Sukses

Australia Luncurkan Situs Web Solusi Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

Sebuah situs web pendukung untuk pengusaha dan pekerja baru-baru ini diluncurkan guna mencegah dan memerangi pelecehan seksual di tempat kerja.

Liputan6.com, Canberra - Sebuah situs web pendukung untuk pengusaha dan pekerja baru-baru ini diluncurkan, guna mencegah dan memerangi pelecehan seksual di tempat kerja.

Situs web ini menawarkan serangkaian sumber daya yang komprehensif, seperti panduan praktik yang baik, materi pelatihan, alat penilaian tempat kerja, video, dan panduan.

Sebagai inisiatif dari Komisi Hak Asasi Manusia Australia dan Dewan Respect @Work, situs web tersebut akan memandu pengusaha untuk memenuhi kewajiban mereka menyediakan lingkungan yang aman bagi pekerja.

Lewat akses yang lebih baik ke perlindungan dan dukungan, kata Komisioner Diskriminasi Seks Nasional Kate Jenkins, dikutip dari Xinhua, Kamis (3/11/2022).

"Situs web itu memberikan peningkatan yang sangat dibutuhkan dalam sumber daya dan dukungan yang diberikan kepada pekerja dan pengusaha di seluruh Australia. Ini adalah alat vital yang akan membantu pekerja dan pelaku bisnis dari semua ukuran memahami, mengidentifikasi, mencegah, dan menanggapi pelecehan seksual," kata Jenkins

Data Safe Work Australia pada Januari 2022 menunjukkan satu dari tiga orang mengalami pelecehan seksual di tempat kerja dalam lima tahun terakhir.

"Banyak pengusaha telah memberikan tanggapan yang mendukung ketika pelecehan terjadi, tetapi itu tidak cukup. Semua pelaku usaha juga memiliki tanggung jawab untuk secara aktif mencegah pelecehan terjadi sejak awal, dan situs web ini akan mendukung tindakan tersebut," tambah Jenkins.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hukum Anti-Bullying Sukses: Pelecehan Tempat Kerja Berkurang di Korea Selatan

Adanya produk hukum untuk mencegah bullying terbukti memberikan hasil positif di Korea Selatan. Berdasarkan polling terbaru, insiden bullying di tempat kerja berkurang sejak 2019.

Dilansir Yonhap, polling dari Embrain Public menunjukkan ada 29,6 persen yang merasakan bullying di tempat kerja pada 2022. Angka itu menurun dari polling tahun 2019 yang memberikan hasil 44,5 persen.

Survei itu melibatkan 1.000 orang pegawai.

Tak hanya bullying, makin banyak orang yang menyebut tindakan semena-mena bos di tempat kerja (disebut "gapjil" di Korea) dirasakan telah berkurang. Pada 2019, hanya ada 31,9 persen yang merasakan fenomena gapjil berkurang, kini ada 60,4 persen yang merasa demiian.

Polling itu dilaksanakan oleh oleh Gapjil 119, sebuah grup sipil di Korea Selatan yang berdedikasi untuk menyetop tindakan abusif yang dilakukan orang-orang yang berkuasa. Polling ini digelar bertepatan dengan tiga tahun hukum anti-bullying di tempat kerja.

3 dari 4 halaman

Kesadaran Masyarakat

Pada revisi UU Standar Tenaga Kerja pada 16 Juli 2019, pihak kantor harus segera mengadakan pemeriksaan apabila ada laporan pelecehan.

Pihak kantor juga dapat terkena hukuman penjara maksimal tiga tahun dan denda hingga 30 juta won (Rp 339 juta) apabila korban atau pihak yang melaporkan justru malah diberikan retaliasi atau diskriminasi.

Kesadaran masyarakat Korea Selatan tentang hukum anti-bullying juga bertambah. Pada 2019, hanya 33,4 persen masyarakat yang mengetahui ada UU tersebut, kini sudah ada 71,9 persen.

Angka kenaikan pegawai yang masih mengalami bullying parah dilaporkan naik sedikit dari 38,2 persen menjadi 39,5 persen.

4 dari 4 halaman

Pelecehan di Transportasi Umum di Ibu Kota

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria melakukan peninjauan operasional angkutan kota usai maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di transportasi umum. Riza mendatangi halte terintegrasi Tebet, Jakarta Selatan pada Rabu (13/7/2022).

"Hari ini saya datang ke halte integrasi Tebet untuk melihat kondisi angkot dan juga nanti akan naik angkot untuk memastikan bahwa tranportasi publik di Jakarta itu bersih rapi aman dan terjangkau," kata Wagub DKI Riza. 

Riza juga mencoba menaiki angkot berwarna biru yang berangkat dari halte integrasi Tebet menuju Kuningan. Riza menaiki angkot yang sama dengan beberapa orang penumpang wanita yang mayoritas ibu-ibu.

Sembari meninjau dan memastikan kondisi angkot, Riza juga mensosialisasikan POS SAPA kepada ibu-ibu yang dibentuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk mencegah pelecehan dan kekerasan seksual.

Riza mengimbau agar korban berani melapor kepada petugas apabila mengalami pelecehan seksual di tranportasi umum. Dia juga mengajak penumpang wanita dan anak untuk berhati-hati saat naik kendaraan umum.

"Viral pelecehan seksual (diangkot) tahu? Jadi dikasih tahu semua sama teman-teman, sama kaum perempuan, sama anak-anak perempuan supaya berhati-hati ya. Kalau ada kejadian seperti itu harus berani melaporkan. Banyak kasusnya tidak berani melaporkan. Mungkin karena malu atau yang lain, tapi laporkan segera," jelas Riza.

Riza menyatakan di Jakarta pihaknya telah menyiapkan sebanyak 19 POS SAPA. Keberadaan POS ini tersebar dibeberapa titik halte hingga stasiun moda transportasi umum.

Riza menyebut terjadi peningkatan kasus pelecehan seksual di Jakarta sepanjang 2022. Peningkatannya bahkan disebut Riza signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.

"Jadi harus segera kita atasi bersama-sama. Pemprov DKI dengan semua pihak ya, dengan Polda Metro Jaya, Dishub, Satpol PP," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.