Sukses

Piala Dunia 2022 Diwarnai Protes Pendemo Iran Soal Mahsa Amini

Piala Dunia 2022 Para pengunjuk rasa melakukan demo di Stadion World Cup 2022, Qatar.

Liputan6.com, Doha - Suara dukungan terhadap Mahsa Amini turut bergema di stadion pertandingan World Cup 2022

Teriakan “Sebut namanya, Mahsa Amini,” bergema di antara pengunjuk rasa di luar Stadion Internasional Khalifa menjelang pertandingan pertama Iran di Piala Dunia 2022 melawan Inggris.

Dilansir Al Jazeera, Rabu (23/11/2022), sejumlah pria, wanita dan anak-anak terlihat pada hari Senin mengenakan kaos bertuliskan "Zan, Zindagi, Azadi" (wanita, kehidupan, kebebasan), nyanyian terkenal dari protes di Iran.

Protes telah terjadi di seluruh Iran sejak pertengahan September setelah kematian dalam tahanan Amini, seorang wanita berusia 22 tahun dari provinsi Kurdistan Iran. Amini ditangkap oleh polisi moralitas negara di ibu kota Teheran karena diduga tidak mematuhi aturan berpakaian wanita Iran.

Dalam beberapa hari terakhir, protes paling intens terjadi di provinsi mayoritas Kurdi barat laut, dengan video terus beredar dari beberapa kota, termasuk Mahabad, Bukan dan Piranshahr di Azerbaijan Barat dan Javanrud di Kermanshah.

"Orang-orang saya di Iran berada di bawah banyak tekanan dan dibunuh oleh rezim, jadi kami ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengangkat suara bagi mereka,” kata Mahmoud Izadi, salah satu penyelenggara protes, kepada Al Jazeera di ibu kota Qatar, Doha.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sampaikan Protes

Protes dimulai dengan tepuk tangan dan teriakan "Iran" tetapi segera berubah menjadi politis ketika massa mulai melambai-lambaikan spanduk dengan gambar Amini di atasnya.

Berpakaian serba hitam untuk menyampaikan protesnya, Izadi mengatakan para demonstran ingin dunia memperhatikan situasi di Iran dan menggunakan Piala Dunia sebagai platform karena suara mereka dihancurkan di negara asal mereka.

Begitu para pengunjuk rasa itu terdiam, sekelompok pria berseragam sepak bola Iran mulai berteriak mendukung tim.

“Orang-orang yang menari dan bersorak untuk Iran telah dikirim ke sini oleh rezim untuk melukiskan gambaran yang berbeda,” kata Izadi, menambahkan bahwa dia tidak di sana untuk mendukung tim “karena mereka tidak mendukung rakyat kami”.

3 dari 4 halaman

Tak Ada Lagi Pilihan

Hasti, seorang Amerika yang merupakan kelahiran Iran yang datang ke sini untuk menonton pertandingan Iran, mengatakan menurutnya turnamen olahraga bukanlah tempat terbaik untuk mendaftarkan protes, tetapi tidak banyak pilihan yang tersisa bagi rakyat negaranya.

"Kami akan menggunakan platform apa pun yang bisa kami dapatkan untuk mengangkat masalah ini dan ini mungkin tidak membantu orang-orang di Iran secara langsung tetapi ini akan membantu menunjukkan kepada dunia apa yang terjadi di sana."

4 dari 4 halaman

Dukungan untuk Iran

Abi Shams, yang mengenakan kaus hijau bertuliskan "Bantu bebaskan Iran," telah terbang dari AS dan mengatakan pilihan pakaiannya ditujukan untuk menarik perhatian.

"Apa yang kami miliki di Iran adalah kediktatoran dan kami, para pengunjuk rasa, adalah suara rakyat Iran," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.