Sukses

Selain Virus Nipah, 7 Virus Ini Juga Berbahaya dan Mematikan

Selain Virus Nipah, berikut ini tujuh virus yang juga berbahaya dan mematikan dari berbagai belahan dunia.

, Jakarta - Dua orang di Kerala, India, dilaporkan meninggal akibat infeksi virus Nipah.

Virus ini langsung menjadi perhatian publik dan pemerintah setempat telah melakukan tes kepada lebih dari 700 orang.

Adapun diketahui sebanyak 153 orang yang melakukan tes di antaranya adalah para pekerja kesehatan untuk menghindari adanya penyebaran penyakit dari orang yang melakukan kontak dan terinfeksi virus Nipah.

Mengutip sejumlah sumber, diketahui bahwa infeksi virus Nipah (NiV) dapat didiagnosis selama sakit atau setelah sembuh. Tes dengan cara berbeda juga tersedia untuk mendiagnosis infeksi NiV.

Pada tahap awal penyakit, pengujian laboratorium dapat dilakukan dengan menggunakan reaksi rantai polimerase waktu nyata (RT-PCR) dari usap tenggorokan dan hidung, cairan serebrospinal, urin, dan darah, demikian dikutip dari laman CDC.org.

Di kemudian hari selama sakit dan setelah pemulihan, pengujian antibodi dilakukan dengan menggunakan uji imunosorben terkait-enzim (ELISA).

Diagnosis dini infeksi NiV dapat menjadi tantangan karena gejala awal penyakit yang tidak spesifik.

Namun, deteksi dan diagnosis dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kelangsungan hidup di antara individu yang terinfeksi, untuk mencegah penularan ke orang lain, dan untuk mengelola upaya respons terhadap wabah.

NiV harus dipertimbangkan untuk orang-orang dengan gejala yang konsisten dengan infeksi NiV yang pernah tinggal di daerah di mana Nipah lebih umum terjadi, seperti Bangladesh atau India -- terutama jika mereka diketahui pernah terpapar.

Sejak penemuannya di Malaysia pada 1998, wabah virus Nipah telah melanda sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan.

Sejumlah negara yang pernah dilanda wabah virus Nipah adalah: Malaysia, Bangladesh, India, Singapura.

Selain Virus Nipah, berikut ini tujuh virus yang juga berbahaya dan mematikan, mengutip DW Indonesia, Rabu (20/9/2023):

  1. Corona SARS-CoV-2
  2. Marburg
  3. Ebola
  4. Dengue
  5. Hanta
  6. H5N1
  7. Lassa

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Virus Corona SARS-CoV-2

Virus Corona SARS-CoV-2 yang memicu pandemi COVID-19 tiba-tiba muncul di Kota Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Ketika itu ratusan orang diserang penyakit misterius mirip pneumonia dengan angka fatalitas sangat tinggi.

Virus Corona menyebab cepat ke seluruh dunia, menjadi pendemi yang mematikan.

Hingga akhir Juli 2021, sedikit 205 juta orang terinfeksi dan 4,32 juta orang meninggal akibat COVID-19.

Marburg

WHO temukan kasus virus Marburg mirip Ebola dengan rasio kematian hingga 88 persen. (pexels/edward jenner)

Virus paling berbahaya ini adalah virus Marburg. Namanya berasal dari kota kecil di Sungai Lahn yang tidak ada hubungannya dengan penyakit tersebut.

Virus Marburg adalah virus yang menyebabkan demam berdarah. Seperti Ebola, Virus Marburg menyerang membran mukosa, kulit dan organ tubuh. Tingkat fasilitas mencapai 90 persen.

Ebola

Ilustrasi Virus Ebola (Liputan6.com/Sangaji)

Ada lima jenis Virus Ebola. Berikut ini di antaranya

  1. Zaire
  2. Sudan
  3. Tai Forest
  4. Budibugyo
  5. Reston

Virus Ebola Zaire adalah yang paling mematikan. Angka mortalitasnya 90%. Inilah jenis yang pernah menyebat antara lain di Guinea, Sierra Leone dan Liberaia.

Menurut ilmuwan kemungkinan kalong menjadi hwwan yang menyebarkan Virus Ebola Zaire ke kota-kota.

 

3 dari 4 halaman

Dengue

Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue. Ada beberapa jenis nyamuk yang menularkan virus tersebut.

Demam dengue dapat membahayakan nyawa penderita. Antara lain lewat pendarahan, kebocoran pembuluh darah dan tekanan darah rendah.

Dua miliar orang tinggal di kawasan yang terncam oleh demam dengue, termasuk Indonesia.

Hanta

Ilustrasi virus hanta. (Source:AP)

Virus ini bisa ditemukan pada hewan pengerat seperti tikus. Manusia dapat tertular bila melakukan kontak dengan hewan dan kotorannya.

Hanta berasal dari nama sungai di mana tentara AS diduga pertama kali terinfeksi virus tersebut saat Perang Korea tahun 1950.

Gejalanya termasuk penyakit paru-paru, demam dan gagal ginjal.

 

4 dari 4 halaman

H5N1

Berbagai kasus flu burung menyebabkan panik global. Tidak heran tingkat kematiannya mencapai 0 %. Tapi sebenarnya risiko tertular H5N1 cukup rendah.

Manusia hanya bisa terinfeksi melalui kontak langsung dengan unggas. Ini penyebab mengapa kebanyakan korban ditemukan di Asia, di mana warga biasa tinggal dekat dengan ayam atau burung.

Lassa

Ilustrasi virus lassa. (Source: Native antigen company)

Seorang perawat di Nigeria adalah orang pertama yang terinfeksi Virus Lassa. Virus ini dibawa oleh hewan pengerat. Kasusnya bisa menjadi endemis, yang artinya virus muncul di wilayah khusus, bagian barat Afrika, dan dapat kembali mewabah di sana setiap saat.

Ilmuwan memperkirakan 15 persen hewan pengerat di daerah Afrika barat menjadi pembawa virus tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini