Sukses

Hamas Rilis Video Perdana Sandera Bernama Mia Schem, Ibu Korban: Tolong Pulangkan Putri Saya

Dalam video berdurasi 78 detik yang dirilis pada Senin (16/10/2023), Mia Schem mengaku bahwa dia ditahan di Gaza, diperlakukan dengan baik, dan meminta untuk dikembalikan ke keluarganya secepat mungkin.

Liputan6.com, Tel Aviv - Hamas merilis video Mia Schem, seorang wanita usia 21 tahun berkewarganegaraan Prancis-Israel, yang mereka sandera selama serangan pada Sabtu 7 Oktober 2023. Dalam video yang pertama kali dirilis oleh Hamas tentang sandera, Mia Schem yang lengannya terluka terlihat sedang dirawat oleh pekerja medis.

Perempuan itu kemudian menuturkan bahwa dia ditahan di Gaza, diperlakukan dengan baik, dan meminta untuk dikembalikan ke keluarganya secepat mungkin.

Ibu Mia Schem, Keren Scharf Schem, yang berada di Tel Aviv pada Selasa (17/10), mendesak pemerintah dan para pemimpin dunia untuk membawa pulang putrinya. Demikian seperti dilansir CNN.

Sambil memegang foto putrinya dia mengatakan, "Saya mohon kepada dunia untuk membawa pulang anak saya, dia hanya datang ke festival (musik) untuk bersenang-senang dan sekarang dia berada di Gaza dan dia bukan satu-satunya."

Pada Selasa pula, Presiden Emmanuel Macron menggambarkan tindakan Hamas menjijikkan. Prancis, ujarnya, menuntut pembebasan Mia Schem tanpa syarat.

"Merupakan tindakan hina menyandera orang-orang tidak bersalah dan menampilkan mereka dengan cara menjijikkan seperti ini," ujar pernyataan yang dirilis Istana Elysee, seperti dikutip The Guardian.

Macron menambahkan, Prancis bekerja sama dengan mitra untuk membebaskan warganya yang disandera Hamas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Israel: Hamas Berusaha Manusiawi

Militer Israel menegaskan bahwa pihaknya terus berhubungan dengan keluarga Mia Schem dan mengutuk Hamas sebagai organisasi teroris pembunuh. Mereka memastikan menggunakan semua tindakan intelijen dan operasional untuk memulangkan para sandera.

"Dalam video tersebut, Hamas berusaha menampilkan dirinya sebagai organisasi yang manusiawi, bertanggung jawab atas pembunuhan dan penculikan bayi, perempuan, anak-anak, dan orang tua," sebut militer Israel.

Tidak jelas kapan video Mia Schem berdurasi 78 detik yang disiarkan di saluran Telegram Hamas pada Senin (16/10) dibuat. Namun yang pasti, Mia Schem diculik saat menghadiri festival musik Supernova yang lokasi penyelenggaraannya hanya berjarak sekitar 4,8 km dari perbatasan Israel-Gaza.

Hamas untuk pertama kalinya mengonfirmasi terdapat 250 orang disandera di Gaza dan mereka akan dibebaskan ketika kondisinya ideal.

Dalam pernyataannya pada Senin malam, juru bicara Brigade al-Qassam, Abu Ubaida, menjelaskan bahwa sayap militer Hamas itu telah menahan 200 orang sejak serangan pada Sabtu 7 Oktober. Adapun 50 orang ditahan di tempat lain oleh faksi-faksi perlawanan lainnya. Setidaknya 22 sandera tewas akibat serangan udara Israel ke Gaza. Demikian seperti dilansir The Guardian.

3 dari 3 halaman

Sandera Sebagai Alat Tukar bagi Tahanan Palestina

Keluarga Schem mengatakan kepada media Israel betapa gembiranya mereka melihat video Mia Schem. Bibi Mia Schem, yang bernama Galit, menyebutnya sebagai langkah yang sangat signifikan.

"Dia terlihat terluka dan ketakutan – tapi setidaknya dia masih hidup," kata Galit.

Sebelumnya, Khaled Meshaal, mantan pemimpin Hamas yang kini mengepalai kantor diaspora Hamas di Doha, mengatakan kepada AlAraby TV bahwa pihaknya akan berupaya keras menggunakan para sandera sebagai alat untuk membebaskan 6.000 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Serangan Hamas pada Sabtu 7 Oktober menewaskan sedikitnya 1.400 orang di Israel, sementara serangan balasan Israel mencatat lebih dari 2.700 kematian warga Palestina.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini