Sukses

Alkitab Ibrani Berusia 1.100 Tahun dengan Tulisan Tangan Terjual Rp 565 Miliar, Kini Dibawa ke Israel

Pelelangan Alkitab Ibrani (Codex Sassoon) menjadi sorotan di dunia lelang dalam beberapa bulan terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah Alkitab Ibrani (Hebrew Bible) laku dilelang sebesar US$38 juta (Rp 565 miliar). Kitab Yahudi bernama Codex Sassoon itu menjadi sorotan karena usianya yang mencapai 1.100 tahun. 

Codex Sassoon akan dibawa ke sebuah museum di Israel.

Dilaporkan VOA Indonesia, Sabtu (27/5/2023), rumah lelang Sotheby's mengatakan Codex Sassoon dibeli oleh mantan Duta Besar AS untuk Rumania, Alfred H. Moses, yang mewakili American Friends of ANU. Alkitab itu disumbangkan ke Museum Yahudi ANU di Tel Aviv dan akan bergabung dengan sejumlah koleksi di museum tersebut.

Sebelumnya, Codex Sassoon sudah pernah dibawa di beberapa negara, termasuk di Museum Yahudi ANU sebelum pelelangan. 

Pakar urusan Yahudi di Sotheby's, Sharon Liberman Mintz, mengatakan alkitab itu diberi label harga $38 juta, di mana harga tersebut sudah termasuk biaya untuk rumah lelang. Mintz menambahkan bahwa Alkitab itu "mencerminkan kekuatan, pengaruh, dan signifikansi dari Alkitab Ibrani, yang merupakan pilar kemanusiaan yang sangat diperlukan."

"Alkitab ditulis tangan di atas perkamen, semacam kertas dari kulit kambing oleh seorang juru tulis di atas 792 halaman. Perkamen adalah lapisan yang sangat mahal untuk menulis sesuatu. Itu adalah buku yang ditulis pada masa abad pertengahan sampai munculnya kertas," ujar Mintz.

"Setelah itu, segala sesuatu ditulis dan dicetak di atas kertas. Namun buku ini memerlukan lebih dari 100 kulit binatang. Jadi itu adalah barang yang sangat mewah yang hanya mampu dibeli oleh pelanggan terkaya."

Harga Alkitab tersebut merupakan salah satu harga tertinggi untuk sebuah naskah yang dijual di rumah lelang. Pada tahun 2021, salinan Konstitusi Amerika Serikat yang langka dijual seharga $43 juta. Codex Leicester karya Leonardo da Vinci terjual seharga $31 juta pada tahun 1994, atau sekitar $60 juta dalam nilai dolar saat ini.

Mintz mengatakan ia "sangat senang dengan hasil monumental hari ini dan bahwa Codex Sassoon akan segera kembali dan disimpan di Israel, dipajang untuk dilihat dunia."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemilik Sebelumnya

Sebelumnya, Sotheby's memprediksi bible kuno itu bisa terjual hingga US$50 juta (sekitar Rp 760 miliar). 

Codex Sassoon dianggap spesial karena usia kitab Yahudi ini sudah lebih dari 1.000 tahun.

Menurut keterangan situs Sotheby's, Senin (20/3/2023), Codex Sassoon merupakan salah satu Hebrew Bible (Alkitab dengan Bahasa Ibrani) yang paling pertama terkumpul secara lengkap.

Codex ini berisi lengkap seluruh 24 kitab dari Hebrew Bible, meski kehilangan 12 halaman. Taurat dan Zabur juga termasuk di Codex ini.

"24 kitab itu, dibagi menjadi tiga bagian, yang mengandung Skriptur Ibrani kanon: Torah, Nevi'im, dan Ketuvim. Umat Kristiani menghormati teks-teks tersebut sebagai Perjanjian Lama dan Islam mengajarkan bahwa Taurat dan Zabur adalah kitab yang diungkap secara ilahiah. Dapat diperdebatkan, Alkitab Ibrani ini merupakan buku paling berpengaruh di sejarah manusia dan landasan dari peradaban Barat," tulis pihak Sotheby's.

Codex ini berasal dari akhir abad ke-9 atau awal abad ke-10. Usianya satu abad lebih tua dari Codex Leningradensis yang konon ditulis di Kairo pada tahun 1008.

Codex ini juga memiliki keterangan dari Masoretes, seorang cendekiawan yang bekerja untuk memberikan catatan yang menstandarisasi text Alkitab Ibrani. Catatan tersebut memastikan penulisan dan pembacaan yang benar.

Nama Codex Sassoon berasal dari pemiliknya yang dulu, yakni David Solomon Sassoon (1880-1942) yang mengumpulkan manuskrip-manuskrip Ibrani di dunia.

 

US$1: Rp 14.891

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.