Sukses

Rekor, Pertama Kali Kasus Harian COVID-19 Prancis Tembus 100.000

Prancis mencatat kasus harian terbesar sejak pandemi Virus Corona COVID-19 jenis itu melanda negara tersebut pada Januari 2020.

Liputan6.com, Paris - Rekor, Prancis mencatat lebih dari 100.000 kasus COVID-19 baru dalam satu hari. Angka ini merupakan jumlah terbesar sejak pandemi Virus Corona jenis itu melanda negara tersebut pada Januari 2020.

Mengutip VOA Indonesia, Senin (27/12/2021), tingkat rawat inap akibat Virus Corona COVID-19 di Prancis juga dilaporkan meningkat dua kali lipat dalam satu bulan terakhir ini.

Sementara itu, lebih dari 1.000 orang di Prancis meninggal karena COVID-19 dalam seminggu terakhir. Jumlah kematian secara keseluruhan akibat infeksi Virus Corona COVID-19 di Prancis kini menjadi lebih dari 122.000 orang.

Pemerintah Prancis akan melangsungkan pertemuan darurat pada Senin 27 Desember untuk membahas langkah selanjutnya. Beberapa ilmuwan telah mendesak pemerintah Prancis untuk menangguhkan sekolah pasca liburan atau memberlakukan kembali jam malam.

Sejauh ini pemerintah masih memusatkan perhatian pada upaya vaksinasi.

Sebelumnya, Presiden Emmanuel Macron telah mengingatkan warga untuk waspada saat merayakan Natal dan menikmati libur panjang.

"Bahkan jika Anda sudah divaksinasi sekali pun, ada baiknya melakukan tes sebelum bertemu dengan anggota keluarga Anda, terutama jika mereka berusia lebih tua," ujar Macron.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengetatan Pembatasan Protokol COVID-19

Sementara itu, sejumlah negara di Benua Eropa juga terpantau tengah melakukan pengetatan pembatasan pembatasan protokol COVID-19. Hal itu bahkan ada yang berujung pada aksi protes.

Berikut ini rinciannya:

Belgia Berlakukan Langkah Pengetatan Baru, Ribuan Seniman Protes

Pemerintah Belgia mulai Minggu 26 Desember memberlakukan langkah-langkah baru yang memerintahkan tempat-tempat budaya seperti bioskop dan gedung konser untuk tutup. Ribuan seniman dan penyelenggara acara berdemonstrasi di Brussels menentang keputusan itu.

Mereka membawa papan dan poster bertuliskan "Show Must Go On" atau "No Culture No Future." Mereka menuduh pemerintah Belgia menetapkan standar ganda karena mengijinkan pasar Natal, restoran dan bar tetap buka; tetapi menutup tempat-tempat budaya.

Belanda Tetapkan Kebijakan Lebih Tegas

Sementara di Belanda, pemerintah Belanda telah menetapkan kebijakan lebih dulu dibanding kebanyakan negara Eropa, dengan menutup semua toko, restoran dan bar, memperpanjang libur sekolah dan memberlakukan lockdown terbatas.

Inggris Siap Berlakukan Kebijakan Baru Pasca Natal

Di Inggris, di mana varian Omicron mendominasi perebakan Virus Corona COVID-19, kebijakan pemerintah bersifat sukarela dan lebih ringan dibanding negara-negara lain di benua itu. Tetapi pemerintah konservatif mengatakan mereka dapat saja memberlakukan pembatasan baru setelah Natal.

Inggris pada Jumat 24 Desember lalu mencatat jumlah kasus harian tertinggi yaitu 122.186 kasus, tetapi belum melaporkan kasus baru pada hari Natal 25 Desember kemarin.

Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara juga mulai memberlakukan pembatasan baru pada Minggu 26 Desember, terutama soal jumlah orang yang dapat melakukan pertemuan. Industri restoran, pub dan klub malam menyebut langkah ini sebagai tindakan yang menghancurkan perekonomian.

3 dari 3 halaman

Infografis Omicron Menyebar dari Afrika Selatan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.