Sukses

Israel Sebut Penembakan di Tel Aviv sebagai Aksi Teror, Palestina Terancam?

PM Israel Naftali Bennett mengatakan pasukan keamanan akan memiliki "kebebasan penuh" untuk bertindak setelah serangan di Tel Aviv menewaskan 3 warga Israel.

Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan pasukan keamanan akan memiliki "kebebasan penuh" untuk bertindak setelah serangan di Tel Aviv menewaskan tiga warga Israel.

Dua orang tewas ketika seorang warga Palestina menembaki sebuah bar di salah satu jalan tersibuk di kota itu pada Kamis malam. Korban ketiga meninggal pada hari Jumat.

Penyerang menghindari perburuan besar selama berjam-jam, sebelum ditembak mati dalam baku tembak di dekat Jaffa.

Israel telah diguncang oleh gelombang serangan yang telah menewaskan 14 orang.

Yang terbaru, Raad Hazem, 28, dari Jenin di Tepi Barat yang diduduki, menembak orang-orang di bar Ilka di Dizengoff Street, jalan raya utama yang penuh dengan restoran dan bar di jantung Kota Tel Aviv, sebelum melarikan diri.

Lebih dari 1.000 anggota polisi Israel, pasukan khusus tentara dan dinas intelijen Shin Bet mengalir ke pusat kota untuk mencoba menemukannya, ketika polisi memperingatkan penduduk untuk tinggal di dalam rumah.

Hazem ditemukan bersembunyi di dekat sebuah masjid di pelabuhan Jaffa, sekitar empat mil (6 km) jauhnya, dan tewas dalam baku tembak dengan agen kontra-terorisme dan keamanan.

Berbicara di Tel Aviv pada Jumat pagi, Perdana Menteri Bennett mengatakan pasukan keamanan akan memiliki kendali bebas untuk menghadapi ancaman.

"Tidak ada dan tidak akan ada batasan untuk perang ini. Kami memberikan kebebasan penuh untuk bertindak kepada tentara, Shin Bet [badan intelijen domestik] dan semua pasukan keamanan untuk mengalahkan teror," kata Bennett dikutip dari BBC, Sabtu (9/4/2022).

"Setiap pembunuh tahu kita akan menemukan mereka, setiap orang yang membantu teroris harus tahu bahwa mereka akan membayar mahal."

Shin Bet mengatakan Hazem telah memasuki Israel secara ilegal dan tidak memiliki hubungan yang diketahui dengan organisasi militan.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk "pembunuhan warga sipil Israel", memperingatkan bahwa "pembunuhan warga sipil Palestina dan Israel hanya menyebabkan memburuknya situasi lebih lanjut", kata kantor berita resmi Wafa Palestina.

Namun, kelompok Palestina Hamas, yang mengendalikan Jalur Gaza, dan Jihad Islam Palestina, memuji serangan itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rentetan Serangan Mematikan di Israel

Pasukan keamanan Israel sudah dalam keadaan siaga tinggi setelah serentetan serangan mematikan dalam beberapa hari terakhir.

Pada akhir bulan lalu, lima orang ditembak mati oleh seorang pria bersenjata Palestina di pinggiran kota Yahudi ultra-Ortodoks tel Aviv.

Beberapa hari sebelumnya, enam orang tewas dalam dua serangan oleh tiga orang Arab Israel di kota utara Hadera dan kota selatan Beersheba. Semua pelaku ditembak mati.

Ini menandai periode serangan paling mematikan di Israel sejak 2006, dengan kekhawatiran insiden lebih lanjut menjelang konvergensi langka minggu depan dari festival Muslim Ramadhan, festival Paskah Yahudi dan festival Paskah Kristen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.