Sukses

Ukraina Kirim Ratusan Jasad Tentara Rusia Pakai Kereta, Pesan untuk Moskow?

Jasad-jasad tentara Rusia yang tewas di Ukraina dibawa ke lapangan dekat rel kereta di luar ibu kota Kiev dan dikumpulkan bersama ratusan mayat lain dalam gerbong kereta berpendingin.

Liputan6.com, Kiev - Jasad-jasad tentara Rusia yang tewas di Ukraina dibawa ke lapangan dekat rel kereta di luar ibu kota Kiev dan dikumpulkan bersama ratusan jasad lain dalam gerbong kereta berpendingin, sambil menunggu waktu untuk dipulangkan ke keluarga mereka.

"Sebagian besar dari mereka dibawa dari wilayah Kiev, sebagian dari wilayah Chernihiv dan beberapa dari wilayah lain," kata Volodymyr Lyamzin, kepala penghubung sipil-militer, kepada Reuters sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (15/5/2022).

Sejumlah petugas berpakaian pelindung putih terlihat mengangkat kantong-kantong jasad ke dalam gerbong.

Dia mengatakan gerbong-gerbong berpendingin yang ditempatkan di seluruh Ukraina juga digunakan untuk tujuan serupa.

Meskipun belum ada perkiraan yang tepat tentang banyaknya korban dari pihak Rusia, suasana yang direkam oleh Reuters memberikan gambaran pahit tentang "harga yang harus dibayar" Presiden Vladimir Putin sejak dia memerintahkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari.

Sehari sebelumnya, militer Ukraina merilis foto-foto udara tentang sisa-sisa kendaraan lapis baja Rusia yang terbakar dan terbengkalai setelah tertangkap saat berusaha menyeberangi sebuah sungai di wilayah Donbas, medan pertempuran utama.

Reuters tidak dapat memverifikasi laporan Ukraina itu, tapi kementerian pertahanan Inggris mengatakan sebuah jembatan ponton dan sebagian batalion lapis baja telah dihancurkan di Sungai Siverskyi Donets, saat pasukan Rusia berusaha menerobos pertahanan di kawasan lain di Donbas.

"Kami telah memasuki fase perang baru yang panjang," kata Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov dalam unggahan di Facebook. Dia memperkirakan "pekan-pekan yang sangat berat" ketika Ukraina akan sendirian melawan "agresor yang murka".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Meraih Kemenangan Tercepat

Tentara Ukraina telah meraih kemenangan teritorial tercepat sejak memaksa pasukan Rusia pergi meninggalkan Kiev lebih dari sebulan lalu. Mereka juga berhasil mengusir musuh dari kota terbesar kedua, Kharkiv.

Kota yang sempat dihujani bom Rusia secara terus menerus itu sudah tenang selama sekitar dua pekan. Jurnalis Reuters memastikan Ukraina telah mengendalikan wilayah hingga Sungai Siverskyi Donets, sekitar 40 km ke arah timur.

Namun, pasukan Rusia masih membombardir beberapa kawasan terdekat, termasuk Dergachi, sekitar 10 km arah utara dari Kharkiv.

"Saya tak bisa menyebutkan hal lain kecuali aksi terorisme," kata Wali Kota Dergachi Vyacheslav Zadorenko setelah rudal-rudal menghantam sebuah gedung yang digunakan untuk distribusi bantuan.

Rusia, yang membantah mengincar warga sipil, mengatakan pasukannya telah menggempur sebuah depot senjata, menembak jatuh sebuah pesawat Su-27 Ukraina di Kharkiv dan melumpuhkan kilang minyak Kremenchuk di Ukraina tengah.

 

3 dari 3 halaman

Menteri AS Desak Gencatan Senjata di Ukraina

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mendesak mitranya dari Rusia pada hari Jumat untuk mempertimbangkan gencatan senjata di Ukraina selama diskusi pertama antara kedua pemimpin sejak invasi Rusia dimulai hampir tiga bulan lalu, kata Pentagon.

Austin tidak terhubung dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu sejak 18 Februari - enam hari sebelum Rusia memulai serangannya terhadap Ukraina - meskipun ada upaya berulang kali oleh para pejabat AS untuk melakukannya, kata seorang pejabat senior pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim di bawah aturan dasar yang ditetapkan oleh Pentagon.

Kedua pria itu berbicara selama sekitar satu jam, dan pejabat itu mencirikan percakapan mereka sebagai "profesional," tetapi menolak untuk merinci apa yang dikatakan.

"Bukan karena kurangnya upaya, kami tidak dapat membangun komunikasi," kata pejabat itu sebagaimana dikutip dari the Washington Post, Sabtu (14/5/2022).

"Kami telah secara konsisten meminta percakapan ini, dan Menteri Shoigu menerima telepon minggu ini. Tapi apa yang memotivasi mereka untuk mengubah pikiran mereka dan terbuka untuk itu, saya tidak berpikir kita tahu pasti."

Diskusi itu terjadi ketika Rusia telah memperluas kehadiran militernya di Ukraina - terutama di wilayah timur negara itu - setelah sebelumnya gagal merebut ibu kota Kyiv dan menarik ribuan pasukan.

Rusia sekarang memiliki sekitar 105 kelompok taktis batalyon di Ukraina, Pentagon mengatakan Jumat, naik sedikit dari hitungan Departemen Pertahanan pekan lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.