Sukses

Perampok Bank Nekat Banget Pakai Pisang Sebagai Pistol dan Alpukat Jadi Granat, Curi Uang Hingga Rp123 Juta

Ini lucu namun aneh bahwa pria-pria tersebut sebenarnya bisa mencuri dengan hanya menakut-nakuti menggunakan pisang dan alpukat sebagai senjata perampokan.

Liputan6.com, Dorset - Kedengarannya aneh dan biasanya adegan seperti ini hanya ada di film komedi, tetapi sejatinya ini kisah nyata dari Inggris. Benar adanya seorang pria nekat menggunakan sebuah pisang sebagai senjata untuk merampok 1.100 pound sterling atau setara dengan Rp20 juta dari bank. 

Mengutip dari Times of India, Minggu (21/5/2023), diketahui bahwa pencuri tersebut beraksi pada 25 Maret 2019. Ia kemudian diidentifikasi sebagai Laurence Vonderdell yang berusia 50 tahun saat itu.

Dirinya dilaporkan mengancam seorang teller wanita di cabang Barclays Bank di Dorset, Inggris, sambil mengarahkan pisang yang dibungkus dalam kantong plastik warna oranye - seolah-olah itu adalah pistol. "Ini perampokan, serahkan uang tunai," katanya.

Ini lucu namun aneh bahwa pria tersebut sebenarnya bisa mencuri dengan hanya menakut-nakuti teller menggunakan pisang yang dibungkus kantong plastik.

Vonderdell berhasil kabur menggondol uang kertas pecahan 20 pound sterling sebanyak 1.100 pound sterling atau sekitar Rp20 juta. Kendati demikian tak lama kemudian ia menyerahkan diri ke polisi.

Pada sidang di Bournemouth Inggris sekitar tiga bulan setelah penyerahan dirinya ke polisi, dia mengaku bersalah atas perampokan bank dan "memiliki senjata api tiruan, menurut Polisi Dorset.

Dalam sidang yang digelar pada 17 Juni 2019 itu, dia divonis hukuman penjara 14 bulan.

Dari penyelidikan lebih lanjut yang dilakukan oleh polisi, diketahui dirinya baru saja diusir dan membutuhkan tempat tinggal. Mungkin itulah sebabnya dia nekat me;akukan perampokan bank, tetapi merasa bersalah dan akhirnya mengakui kejahatannya. 

"Meskipun terdakwa menyerahkan diri tak lama setelah kejadian ini dan uangnya ditemukan kembali, ini masih merupakan insiden yang sangat menyusahkan bagi teller yang terlibat," kata Detektif Polisi Andy Hale kepada wartawan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kejadian Serupa, Tetapi Menggunakan Buah Alpukat

Namun, ini bukan pertama kalinya buah digunakan untuk melakukan perampokan. Mei 2019 lalu pernah juga ada kasus seorang pria Israel merampok dua bank di Bersyeba dengan alpukat yang dia klaim sebagai granat hidup.

Pelaku yang tidak disebutkan namanya, merupakan seorang penduduk berusia 47 tahun dari Desa Badui terdekat. Ia berhasil kabur dengan uang hasil curian hampir $8.300 (Rp123 juta) dari dua cabang Postal Bank, anak perusahaan Israel Postal Company.

Tersangka memasuki cabang di pusat perbelanjaan Big Beersheba dan menyerahkan catatan kepada teller yang meminta dia menyerahkan uang tunai di kasirnya.

Ketika teller terlihat ragu-ragu, tersangka membentak, "Cepat masukkan uang ke dalam tas atau saya akan melempar granat ini". Lima hari kemudian, pria tersebut masuk ke cabang lain di pusat perbelanjaan Oren Center dan membuat ancaman yang sama, dan menggondol uang tunai $3.300 (Rp49 juta).

Pada akhirnya diketahui bahwa "granat" itu sebenarnya adalah alpukat yang dicat hitam oleh pencuri tersebut.

Awalnya ia sulit diidentifikasi karena wajah tertutup kacamata hitam dan topi. Namun data ponsel pelaku akhirnya mengarahkan polisi ke tersangka, yang sebelumnya pernah menjalani hukuman perampokan.

 

3 dari 4 halaman

Niat Banget, Pencuri Sewa Seluruh Hotel Sebulan Demi Gali Terowongan untuk Curi Minyak

Berbicara mengenai pencurian aneh, salah satu pencuri ini diyakini telah lama mensurvei hotel sebelum mendekati pemiliknya dan membuatnya percaya bahwa mereka ingin mengambil alih bisnis tersebut.

Geng berisi delapan orang itu menyewa hotel dengan harga bulanan 4,5 juta won, sekitar Rp49 juta. Setelah dibayar mereka segera menutup gedung hotel dan mulai menggali di ruang bawah tanah gedung tersebut.

Rencana tersebut diyakini didalangi oleh mantan karyawan operator pipa milik negara Korea, Daehan Oil Pipeline Corporation, yang sebelumnya dipecat karena berusaha mencuri minyak dari pipa lain.

Mereka hanya bekerja dengan sekop dan beliung untuk menekan tingkat kebisingan, tetapi akhirnya bisa mencapai tujuan mereka.

Dalam waktu sekitar satu bulan, delapan penjahat itu berhasil menggali sekitar 10 meter, dan berada dalam jarak 30 cm dari pipa minyak sasaran.

Tapi saat mereka mulai bergembira akan keberhasilannya, hotel itu digerebek dan semua orang di dalamnya ditangkap. Bukannya untung, mereka malah 'buntung'. Sudah sewa hotel demi meraup untung besar dari jual minyak curian, namun tak jadi untung karena digerebek.

Baca selengkapnya di sini... 

4 dari 4 halaman

Pencurian Aneh 220 Sepatu Kets Hanya untuk Kaki Kanan, Tapi Kerugian Capai Rp192 Juta

Selain itu, ada juga pencuri asal Peru yang berhasil menjadi berita utama internasional setelah melakukan salah satu perampokan paling aneh dalam sejarah, tiga pencuri itu mengambil 220 sepatu kets dari berbagai merek, dan semuanya untuk kaki kanan.

Kejahatan itu terjadi pada 30 April, di sebuah toko perlengkapan olahraga di Huancayo, Peru tengah. Sekitar pukul 03.30 waktu setempat, tiga pria berhasil memotong gembok di bagian belakang toko dan mencuri tiga peti besar berisi kotak sepatu dari berbagai merek.

Apa yang tidak disadari oleh para pencuri adalah bahwa semua kotak sepatu yang mereka curi hanya berisi sepatu kets untuk kaki kanan, karena pemiliknya telah menyiapkan tiga peti untuk memajang alas kaki di pameran barang olahraga setempat.

Pihak berwenang menduga bahwa pencuri telah menyembunyikan hasil tangkapan mereka, karena tidak mungkin mereka dapat menjual sepatu kets di pasar gelap tanpa pasangannya. 

"Kami telah melakukan pemeriksaan di tempat kejadian, hal khusus tentang pencurian ini adalah hanya sepatu kaki kanan yang dicuri," kata Eduan Diaz, kepala wilayah kepolisian Junin, kepada America Noticias, menambahkan bahwa itu hanya masalah waktu sebelum pencuri diidentifikasi, karena mereka tertangkap kamera pengintai di daerah tersebut, dan telah meninggalkan jejak mereka di TKP.

Baca selengkapnya di sini... 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini