Sukses

Pemilu Spanyol 23 Juli 2023 Ditantang Suhu Ekstrem dan Liburan Musim Panas

Pemilu Spanyol berlangsung pada 23 Juli 2023, saat kebanyakan warga sedang berlibur dan gelombang panas ekstrem diprediksi melanda negara itu.

Liputan6.com, Madrid - Pemilu Spanyol yang akan datang membuat Maripaz Perez, penduduk Kota Seville, senewen. Bukan soal persaingan antar kandidat, melainkan tanggal pemungutan suara.

"Bayangkan saja, siapa yang terpikir untuk mengadakan pemilu 23 Juli, hari Minggu, di tengah Musim Panas, ketika hampir semua orang berada di luar kota?" keluh Maripaz seperti dilansir Politico, Sabtu (8/7/2023).

"Bagaimana mereka bisa mengganggu musim liburan dan meminta orang antre di tengah panas terik hanya untuk menjalankan tugas sebagai warga negara?"

Sejak Perdana Menteri Pedro Sanchez membubarkan parlemen pada Mei karena tidak puas dengan hasil pemilu daerah, ada banyak spekulasi tentang pemilu Spanyol akan berlangsung di Musim Panas.

"Kami tidak pernah memberikan suara setelat ini di Musim Panas, ketika setidaknya 10 juta dari 37 juta pemilih Spanyol sedang berlibur," kata ilmuwan politik di Universitas Carlos III Madrid Pablo Simon.

"Tidak jelas berapa banyak pemilih yang akan jauh dari kota asal mereka, berapa banyak dari mereka yang bersedia kembali untuk memberikan suara, berapa banyak yang mau memberikan suara melalui surat... Ini adalah sebuah misteri."

Dengan warga Spanyol terpaksa menghentikan liburan mereka untuk memberikan suara dalam pemilu, Simon mengatakan bahwa peluang terjadinya kemacetan lalu lintas terbuka lebar. Lonjakan serupa dapat terjadi di kantor pos, di mana 3 juta pemilih diperkirakan akan memberikan suara lewat surat.

Meskipun layanan pos telah mempekerjakan 5.500 pekerja tambahan bulan ini, namun sejumlah lokasi diprediksi masih akan kewalahan.

Partai Populer yang berhaluan kanan-tengah, yang unggul dalam jajak pendapat selama musim kampanye, menganggap pemilihan waktu pelaksanaan pemilu sebagai manuver yang tidak adil oleh Sanchez. Pemimpin partai, Alberto Nunez-Feijoo menuduh Sanchez memaksa pemilih sayap kanan yang lebih makmur untuk memilih antara kotak suara atau liburan mereka.

"Apakah tujuannya untuk menekan partisipasi dan mempersulit warga untuk memilih?" tanya Nunez-Feijoo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tantangan Lain Pemilu Spanyol

Pemungutan suara di pertengahan musim panas juga dapat menimbulkan masalah di Tempat Pemungutan Suara (TPS), yang di Spanyol dijalankan oleh pemilih yang dipilih melalui sistem undian. Mereka yang terpilih dalam pengundian menghadapi hukuman penjara satu tahun jika menolak untuk tetap berada di pos mereka selama 12 jam saat pemungutan suara dibuka.

Namun, dengan ancaman yang membayangi mereka, di hampir setiap pemilihan Spanyol, beberapa TPS tetap dibuka terlambat karena warga yang ditugaskan untuk mengawasi tidak muncul. Dengan begitu banyak pemilih yang berlibur, skenario itu kemungkinan besar akan menjadi lebih umum di seluruh negeri.

Awal yang terlambat dapat menunda pengumuman hasil resmi, yang tidak dapat diteruskan sampai semua TPS ditutup.

Faktor lain yang bisa mempersulit proses pencoblosan adalah cuaca panas.

Musim Panas terakhir adalah yang terpanas yang pernah tercatat di Spanyol, di mana suhu pada Juli 2022 melonjak ke tingkat yang tidak terlihat sejak tahun 1961. Layanan Meteorologi Spanyol memperkirakan bahwa pelaksanaan pemilu kali ini pun akan bertepatan dengan gelombang panas ekstrem yang akan menghasilkan suhu rata-rata 33 derajat Celcius di Madrid dan bahkan lebih intens di sejumlah kota seperti Cordoba, di mana suhu ekstrem pada Juli lalu mencapai 44 derajat Celcius.

Lembaga survei memperkirakan sejumlah besar pemilih kali ini akan menuju ke TPS pagi-pagi sekali, sebelum suhu memuncak, atau di penghujung hari ketika keadaan mulai mendingin.

3 dari 3 halaman

Polarisasi Ekstrem di Spanyol

Mengingat waktu pelaksanaan pemilu yang tidak biasa, siapa yang muncul untuk memberikan suara dapat memainkan peran besar dalam menentukan hasilnya.

"Masalah dengan pemilihan ini adalah begitu banyak variabel yang dimainkan sehingga hasilnya sama sekali tidak dapat diprediksi," ungkap Simon.

Meskipun jajak pendapat awal menemukan pemilih sayap kanan menjadi yang paling termotivasi, keseimbangan telah bergeser dalam beberapa minggu terakhir, karena pemilih sayap kiri menjadi khawatir dengan prospek Partai Populer yang memerintah dengan dukungan Partai Vox.

Guru sekolah Alicia Arroyo mengatakan kemungkinan itu adalah faktor pendorong utama baginya.

"Saya benar-benar khawatir tentang koalisi sayap kanan," kata Arroyo. "Di manapun berada, semua orang Spanyol harus berpartisipasi… Terutama semua pemilih sayap kiri yang biasanya memilih diam di rumah."

Ketidakpastian tidak berakhir pada hari pemungutan suara. Jika Partai Populer tampil sebagai pemenang seperti yang diharapkan, mereka masih perlu menuntaskan kesepakatan dengan Vox dan memutuskan apakah akan menerima anggota partai sayap kanan ekstrem itu dalam eksekutif.

Seandainya Sanchez dan kaum kiri lainnya melebihi ekspektasi, negosiasi akan menjadi lebih kompleks, karena mereka hampir pasti membutuhkan dukungan dari kekuatan regional dan nasionalis.

Jika baik kiri maupun kanan tidak berhasil mengumpulkan dukungan yang cukup untuk merebut kekuasaan, Spanyol dapat menghadapi periode ketidakpastian yang lebih lama, di mana negara berada di tangan pemerintah sementara Sanchez dan para pemilih akan dipanggil kembali ke TPS pada awal tahun depan.

"Pemilu ini berlangsung pada saat polarisasi ekstrem di Spanyol dan itu tidak akan hilang setelah selesai," kata Simon. "Apapun bisa terjadi."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini