Sukses

Bisakah Gunung Biasa Tumbuh Melebihi Puncak Everest? Ini Jawabannya

Gunung tertinggi saat ini adalah Everest. Peneliti temukan jawaban, bagaimana gunung bertambah tinggi dan mungkinkah untuk melebihi Everest. Simak penjelasan berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta - Berjuta tahun yang lalu, sekitar 60 juta, lempeng Eurasia menabrak lempeng India dan melahirkan pegunungan baru.

Saat lempeng dengan kepadatan yang sama bertumbukan, batu-batu itu tidak ada pilihan lain selain naik menjulang.

Saat ini, Himalaya menampung gunung-gunung tertinggi di Bumi. 

Gunung Everest adalah yang tertinggi, menjulang 5,4 mil (8,8 kilometer) di atas permukaan laut. Setelah Everest, disusul K2 dengan tinggi 5,3 mil (8,6 km) di atas permukaan bumi.

Dapatkah pegunungan mencapai langit dengan lebih tinggi lagi?

Berapa tinggi maksimal yang bisa dicapai gunung di Bumi?

Melansir Live Science, Selasa (11/4/2023), menurut Gene Humphreys ahli geofisika di University of Oregon, secara teoritis, sebuah gunung bisa “sedikit lebih tinggi” dari Everest.

Namun, tidak akan mudah. Akan ada tantangan-tantangan yang harus diatasi banyak gunung ketika “tumbuh”.

Contohnya, tarikan gravitasi Bumi dapat menyebabkan setiap tumpukan batu yang bersatu menjadi gunung akan mulai membungkuk.

“Seperti segumpal adonan roti yang perlahan akan rata saat diletakkan di atas meja,” Humphreys menganalogikan.

Proses alami aktif lainnya seperti erosi, juga menjadi alasan mengapa gunung tidak tumbuh terlalu tinggi.

Ilmuwan bumi menyebut erosi gletser sebagai, “Gergaji glasial karena sangat efektif menghilangkan sisi pegunungan,” kata Humphreys.

Erosi gletser juga menciptakan sisi curam gunung yang rawan longsor, tambah sang ahli.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cara Agar Gunung Terus Bertambah Tinggi

Efek erosi dan gravitasi ini sangat mempengaruhi tinggi suatu gunung.

“Semakin besar gunung, semakin besar tekanan yang diciptakan oleh gravitasi dan semakin kuat kecenderungan untuk runtuh," kata Humphreys. 

Misalnya, Gunung Everest mungkin untuk ditinggikan lagi. Namun, menurut Humphreys, sisi selatan gunung tertinggi tersebut tampak tidak stabil dan mungkin dapat menyebabkan longsor.

Namun, ada loh cara agar gunung bisa tumbuh lebih tinggi dari Everest. Bahkan mungkin 1 mil (1,6 km) lebih tinggi, tetapi tentu hanya jika kondisinya tepat. 

Caranya adalah gunung harus terbentuk dari proses vulkanik, bukan dari tabrakan benua. Pegunungan vulkanik, seperti Kepulauan Hawaii, tumbuh saat meletus. 

Lava yang mengalir keluar dari gunung berapi berubah jadi batu sewaktu mendingin, lava itu kemudian menumpuk berlapis-lapis dan membuat gunung berapi semakin tinggi.

Agar gunung terus tumbuh, proses tersebut diperlukan untuk berulang secara terus-menerus, diperlukan sumber magma yang dapat terus dipompa, memungkinkannya meletus, mengalir menuruni sisi gunung, dan menjadi dingin.

3 dari 4 halaman

Gunung Tertinggi pun Punya Batasan

Proses vulkanik tersebut persis seperti bagaimana gunung tertinggi di tata surya, Olympus Mons Mars, terbentuk. 

Menjulang 16 mil (25 km), Olympus Mons sangat tinggi sehingga benar-benar menembus bagian atas atmosfer Planet Merah, kata Briony Horgan, seorang ilmuwan planet di Purdue University di Indiana.

Olympus Mons terbentuk di atas titik panas yang berulang kali meletus. Sama seperti Kepulauan Hawaii, lahar yang meletus itu akan mengalir ke sisi gunung dan mendingin menjadi lapisan batu baru.

“Jika memiliki titik panas yang sama dan lempengnya tidak bergerak, gunung berapi yang sangat besar dapat terbuat selama ratusan juta atau milyaran tahun aktivitas,” kata Horgan.

Namun, raksasa seperti Olympus Mons pun juga memiliki batas.

Menurut Horgan, jika gunung berapi tersebut masih aktif, kemungkinan besar pertumbuhannya mendekati batas akhir.

Hal itu terjadi karena tekanan yang diperlukan untuk terus memompa magma ke puncak tidak lagi cukup kuat. Ketinggian gunung dan tarikan gravitasi mempengaruhinya.

4 dari 4 halaman

3 Mitos Gunung Kerinci, Gunung Tertinggi di Pulau Sumatra

Gunung sering kali dikaitkan dengan hal-hal mistis. Salah satu gunung tertinggi di Indonesia yaitu Gunung Kerinci pun tak lepas dengan hal-hal tersebut.

Gunung Kerinci tengah menjadi sorotan setelah peristiwa nahas menimpa rombongan Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono. Diketahui helikopter yang digunakan jatuh di lereng Gunung Kerinci Minggu (19/2/2023).

Gunung Kerinci merupakan gunung tertinggi di Pulau Sumatra. Gunung Kerinci atau Gunung Gadang ini membentang di Provinsi Jambi dan masih aktif hingga saat ini.

Bagi para pecinta gunung dan pendakian, Gunung Kerinci dikenal memiliki pemandangan alam yang indah. Tak hanya pemandangan indah, Gunung Kerinci juga memiliki sederet mitos yang cukup menyeramkan.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut sederet mitos Gunung Kerinci yang populer.

1. Cindaku atau Manusia Harimau

Mitos Gunun Kerinci yang cukup populer adalah keberadaan cindaku atau manusia harimau. Mereka bukanlah manusia biasa, melainkan berwujud setengah manusia dan setengah harimau.

Legenda ini tak hanya populer di Jambi, tetapi juga sampai Malaysia. Asal-mula Cindaku berawal dari sosok bernama Tingkas.

Baca selengkapnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini