Sukses

Tragedi Saat Friday the 13th: Pembunuhan Sadis Kitty Genovese

Kematian Kitty Genovese terjadi setengah abad yang lalu pada saat Friday the 13th tahun 1964. Memunculkan istilah "bystander effect".

Liputan6.com, New York City - Kematian Kitty Genovese terjadi setengah abad yang lalu pada malam Friday the 13th tahun 1964. Wanita 28 tahun ini kehilangan nyawa usai diserang secara sadis pada tengah malam.

Mengapa kematian Kitty Genovese menjadi perhatian nasional? Pasalnya, ada laporan bahwa ada lebih dari 30 saksi yang mengetahui kejahatan tersebut, tetapi tidak lapor polisi. 

Hal itu memunculkan istilah Bystander Effect, ketika orang-orang malah tidak berdaya ketika melihat suatu insiden.

Menurut History.com, Jumat (13/1/2023), Catherine Susan Genovese lahir pada 7 Juli 1935 di Brooklyn. Di sekolah, Kitty terkenal sebagai seorang murid yang baik. 

Meski lahir di New York City, Catherine tinggal sendirian di kota tersebut. Keluarga wanita itu pindah ke Connecticut pada awal tahun 1950-an setelah ibunya menyaksikan pembunuhan.

Akan tetapi, Kitty memilih tetap berada di New York City untuk bekerja di sebuah bar. Lokasi kerjanya berada di Queens.

Kitty tinggal bersama kekasih perempuannya bernama Mary Ann Zielonko. 

Pada 13 Maret 1964 pukul 02.30 pagi, Kitty baru saja pulang kerja, namun ternyata diikuti oleh seseorang ke apartemennya. Awalnya ia ditusuk, namun si penusuk itu kabur karena ada tetangga di lantai atas yang sempat melihat.

Kitty yang terluka parah berusaha terus merangkak ke apartemennya. Nahas, pelaku kembali dan menusuk dirinya lagi, memperkosa lalu mencuri uangnya. 

Jasad Kitty ditemukan seorang tetangga.

Pada pukul 04.00 pagi, polisi mengetuk pintu apartemen Kitty dan menyampaikan kabar duka kepada kekasihnya. Sementara si penjahat berhasil melarikan diri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bystander Effect

Berita kematian Kitty muncul di koran The New York Times. Berfokus kepada orang-orang yang tidak memanggil polisi.

Judul beritanya adalah "37 Who Saw Murder Didn’t Call The Police."

Sontak saja hal itu memicu perhatian nasional. Fenomena itu lantas dinamakan Genovese Syndrome atau Bystander Effect.

Situs Psychology Today menjelaskan efek tersebut ketika individu enggan bertindak di situasi darurat, termasuk ketika ada bullying, atau serangan kejahatan lain. 

Ironisnya, semakin ramai orangnya, kemungkinan yang turun tangan semakin berkurang. 

Sementara, situs Verywell Mind menyebut kehadiran orang lain membuat individu merasa tidak perlu mengambil tindakan. Alasan lainnya adalah terkait situasi sosial. Ketika penonton tidak bereaksi, individu lantas ikut merasa bahwa responsnya juga tidak dibutuhkan.

Orang-orang juga semakin enggan melakukan intervensi apabila situasi dinilai ambigu. Kasus Kitty Genovese sempat dianggap sebagai pertikaian antar pasangan, sehingga saksi tidak mengambil tindakan lebih awal. 

Bagaimana untuk menyetop efek tersebut? Saran dari Verwell Mind adalah memahami tentang efek itu sendiri, sehingga paham kita enggan menolong karena terkena Bystander Effect, meski tetap harus waspada agar tidak membahayakan diri sendiri.

Sementara, jika kita dalam bahaya, mintalah bantuan kepada satu orang spesifik di tengah keramaian. Permintaan bantuan secara spesifik bisa mengurangi risiko tidak ditolong.

Laporan di The New York Times memang sudah dibantah karena ternyata ada sejumlah tetangga yang berusaha menolong Kitty, meski wanita itu tidak tertolong. 

Meski demikian, Bystander Effect masih menjadi bahasan yang relevan hingga kini.

3 dari 4 halaman

Siapa Pembunuhnya?

Awalnya, polisi kesulitan menemukan pembunuh Kitty. Polisi yang datang ke lokasi pun malah menginterogasi kekasih Kitty dengan cara yang tidak pantas. Yang disorot malah kehidupan seks wanita itu.

Mary Ann Zielonko malah turut dianggap tersangka, padahal Kitty diperkosa oleh laki-laki.

Salah satu petunjuk yang didapat polisi adalah tetangga melihat mobil sedan putih.

Beberapa hari setelah kematian Kitty, polisi mendapatkan telepon tentang kasus pencurian. Pelaku ternyata menggunakan sedan putih.

Nama pelaku itu adalah Winston Moseley. Ia ternyata sudah sering mencuri.

Polisi lantas menyimpulkan bahwa Moseley adalah pembunuh Kitty. Pada malam pembunuhan, ia memang sengaja mencari mangsa, tetapi ia tidak mengungkap motif apa yang membuatnya melakukan pembunuhan, meski anak dari Moseley berkata Kitty menyebut hal rasis.

Setelah ditangkap, Moseley mengaku pernah memperkosa wanita-wanita lain, serta membunuh dua orang lain: Annie Mae Johnson dan Barbara Kralik.

Ia diberikan hukuman mati pada 15 Juni 1964, namun menjadi hukuman seumur hidup pada tahun 1967. Pria itu meninggal pada tahun 2016 dalam usia 81 tahun.

4 dari 4 halaman

Inspirasi Terbentuknya Layanan 911

Meninggalnya Kitty merupakan salah satu inspirasi terciptanya sistem 911 di Amerika Serikat. Sistem ini menjadi alat nasional pada 1968, empat tahun setelah kematian Kitty.

Kini, 911 terkenal sebagai sistem yang sangat efektif di Amerika Serikat. Masyarakat bisa dengan mudah menghubungi pihak yang relevan apabila terjadi bencana, entah itu kasus kriminal, kebakaran, atau darurat medis.

Ada banyak kasus anak-anak yang bahkan menyelamatkan orang tuanya dengan sistem 911.

Sebagai contoh pada 2011, NBC News melaporkan seorang anak 4 tahun menyelamatkan ibunya dengan menelepon 911. Bocah itu menelepon 911 setelah ibunya pingsan.

Situs pendidikan anak di AS pun meminta orang tua agar mengajari anak-anak mereka untuk menelepon 911 jika ada situasi darurat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.