Sukses

Waspada! Ini 16 Fakta Flu Tomat yang Serang Anak di India

Setelah COVID-19 dan cacar monyet, kini muncul infeksi virus flu tomat pada anak-anak. Berikut ini 16 fakta terkait flu tomat, dilansir dari sejumlah sumber, Rabu (24/8/2022):

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan anak di India dilaporkan menderita penyakit baru bernama flu tomat.

Berikut ini 16 fakta terkait flu tomat, dilansir dari sejumlah sumber,  Rabu (24/8/2022):

1. Menyebar Melalui Kontak Fisik

Flu tomat merupakan infeksi virus baru yang menyebar melalui kontak fisik dengan orang-orang yang sudah terinfeksi.

“Penyakit ini menyebar dari orang ke orang seperti halnya flu biasa, melalui kontak dengan sekresi pasien seperti tinja dan saat mengganti popok di fasilitas penitipan anak,” kata Dr. Rajeev Jayadevan, mengutip Hindustan Times.

2. Pertama Kali Ditemukan di India

Penyakit flu tomat, virus tomato flu pertama kali diidentifikasi di India pada 6 Mei 2022. Tepatnya ditemukan di Kerala dan Odisha.

3. Sudah 80 Lebih Kasus

Mengutip dari Deseret News, sejauh ini, The Lancet Respiratory Medicine melaporkan bahwa ada lebih dari 80 anak di bawah lima tahun terinfeksi flu tomat ini.

4. Muncul Ruam hingga Bisul

Munculnya ruam-ruam di tangan, kaki, dan bokong serta timbulnya bisul di mulut merupakan salah satu gejala dari infeksi baru ini.

5. Tak Bahaya, Tapi Menular

Para peneliti mengatakan bahwa penyakit flu tomat ini tidak membahayakan nyawa, tetapi sangat menular karena merupakan varian dari penyakit yang ada di mulut, kaki, dan tangan —tetapi ini belum dikonfirmasi lebih lanjut.

Para peneliti hingga saat ini masih mencoba untuk mengidentifikasi apa penyebab pasti dari munculnya virus ini di Kerala dan Odisha.

6. Asal Mula Disebut Flu Tomat

Penyakit ini dinamakan flu tomat karena salah satu gejalanya adalah memunculkan benjolan-benjolan merah kecil di seluruh tubuh dan secara bertahap akan membesar hingga seukuran tomat.

7. Mirip Benjolan pada Cacar 

Benjolan ini juga menyerupai benjolan yang disebabkan oleh penyakit monkeypox atau cacar monyet.  

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

8. Muncul di Mulut, Tangan dan Kaki

"Penyakit ini gejala umumnya terjadi di mulut, tangan, dan kaki karena disebabkan oleh enterovirus yang berbeda ditambah juga gejala demam tinggi. Gejala spesifiknya seperti apa, bisa bervariasi sesuai dengan jenis virus, kelompok usia, dan status kekebalan pasien penderita. Tetapi, secara umum, ini tidak akan mengancam dan menyebabkan kematian," ujar Dr. Dhiren Gupta, Konsultan Senior di RS Sir Gangaram.

9. Gejala Mirip COVID-19, Chikungunya hingga Demam Berdarah

Gejala flu tomat dilaporkan mirip dengan gejala Covid-19, chikungunya, dan demam berdarah. Dua di antaranya—chikungunya dan demam berdarah—merupakan penyakit yang dibawa nyamuk dan umum terjadi selama musim hujan di India.

Benjolan dan kemerahan di mulut dan di sekitar kulit, iritasi kulit, nyeri tubuh, demam tinggi, muntah-muntah, nyeri sendi, dan batuk merupakan gejala-gejala yang akan muncul saat Anda terinfeksi flu tomat.

Dalam beberapa kasus, mengutip The New York Post, anggota badan penderita juga akan ikut berubah warna karena terinfeksi virus ini.

3 dari 4 halaman

10. Belum Ada Obat Khusus

Sama halnya dengan COVID-19, flu tomat memiliki tingkat penularan yang tinggi dan bisa menular kapan saja melalui kontak fisik yang dilakukan. Karena flu tomat ini belum memiliki obat khusus untuk menyembuhkannya, yang bisa kita lakukan adalah mewaspadai dan mencegah penularannya.

11. Dari Virus Usus, Jarang Terjadi Pada Orang Dewasa

Flu tomat ini sebenarnya disebabkan oleh virus usus dan jarang terjadi pada orang dewasa karena orang dewasa memiliki kekebalan yang lebih kuat daripada anak-anak.

12. Sebaiknya Isolasi Diri

Meskipun belum ada obat pasti untuk melawan flu ini, pasien yang teridentifikasi dan memiliki gejala-gejala serupa harus diisolasi selama 5-7 hari sejak timbulnya gejala.

13. Perawatan Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Perawatan yang dibutuhkan ialah untuk menghilangkan gejala ruam-ruam dan benjolan yang muncul di kulit dan meningkatkan kekebalan tubuh dengan istirahat yang cukup.

Mencuci tangan, melakukan tindakan-tindakan dasar kebersihan, dan menjaga tubuh kita tetap fit merupakan salah satu cara preventif pencegahan flu tomat ini.

14. Jarang Terjadi Komplikasi

Menurut Dr Rajeev, sangat jarang terjadi komplikasi karenaa flu tomat ini. Jadi, penderitanya tidak perlu khawatir berlebihan.

15. Coba Hindari Kontak dengan Pasien hingga Jaga Kebersihan

Untuk pencegahan lebih dini, anak-anak juga harus dididik tentang penyakit ini dan diminta untuk menjaga dirinya untuk tidak menyentuh atau memiliki kontak berlebihan dengan anak-anak lain yang bergejala. Anak-anak juga harus didorong untuk selalu menjaga kebersihannya sejak dini.

4 dari 4 halaman

16. Bisa Sembuh Sendiri Tanpa Obat Khusus

Mengutip dari firstpost, menurut Dr. Ekta Gupta, professor virologi di Institute of Liver and Biliary Sciences, saat ini, penyebaran flu tomat tidak cepat dan ini bukanlah infeksi yang baru. Ia juga menjelaskan bahwa penyakit ini nantinya akan sembuh sendiri secara spontan tanpa harus ada pengobatan khusus.

“Ada begitu banyak infeksi virus yang terjadi pada anak-anak sejalan dengan dalam lima tahun terakhir memang semakin banyak infeksi virus. Dalam waktu yang sama juga, laboratorium virologi meningkatkan pengujian terhadap infeksi virus. Pandemi yang terjadi juga telah meningkatkan kewaspadaan pada setiap negara atas infeksi-infeksi baru yang masuk,” tambah Dr. Ekta.

Saat ini, setiap negara telah menerima nasihat dari pusat kesehatan untuk fokus pada penanganan pencegahan flu tomat dan bagi siapa saja yang diduga terinfeksi virus ini harus tetap diisolasi selama lima hingga tujuh hari setelah timbulnya gejala infeksi virus flu tomat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.