika Barat.

Kerusuhan di Sierra Leone terjadi setelah serangkaian kudeta militer yang memberikan pukulan terhadap demokrasi di wilayah tersebut. Terdapat delapan kudeta militer di Afrika Barat dan Tengah sejak tahun 2020, termasuk di Mali, Burkina Faso, Niger, dan Guinea.

4 dari 4 halaman

6 Fakta Menarik Sierra Leone Salah Satu Negara Penghasil Berlian di Dunia

Sierra Leone merupakan negara Afrika bagian barat yang pernah dijajah oleh Portugis di abad ke-15. Nama Sierra Leone berasal dari Pedro de Sintra, orang Eropa pertama yang melihat dan memetakan pelabuhan Freetown.

Nama asli Portugis, Serra Lyoa memiliki arti "Pegunungan Singa", mengacu pada perbukitan yang mengelilingi pelabuhan. Ibu kota Sierra Leone adalah Freetown, merupakan salah satu pelabuhan alam terbesar di dunia.

Mengutip dari laman Britannica, Kamis (4/5/2023), Sierra Leone berbatasan di utara dan timur dengan Guinea, sementara di selatan berbatasan dengan Liberia dan di barat dengan Samudera Atlantik.Meskipun sebagian besar penduduk terlibat dalam pertanian, Sierra Leone juga merupakan pusat pertambangan. Sierra Leone juga merupakan negara penghasil berlian, emas, bauksit, dan rutil. 

Konflik internal melumpuhkan negara sejak akhir 1980-an dan seterusnya, yang berpuncak pada perang saudara brutal yang berlangsung dari tahun 1991 hingga 2002. Sejak perang berakhir, pemerintah Sierra Leone telah menjalani tugas berat untuk membangun kembali infrastruktur fisik dan sosial negara, sekaligus mendorong rekonsiliasi.

Masih banyak hal mengenai Sierra Leone, berikut enam fakta menarik Sierra Leone yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Kamis (4/5/2023): Klik di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.