Sukses

24.000 Peserta Ikut Global Town Hall 2023, Forum Diskusi untuk Hadapi Krisis Dunia

FPCI bersama Global Citizen, kembali mengadakan forum diskusi tingkat dunia, Global Town Hall 2023, dengan tajuk "This is Our World Too! - North South East West Dialogue." Acara ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 September 2023.

Liputan6.com, Jakarta - FPCI bersama Global Citizen, kembali mengadakan forum diskusi tingkat dunia, Global Town Hall 2023 (GTH 2023), dengan tajuk "This is Our World Too! - North South East West Dialogue."

Acara ini dilaksanakan pada Sabtu, 2 September 2023, secara virtual selama kurang lebih 15 jam. Dapat diakses setelah melakukan registrasi secara gratis pada halaman resmi Global Town Hall 2023.

"Ada lebih dari 24.000 peserta dari 120 negara atau 130 negara. Itu sungguh sulit dipercaya," ujar Dr. Dino Patti Djalal, Pendiri dan Ketua Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia atau Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI).

Global Town Hall 2023 mengundang berbagai tokoh global untuk berpartisipasi dalam 11 sesi diskusi yang mencakup topik-topik penting, seperti keadaan dunia 2023, peran masyarakat sipil dalam dunia yang bergejolak, dampak revolusi AI, masalah seperti pangan, geopolitik, keadilan sosial, krisis iklim, hak asasi manusia, pemberdayaan perempuan dan dampak sektor swasta.

Dino juga menyatakan bahwa para pemimpin dunia yang sesungguhnya adalah masyarakat sipil yang mengambil bagian untuk perubahan dunia. Salah satunya mereka yang ada dalam diskusi ini, universitas-universitas, lembaga-lembaga, think tank, para aktivis, dan semua segmen dari 'grassroots'.

"Tanpa masyarakat sipil, di negara mana pun, tidak akan ada pembangunan yang sukses. Mereka tidak dapat bekerja sama secara mendalam," lanjut Dino dalam pembukaan GTH 2023.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bahas Krisis Kelaparan dan Kurangnya Pangan Global

Dalam salah satu sesi Global Town Hall, para panelis ternama bersatu untuk mengatasi krisis kelaparan dan ketidakamanan pangan yang terus meningkat. 

Diskusi pada sesi keempat ini diisi oleh tokoh-tokoh global, Abena Soreno Yankyera, sebagai moderator. Bersama 4 panelis: Dr. Albert Park, Dr. Aditi Mukherji, Ron Hartman, dan Wangari Kuria. 

Serta H.E. Ban Ki-moon, mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (2007-2016), yang ikut menyampaikan pidato utamanya pada awal sesi.

Panel ini bertujuan untuk merangkai solusi inovatif terhadap krisis dalam lima sektor kunci yang dikenal sebagai Five Fs: Food, Fertilizer, Feed, Fuel, dan Finance (Makanan, Pupuk, Pakan, Bahan Bakar, dan Keuangan).

Sebelum pandemi, upaya global untuk melawan krisis kelaparan dan ketidakamanan pangan telah dilaporkan mengalami kemunduran. 

Pandemi membuat situasi semakin buruk dengan peningkatan 22% dalam jumlah orang yang menderita kelaparan pada tahun 2023, mencapai jumlah mencengangkan sebanyak 345 juta orang. 

Selain itu, dengan gangguan yang dipicu oleh perang di Ukraina, tidak hanya keamanan pangan yang menjadi masalah, tetapi juga penurunan pasokan pakan, pupuk, bahan bakar, dan keuangan. 

Dalam pidato utamanya, Ban Ki-Moon menyoroti urgensi tantangan global yang dihadapi saat ini. Ia menekankan perlunya berdiri untuk dunia di mana semua orang dapat memiliki kehidupan yang aman, makmur, sehat, dan setara. 

Ia juga menggarisbawahi bahwa krisis iklim juga memperburuk berbagai masalah global, serta krisis kelaparan. 

Dia juga menyatakan mendukung CGIAR (Consultative Group on International Agricultural Research atau Kelompok Konsultatif Penelitian Pertanian Internasional) untuk peningkatan komitmen finansial dan politik untuk membangun ketahanan petani kecil, terutama perempuan dan pemuda, yang membutuhkan dukungan mendesak untuk beradaptasi dengan perubahan iklim.

"Saya berharap diskusi hari ini akan membantu mengidentifikasi peluang untuk menciptakan dan mempertahankan solusi yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan demi masa depan manusia dan planet Bumi," ujar Ban Ki-moon.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.